Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 20 Sep 2024 21:00 WIB ·

Istilah Bullying di Dunia Pesantren


 Istilah Bullying di Dunia Pesantren Perbesar

Oleh: Citra Sukma Ningsih

Pesantren merupakan rangkaian kata yang terdiri dari pondok dan pesantren. Kata pondok (kamar, gubuk, rumah kecil) yang dipakai dalam bahasa Indonesia dengan menekankan kesederhanaan bangunannya.

Pesantren sebuah lembaga pendidikan yang memiliki akar kuat (indigenous) pada masyarakat muslim indonesia, dalam perjalanannya mampu menjaga dan mempertahankan keberlangsungan dirinya (survival system) serta memiliki model pendidikan multi aspek. Santri tidak hanya dididik menjadi seseorang yang mengerti ilmu agama tetapi juga menjadi tempaan kepemimpinan yang alami, kemandirian, kesederhanaan, ketekunan, kebersamaan, kesetaraan dan sikap positif lainnya.

Pesantren sejak awal pertumbuhannya berfungsi menyiapkan santri  mendalami dan menguasai ilmu agama islam yang diharapkan menjadi pewaris ulama dan turut mencerdaskan masyarakat Indonesia dan berdakwah menyebarkan agama islam serta menjadi benteng pertahanan umat dalam berakhlaqul karimah.

Selain menjadi sumber ilmu agama, pesantren juga mengajarkan ilmu sosial, yakni pesantren merupakan miniatur kehidupan bermasyarakat kelak. Santri yang berada di naungan pesantren diajarkan untuk hidup secara kekeluargaan, mengeratkan sebuah perbedaan untuk dijadikan kekuatan agar terjalin sebuah hubungan yang harmonis.

Istilah bullying berasal dari bahasan inggris “bully” yang berarti pengganggu atau seseorang yang mengganggu yang lemah. Sedangkan, dalam bahasa indonesia diartikan sebagai pelecehan, pengusiran, pemalakan, dan intimidasi. Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara sadar atau sengaja yang melibatkan ketidakseimbangan antara kekuasaan dan kekuatan. Ini bisa dalam bentuk menendang, memukul, mengancam, menggoda, menghina, atau mengirim cacatan atau email berulang kali.

Bullying merupakan ketidak seimbangan kekuatan fisik atau mental. Pelaku intimmidasi dipandang lebih kuat dari korban, disengaja, dan menyebabkan kerugian fisik dan atau tekanan psikologis pada korban. Bullying bisa bersifat pribadi, tatap muka atau verbal, intimidasi , penyebaran rumor atau pengucilan sosial. Bullying adalah keinginan untuk menyakiti orang lain, yang diwujudkan secara langsung oleh individu atau sekelompok orang dan dilakukan dnegan intensitas yang lebih besar, tidak bertanggung jawab, pergulangan, dan perasaan yang lebih bahagia.

Tindakan bullying di pesantren terjadi karena beberapa faktor diantaranya jauh dari pengawasan orang tua, santri yang berasal dari berbagai wilayah dengan budaya dan adat yang tidak sama. Sehingga para santri yang tidak mempunya kemampuan sosialisasi yang baik akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan lingkungan yang baru.

Selain itu banyaknya aturan-aturan yang ditetapkan di pesantren dianggap kaku dan kurang efektif mengatur perilaku negatif para santri. Meski aturan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan santri, namun hal ini malah dianggap sebagai pengekangan.

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Santri Sebagai Pilar Perdamaian di Dunia Perpolitikan

21 November 2024 - 09:10 WIB

Bahaya Politik dan Pertumpahan Darah, Bagaimana Solusinya?

19 November 2024 - 11:42 WIB

macam-macam darah wanita

Peran Santri dalam Membangun Generasi Emas Indonesia

17 November 2024 - 12:42 WIB

Dari Keraguan ke Keyakinan: Menemukan 7 Rahasia Kekuatan Pribadi dalam Diri

16 November 2024 - 10:11 WIB

Menakar Efektivitas Pemberdayaan Sistem Koperasi dalam Program “Solusi Nelayan”

11 November 2024 - 14:43 WIB

Strategi dan Cara Menemukan Perubahan Positif dalam Diri

11 November 2024 - 14:23 WIB

Trending di Suara Santri