Penulis: Faizal Amin
Satu bulan telah kita laksanakan ibadah puasa, tiba saatnya pada hari kemenangan, yaitu “Idul Fitri”. Semoga seluruh rangkaian ibadah yang telah kita laksanakan bersama dapat diterima oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda;
مَنْ أَحْيَا لَيْلَتَيِ الْعِيدَ أَحْيَا اللهَ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبَ
“Barangsiapa yang menghidupkan dua malam Hari Raya (Idul Fitri maupun adha), maka Allah akan menghidupkan hati kita disaat hati seseorang dalam keadaan mati (karena tidak ibadah).”
Para ulama salaf menganjurkan minimal ada dua ibadah yang disunahkan untuk kita kerjakan, sebagai bentuk bahwa kita menghidupkan malam-malam Idul Fitri;
Pertama, yaitu sholat isya dan subuh secara berjamaah
Kedua, melantunkan takbir di mana pun kita berada. Baik di jalan, di masjid, di dapur dan semacamnya, kecuali saat berada di kamar mandi. Sedangkan kesunahan takbir sendiri dalam Idul Fitri dimulai dari terbenamnya matahari sampai melaksanakan sholat Idul Fitri.
Beberapa Anjuran yang Dapat Dilakukan Muslimin
Adapun disaat hari raya idul Fitri para ulama mengelompokkan, minimal ada lima anjuran yang patut kaum muslimin lakukan:
Pertama, mandi dan bersih-bersih sebelum berangkat sholat Idul Fitri. Baik bagi laki-laki maupun perempuan dan baik bagi yang ikut serta melaksanakan sholat idul Fitri maupun tidak. Bersih-bersih yang dimaksud ialah seperti mandi, potong kuku dan semacamnya.
Kedua, makan sebelum berangkat sholat Idul Fitri.
Berbeda dengan sholat Idul Adha yang dimakruhkan makan sebelum selesai sholat, mengingat fakir miskin masih menunggu daging kurban untuk dimakan. Akan tetapi dalam Idul Fitri, beras dan zakat sudah dibagikan. Itu kenapa dalam hari raya Idul Fitri memakan sesuatu sebelum sholat dianjurkan meskipun sekedar minum saja dan lebih utama makan tiga butir kurma.
Ketiga, memakai pakaian yang bagus dan rapi lebih-lebih yang berwarna putih. Sebagai dalam hadis Nabi Saw,
اِلْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمْ اَلْبَيَاضَ فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ
“Pakailah pakaian kalian yang berwarna putih. Karena sesungguhnya pakaian putih termasuk pakaian terbaik bagi kalian.” (HR. al-Tirmidzi)
Tidak harus baru yang penting rapi dan dianggap baju paling bagus. Sebagai dikatakan:
لَيْسَ الْعِيدَ لِمَنْ لَبْسُ الْجَدِيدِ * إِنَّمَا الْعِيدَ لِمَنْ طَاعَاتَهُ تَزِيدُ
لَيْسَ الْعِيدَ لِمَنْ تَجَمَّلُ بِاللِّبَاسِ وَالرُّكُوبِ * إِنَّمَا الْعِيدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوبَ
Hari raya itu bukanlah bagi seseorang mengenakan baju baru. Hari raya adalah saat ketaatan seseorang bertambah maju.
Hari raya bukanlah saat seseorang bagus-bagusan dalam pakaian dan kendaraan. Hari raya adalah saat seseorang diampuni kesalahan-kesalahan
Keempat, menggunakan rute yang lebih jauh disaat berangkat dan menggunakan rute yang lebih dekat disaat kita pulang dari sholat Idul Fitri. Hal ini dianjurkan agar menambah pahala perjalanan yang kita lakukan untuk sholat ide.
Sedangkan yang kelima, saling bermaaf-maafan dan mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri.” Wallahualam
Baca juga: Pro Kontra Memblokir Situb Web yang Berbahaya
Follow instagram Duta Damai Santri Jawa Timur
Sumber: Hasyiah al-Bajuri (juz 1, hlm 224-227)