Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Damai Pedia · 16 Mei 2024 16:10 WIB ·

Kasubdit Perlindungan WNI dan Kepentingan Nasional Ungkap 4 Ciri Radikal-Terorisme Menurut Undang-Undang Indonesia


 Kolonel Sus Solihuddin Nasution, Kasubdit Perlindungan WNI dan Kepentingan Nasional Perbesar

Kolonel Sus Solihuddin Nasution, Kasubdit Perlindungan WNI dan Kepentingan Nasional

Santrikeren.id– Kolonel Sus Solihuddin Nasution, Kasubdit Perlindungan WNI dan Kepentingan Nasional BNPT RI mengatakan terdapat 4 ciri radikal terorisme menurut Undang-Undang di negara Indonesia.

“Cirinya ada 4 versi Undang undang Indonesia. Pertama, berhasrat ingin menggantikan pancasila. Kedua, negara Indonesia digantikan dengan negara Khilafah. Ketiga, memiliki pemikiran yang intoleran dan tidak menerima perbedaan. Keempat, menghalalkan segala cara untuk kepentingan politiknya,” katanya.

Pernyataan itu disampaikan saat membuka Workshop Siswa bertema “Pelajar Cerdas, Cinta Damai” sebagai rangkaian dari Sekolah Damai yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI gandeng Duta Damai Santri Jatim di Aula Sekolah MA Al-Amiriyyah Blokagung, Banyuwangi, Kamis 16 Mei 2024.

Dihadapan siswa dan santri, dirinya mengingatkan  kalangan generasi muda terutama perempuan agar memiliki pemahaman dan kesadaran kritis terhadap media sosial. Sebab, menurutnya, banyak generasi muda terpapar paham radikal-terorisme karena  tergoda apa yang disajikan di medsos.

“Hati hati dengan konten dalam bentuk apapun di media sosial. Kalau ada hal hal yang tidak sesuai apa yang ada di medsos tolong tabayun ( mengklarifikasi) kepada orang tua, ustad, atau orang yang lebih tahu dari kita,” ungkapnya.

Karenanya, BNPT melalui program sekolah damai diharapkan generasi muda di lingkungan sekolah tidak ada yang terpapar paham Radikalisme yang mengarah kepada terorisme, kekerasan baik kekerasan verbal maupun non verbal dan juga bullying.

“Penanggulangan terorisme BNPT ini dilakukan bersama seluruh unsur masyarakat termasuk unsur kementerian, termasuk santri di dalamnya. Makanya di negara Indonesia kita mengajak  dengan pendekatan Pentahelik yaitu menggandeng kementrian antar lembaga, akademisi, media massa, dunia usaha dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Ia juga mengajak kepada generasi muda agar bersama-sama menangkal paham radikal-terorisme dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga, teman dan tempat dimana ia tinggal seperti pesantren.

“Makanya ajak keluarga, teman dekat di pesantren untuk menangkal paham radikal-terorisme ini. Jangan lihat teroris itu dari penampilannya. Bukan karena cingkrang, memakai cadar, dan lain sebagainya tetapi radikal teroris ini dari segi pemikirannya,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Annuqayah Studi Lapangan ke Rumah Sakit Jiwa, Dekan: Merawat Orang Lain Perbuatan Mulia

23 November 2024 - 10:03 WIB

Santriwati Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Raih 3 Kejuaraan Lomba di Event Pamekasan Bilingual Course

6 November 2024 - 12:42 WIB

Meriahkan Harlah Pesantren dan Hari Santri 2024, Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Gemakan Sholawat Bareng Nyai Nur Laila

4 November 2024 - 21:53 WIB

Usung Tema Nyambhung Sokma, Haul Akbar Masyayikh Annuqayah Diikuti Ribuan Alumni dan Masyarakat

3 November 2024 - 17:39 WIB

Jelang Pilkada 2024, Ribuan Warga NU Doakan Keselamatan dan Kedamaian Sumenep

31 Oktober 2024 - 21:12 WIB

Wisuda Perdana Universitas Annuqayah Sumenep Madura Kukuhkan 760 Sarjana dan Magister

30 Oktober 2024 - 21:22 WIB

Trending di Damai Pedia