Menu

Mode Gelap
Sikap Toleransi Beragama bagi Seorang Muslim Pada Hari Raya Natal Mengenal Mahatma Gandhi, Tokoh Perdamaian idola Gusdur Gus Dur Pemimpin yang Membawa Perubahan di Indonesia Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital

Kontra Narasi · 24 Des 2024 07:08 WIB ·

Haul Gus Dur ke-15: Pesantren Tebuireng Tegaskan Peran Strategis dalam Pendidikan dan Sosial


 Gambar : Chanel YouTube Tebuireng Officia Perbesar

Gambar : Chanel YouTube Tebuireng Officia

Haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-15 di Pesantren Tebuireng menjadi momentum berharga untuk mengenang nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan yang diwariskan oleh Gus Dur. Rangkaian acara berlangsung dengan meriah, mulai dari Bahtsul Masail, bedah majalah, hingga seni Ishari. Bahtsul Masail yang digelar pada 19-20 Desember 2024 menjadi sorotan utama dengan mengangkat dua tema besar: bullying dan stunting.

Acara yang diikuti oleh 47 delegasi dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat ini dihadiri sekitar 90 peserta yang berkomitmen menggali solusi atas dua permasalahan tersebut berdasarkan kitab ulama klasik (turats). KH Achmad Roziqi, Mudir Ma’had Aly Hasyim As’ary, memaparkan bahwa bullying dihukumi haram jika menyebabkan korban merasa tersakiti, baik secara verbal, fisik, maupun sosial. Menormalisasi bullying, misalnya dengan membiarkan perilaku tersebut tanpa tindakan pencegahan, juga dianggap bertentangan dengan prinsip Islam.

Pesantren memiliki kewajiban moral untuk melindungi santri dari perundungan serta memberikan pendidikan yang ramah dan mendukung kesehatan mental mereka. Jika perundungan mengakibatkan kematian, tanggung jawab syariat sepenuhnya berada pada pelaku, sementara pesantren diwajibkan untuk mematuhi hukum positif yang berlaku.

Dalam pembahasan tentang stunting, peserta Bahtsul Masail menyoroti pernikahan dini. Meskipun syariat Islam menganggap pernikahan dini sah, hal ini bukan faktor utama penyebab stunting. Oleh karena itu, calon pasangan suami istri disarankan untuk memperhatikan kesehatan anak, mengikuti program pemerintah, dan mengedepankan maslahat dalam membangun rumah tangga.

KH Musta’in Syafi’i, Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng, menyatakan bahwa hasil Bahtsul Masail ini dapat dijadikan bahan rekomendasi kepada pemerintah untuk kebijakan yang lebih komprehensif. “Tugas pesantren adalah memberikan masukan kepada pemerintah agar peraturan yang dibuat lebih definitif dan maslahat,” ungkapnya.

KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), dalam konferensi pers, menegaskan bahwa rangkaian kegiatan Haul Gus Dur ini bertujuan mengenang kiprah Gus Dur sebagai tokoh pemersatu bangsa. “Pesantren Tebuireng ingin agar masyarakat meneladani Gus Dur dalam menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan,” ujar beliau.

Haul Gus Dur ke-15 ini mengingatkan bahwa pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan sosial melalui pendekatan keislaman yang solutif. Gus Kikin berharap agar momentum ini menjadi refleksi bagi pesantren-pesantren lainnya untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang lebih harmonis

Artikel ini telah dibaca 12 kali

Baca Lainnya

Cara 5 Pesantren Di Jawa Timur Atasi Radikalisme dan Terorisme

8 Januari 2025 - 13:41 WIB

5 Cara Menyadarkan Mantan Teroris Melalui Pendekatan Psikologi dan Mental

6 Januari 2025 - 13:33 WIB

5 Cara Kreatif Menangkal Radikalisme dan Terorisme dari Nilai-Nilai Pesantren

6 Januari 2025 - 13:10 WIB

5 Cara Membuat Tulisan Kontra-Narasi Radikalisme dan Terorisme

6 Januari 2025 - 12:55 WIB

5 Cara Tirakat untuk Menjauhkan Diri dari Radikalisme dan Terorisme

4 Januari 2025 - 20:47 WIB

Liburan Akhir Tahun sebagai Cara Menangkal Sikap Radikalisme dan Terorisme

4 Januari 2025 - 20:28 WIB

Trending di Damai Pedia