Dalam sebuah hadis, Nabi sangat jelas mengecam orang yang berbuat radikal (melampaui batas). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ» قَالَهَا ثَلَاثًا
Dari ‘Abdullah berkata, Rasulullah bersabda: “Celaka bagi orang-orang muttanatthi’ûn.” Rasulullah mengatakan kalimat tersebut tiga kali. (HR. Muslim)[1]
Imam an-Nawawi menyebutkan muttanatthi’ûn sebagai orang yang memiliki sikap tanaththu’, yaitu orang yang berlebih-lebihan, melampaui batasan yang telah ditentukan, baik dalam ucapan maupun perbuatan.[2]
Cukup sudah kalimat celaka bagi orang-orang yang berlaku radikal. Karena hal ini tidak sesuai dengan norma-norma kemanusiaan dan syariat Islam. Permasalahan ini banyak membawa kerugian, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam hadis lain juga dikatakan orang yang radikal tidak akan mendapatkan syafaat Nabi pada hari perhitungan kelak. Sebagaimana hadis di bawah:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي لَنْ تَنَالَهُمَا شَفَاعَتِي: إِمَامٌ ظَلُومٌ، وَكُلُّ غَالٍ مَارِقٍ
Dari Abî Umamah berkata, Rasulullah bersabda: “Dua golongan dari umatku yang tidak mendapatkan syafaatku, yaitu pemimpin yang dzalim, setiap orang yang ghuluw, keluar dari jalan kebenaran.” (HR. at-Thabrani)[3]
Apakah tidak cukup kecaman nash hadis yang diutarakan oleh Nabi Muhammad SAW bagi orang-orang yang berbuat radikal, agar berhenti melakukan hal tersebut? Karena dengan tidak mendapatkan syafaat Rasulullah, mana mungkin seseorang dapat masuk ke dalam surganya Allah!.
Baca juga: Pengertian Radikal dalam Agama Islam
Tonton juga: HUBUNGAN SANTRI DENGAN SUMPAH PEMUDA | Duta damai santi jawa timur
[1] Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim (Beirut: Dâr Ihya at-Turats al’-Arabi, th.), IV/2055.
[2] Abu Zakariya an-Nawawi, Al-Minhâj Syarh Shahih Muslim bin al-Hajjaj (Beirut: Dâr Ihyâ at-Turats al’Ârabi, 1392), XVI/220.
(هلك المتنطعون) أي المتعمقون الغالون المجاوزون الحدود في أقوالهم وأفعالهم
[3] Sulaiman at-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabîr (Riyadh: Maktabah al-Muluk Fahd al-Wathaniyyah, 2008), 201.
Kecaman Nabi Muhammad bagi Orang yang Bertindak Radikal
Kecaman Nabi Muhammad bagi Orang yang Bertindak Radikal