Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Damai Pedia · 26 Okt 2023 19:51 WIB ·

Jarang Diungkap Sejarawan, Begini Kata Dr. Ach Muhibbin saat Paparkan Fakta Keilmuan Hadits Kiai Hasyim Asy’ari


 Jarang Diungkap Sejarawan, Begini Kata Dr. Ach Muhibbin saat Paparkan Fakta Keilmuan Hadits Kiai Hasyim Asy’ari Perbesar

Santrikeren.id — Dalam rangka memperingati Resolusi Jihad dan Hari Santri Nasional, Pesantren Tebuireng menggelar seminar nasional mengenang 78 tahun Resolusi Jihad dengan tema “Otoritas Religius KH. Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai Faktor Kunci Suksesi Fatwa dan Resolusi Jihad”.

Acara ini yang berlangsung pada hari Sabtu (21/10/23) di gedung Yusuf Hasyim Tebuireng, yang dihadiri oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz, Dr. H. Abdul Latif, penulis buku “Resolusi Jihad Perjuangan Ulama dan Menegakkan Agama hingga Negara”, Dr. Ach. Muhibbin, penulis buku Pemikiran KH. M Hasyim Asy’ari tentang Ahl as-Sunnah wa al-Jamaah.

Pada kesempatan itu, Dr. Muhibbin mengungkap bahwa ada sebuah fakta yang jarang diungkap oleh pegiat sejarah mengenai Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari karena minimnya referensi.

“Fakta tersebut adalah tentang keilmuan hadis beliau, memang beliau dikenal sebagai ulama yang alim dan yang paling terkenal sebagai ahli hadis, tetapi fakta ini jarang diketahui orang yaitu KH. Muhammad Hasyim Asy’ari pernah menjadi penasihat lajnah ahli-ahli hadis yang di Indonesia pada rentang waktu 1938-1940,” ungkapnya di hadapan ratusan santri Tebuireng.

Anggota yang ikut dalam lajnah tersebut diantaranya adalah KH. Ali Ma’sum (Yogyakarta) sebagai ketua, KH. Imam Ghazali (Surakarta) sebagai wakil ketua, KH. Munawar Kholil (Semarang) sebagai sekretaris dan Ahmad Hassan (Bangil) sebagai anggota.

Adapun alasan Hadratussyaikh menjadi penasihat lajnah ahli-ahli hadis ialah untuk meresolusi potensi perpecahan umat akibat semakin meruncingnya perbedaan perbedaan pandangan keagamaan antara sayap pesantren dan kelompok puritan.

Menurut Dr. Muhibbin, referensi dari fakta ini sangat minim beliau hanya menemukan di Hery Mohammad, tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh Abad 20, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), 125, Moenawar Khalil, “Riwayat Hidup Pengarang”, pada Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Jilid 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), 597-598.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Santriwati Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Raih 3 Kejuaraan Lomba di Event Pamekasan Bilingual Course

6 November 2024 - 12:42 WIB

Meriahkan Harlah Pesantren dan Hari Santri 2024, Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Gemakan Sholawat Bareng Nyai Nur Laila

4 November 2024 - 21:53 WIB

Usung Tema Nyambhung Sokma, Haul Akbar Masyayikh Annuqayah Diikuti Ribuan Alumni dan Masyarakat

3 November 2024 - 17:39 WIB

Jelang Pilkada 2024, Ribuan Warga NU Doakan Keselamatan dan Kedamaian Sumenep

31 Oktober 2024 - 21:12 WIB

Wisuda Perdana Universitas Annuqayah Sumenep Madura Kukuhkan 760 Sarjana dan Magister

30 Oktober 2024 - 21:22 WIB

Majelis Kiai Muda Sumenep Madura Gelar Doa Bersama Untuk Kemenangan Khofifah-Emil di Pilgub 2024

29 Oktober 2024 - 19:21 WIB

Trending di Damai Pedia