Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 27 Sep 2024 07:24 WIB ·

Indonesia Darurat Intoleransi


 Indonesia Darurat Intoleransi Perbesar

Oleh: Abdul Warits

Intoleransi adalah sikap tidak bisa menerima perbedaan dan mengabaikan nilai-nilai toleransi. Seseorang yang bersikap intoleran akan kesulitan menghargai dan menghormati keyakinan, pendapat, atau kebiasaan orang lain yang berbeda dengan dirinya.

Intoleransi dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti Rasisme, Seksisme, Diskriminasi agama, Pembatasan, Pengecualian, Pemilihan berdasarkan suku/etnis, ras, warna kulit, usia, status sosial ekonomi, kebangsaaan, jenis kelamin, dan/atau kemampuan intelektual, mental, sensorik, serta fisik.

Intoleransi dapat memiliki dampak negatif pada masyarakat, seperti: Mengganggu harmoni sosial, Memicu konflik, Menghambat perkembangan masyarakat yang beragam.

Beberapa faktor yang memengaruhi intoleransi di Indonesia antara lain:

1. Agama

Isu intoleransi agama sering muncul di Indonesia, terutama antara mayoritas Muslim dan minoritas agama lain seperti Kristen, Hindu, Buddha, serta aliran-aliran kepercayaan lokal. Beberapa kasus seperti penutupan rumah ibadah, diskriminasi dalam pekerjaan, hingga konflik antar-komunitas berbasis agama masih kerap terjadi.

2. Suku dan Ras

Indonesia memiliki ratusan suku dan etnis dengan keragaman budaya yang sangat besar. Namun, konflik etnis juga pernah terjadi, seperti konflik di Ambon, Poso, dan Papua. Stereotip negatif dan diskriminasi terhadap kelompok tertentu, seperti keturunan Tionghoa, masih sering muncul dalam kehidupan sosial.

3. Politik Identitas

Dalam beberapa tahun terakhir, politik identitas yang memanfaatkan isu agama dan etnis untuk memenangkan dukungan politik semakin terlihat, terutama dalam kampanye pemilu. Ini memperdalam perpecahan sosial dan memperburuk polarisasi masyarakat.

4. Media Sosial

Media sosial memainkan peran signifikan dalam menyebarkan ujaran kebencian dan memicu intoleransi. Hoaks dan misinformasi yang berkaitan dengan agama, etnis, dan politik dapat menyebar dengan cepat dan memicu ketegangan di masyarakat.

5. Radikalisme

Kelompok-kelompok ekstremis, baik berbasis agama maupun ideologi lain, juga menjadi faktor yang memperparah intoleransi di Indonesia. Radikalisasi sering kali terjadi melalui doktrin agama yang salah tafsir dan diperkuat oleh situasi sosial ekonomi yang sulit.

Hasil penelitian SETARA Institute, memperlihatkan bahwa intoleransi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Ini terjadi bukan karena akibat dari individu saja, melainkan dari berbagai aspek yang meliputi.

Aspek pertama, karena produk hukum yang melanggengkan intoleransi terus bertahan. SETARA Institute mencatat, dari tahun ke tahun sebanyak 72 produk hukum daerah terkategori intoleran yang membatasi kebebasan beragama/kepercayaan kelompok minoritas (2000-2017). Sepanjang produk hukum tersebut belum dicabut, maka pelanggaran HAM dan pelanggaran hak konstitusional terus berlangsung (violation by rule).

Aspek kedua, meningkatnya fanatisme dalam beragama. Menguatnya fanatisme keagamaan yang mewujud di ruang publik dengan radikal akan melahirkan perilaku intoleran. Sebagai sebuah akibat sikap intoleran, maka secara sendirinya intoleransi ini berdampak pada kedamaian kehidupan bangsa.

Aspek ketiga, karena pembiaran dan mendapat dukungan. Sudah terlalu banyak pembakaran dan penyegelan sepihak tempat ibadah keagamaan. Atas nama legalitas, kelompok ini sering memberi garis kuning dengan maksud melarang kebebasan beragama/berkeyakinan umat agama dan manusia lain.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Simak Program BNPT dalam Menanggulangi Terorisme dan Radikalisme di Indonesia

28 September 2024 - 06:10 WIB

Bullying: Sebuah Tinjauan Sosial dan Dampaknya

28 September 2024 - 05:58 WIB

Terorisme di Indonesia: Ancaman, Dampak, dan Upaya Penanggulangannya

28 September 2024 - 05:41 WIB

Kurikulum Pesantren dan Bagaimana Mendeteksi Radikalisme

27 September 2024 - 07:58 WIB

Simak Cara Menangani Isu Radikalisme di Pesantren

27 September 2024 - 07:40 WIB

Tradisi Perayaan Maulid Nabi Tidak Boleh Bertentangan dengan Syariat, Ini Perspektif Kiai Hasyim Asy’ari

23 September 2024 - 13:07 WIB

Trending di Kontra Narasi