Santrikeren.id-Kabar duka menyelimuti warga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di seluruh tanah air. Pasalnya, salah satu kiai intelektual dan juga salah satu pendiri organiasasi mahasiswa PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) telah tutup usia, Rabu (20/12/2023).
Kabar duka dibenarkan oleh pihak keluarga yakni Rofiqul Umam Ahmad dalam keterangan tertulisnya media sosial dan What App.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun. Telah berpulang ke Rahmatullah, K.H. NURIL HUDA bin K.H. MOHAMMAD SHOIB (salah seorang Muassis/Pendiri PMII) pada Rabu, 20 Desember 2023, pukul 06.35 WIB di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur,” TIMES Indonesia, Rabu (20/12/2023).
Menurut keterangannya, almarhum KH. Nuril Huda akan disemayamkan pada hari ini, Rabu (20/12/2023) mulai sekitar pukul 10.00 – 15.30 WIB di Rumah Duka, Perumahan Kemang Pratama, Cluster Kemang Pratama Regency, Jl. Pirus, Blok F-25, Pekayon, Kota Bekasi.
“Selanjutnya almarhum akan diberangkatkan sekitar pukul 16.00 WIB menuju Jawa Timur dan akan dimakamkan di Komplek Ponpes Darul Ulum, Medali, Kec. Sugio, Kab. Lamongan, Jawa Timur,” terangnya.
Pihak keluarga juga memohonkan maaf kepada para pihak yang mengenal KH. Nuril Huda semasa hidup. Pihaknya keluarga juga memohon doa agar almarhum diterima disisi Allah SWT.
“Kami menyampaikan permohonan maaf apabila ada kesalahan dan dosa Almarhum,” ucap Gus Rofiqul Umam.
Selayang Perjuangan KH. Nuril Huda Sang Intelektual PMII
Nuril Huda Suady HA merupakan muassis atau pendiri organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia. Tepat pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya, KH Nuril Huda bersama 12 tokoh Nahdlatul Ulama (NU) mendirikan organisasi PMII sebagai sayap organisasi mahasiswa NU.
13 orang yang menjadi pendiri PMII bermusyawarah selama dua hari sebelumnya di kota Pahlawan tersebut. Kiai Nuril Huda Suady HA adalah salah satu dari tim 13 pendiri, yang juga termasuk Cholid Mawardi, Said Budairy, M Sobich Ubaid, M Makmun Syukri BA, Hilman, H Ismail Makky, Munsif Nahrawi, Laily Mansur, Abd Wahad Jailani, Hisbullah Huda, M Cholid Narbuko, dan Ahmad Husain.
Pada pertemuan di Surabaya, diputuskan untuk menggunakan nama ‘Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia’. Penetapan nama oleh 13 orang sponsor pendiri PMII tersebut merupakan hasil dari keputusan konferensi besar Ikatan Pelajar NU (IPNU) yang berlangsung pada 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta.
Konferensi tersebut menetapkan pentingnya keberadaan wadah khusus bagi mahasiswa NU yang berdiri secara independen dari struktur IPNU-IPPNU.