Oleh: Saiful
Guru dalam pendidikan Islam memiliki peran kunci sebagai pembimbing dan pelindung nilai-nilai keagamaan. Tugas mereka melampaui sekadar mengajarkan ilmu pengetahuan; mereka juga bertanggung jawab untuk menanamkan akhlak yang baik dan membentuk karakter siswa sesuai dengan ajaran Islam. Dalam proses pembelajaran, guru berusaha menggunakan metode yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga memberikan contoh yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pendekatan yang menyeluruh, guru Islam membimbing siswa untuk menjadi individu yang beriman, berbudi pekerti, dan mampu memberikan kontribusi positif dalam masyarakat. Karena itu, guru harus menjadi teladan yang menunjukkan nilai-nilai Islam melalui perkataan dan tindakan mereka, sehingga siswa dapat belajar menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan nyata.
Buku “Potret Guru Agama: Pandangan tentang Toleransi dan Isu-Isu Kehidupan Keagamaan” adalah sebuah lukisan hidup yang menggambarkan peran guru agama sebagai penenun benang-benang toleransi dalam kain keberagaman Indonesia. Di setiap lembarnya, pembaca diajak menyusuri jejak-jejak pengalaman para guru agama yang dengan sabar merangkai ajaran ilahi menjadi pelita bagi umat. Buku ini adalah cermin dari pergulatan batin para pendidik yang berusaha menyeimbangkan antara keyakinan pribadi dan realitas sosial yang kadang bertentangan.
Buku ini hadir dalam rangka melihat sejauh mana pendidikan agama Islam di lingkungan sekolah mampu memperkuat nilai-nlai kebagsaan dan relasinya dengan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan agama Islam di Indonesia, lebih-lebih sekolah negeri, sepatutnya tidak sekadar membentuk manusia Indonesia yang bisa menumbuhkembangkan nilai-nilai agama semata, melainkan membentuk warga negara yang beradab dan berperikemanusiaan (Hal. 1).
Dalam kontestasi ideologi Islami dan sekulur, pendidikan agama Islam sebagai bagian dari suatu sistem pendidikan nasional seharusnya menumbuhkan keislaman sekaligus juga menguatkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 (Hal. 2). Salah satu bagian penting dari buku ini adalah eksplorasi pandangan para guru agama mengenai toleransi antarumat beragama. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam pemahaman dan praktik toleransi di kalangan guru agama, tergantung pada latar belakang agama dan pengalaman pribadi mereka.
Beberapa guru agama menekankan pentingnya dialog antaragama dan hidup berdampingan secara harmonis, sementara yang lain lebih cenderung mempertahankan ajaran eksklusif yang mengutamakan kebenaran tunggal dalam agama mereka sendiri. Didin Syarifuddin, dkk. mampu menyoroti tantangan yang dihadapi oleh guru agama dalam mengajarkan toleransi di tengah konteks sosial yang kadang kala tidak mendukung.
Lebih jauh, buku yang ditulis Didin Syarifuddin, dkk. menarik dilihat pada bagian isu kehidupan keagamaan yang relevan di Indonesia, seperti hubungan antara agama dan negara, peran agama dalam politik, dan dinamika internal dalam komunitas keagamaan. Guru agama, sebagai aktor utama dalam pendidikan keagamaan, memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana isu-isu ini dipahami oleh generasi muda. Penulis juga menguraikan bagaimana guru agama menyikapi isu-isu tersebut dan bagaimana pandangan mereka dapat mempengaruhi sikap murid-murid mereka terhadap isu-isu keagamaan dan politik. Temuan tenyang adanya perbedaan sikap antara guru agama yang mengajar di daerah perkotaan dan pedesaan, yang mencerminkan dinamika sosial yang berbeda.
Sekali lagi, guru dalam ruang pendidikan, terutama pendidikan Islam sudah seharusnya memiliki pemahaman yang mendalam dan luas tentang kajian keagamaan dan toleransi. Hal ini semata-mata untuk menjadikan peserta didik sebagai tunas yang tumbuh dengan pandangan perdamaian dan mampu menciptakan agama Islam yang rahmatan lil alamin.
Identitas Buku
Judul buku : Potret Guru Agama: Pandangan tentang Toleransi dan Isu-Isu Kehidupan Keagamaan
Penulis : Didin Syarifuddin, dkk.
Penerbit : Kencana, Jakarta
Cetakan : Pertama, 2018
ISBN : 978-602-422-632-9