Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 17 Nov 2022 07:00 WIB ·

Gerakan Islam Berkemajuan


 Gerakan Islam Berkemajuan Perbesar

Muhammadiyyah menggelorakan Islam berkemajuan. Di mana Islam menjadi agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk membangun peradaban yang utama dan menjadi rahmat bagi semesta, inilah yang disebut “Islam Berkemajuan” (Din al- Hadlarah). Nabi Muhammad bersama kaum Muslimin selama 23 tahun telah menjadikan Yasrib yang pedesaan menjadi Madinah al-Munawwarah, kota peradaban yang cerah dan mencerahkan. Setelah itu selama sekitar lima sampai enam abad, Islam menjadi peradaban yang maju di pentas dunia.

Islam mengajarkan manusia untuk “Iqra” (QS. Al-‘Alaq: 1-5), menjadi pelaku perubahan dan berwawasan ke depan (QS. Ar-Ra’du: 11 dan Al-Hasyr: 18). Islam yang mengajarkan tangan di atas (yad al-‘ula) dan bukan di bawah (yad al-sufla).

Islam membentuk manusia Muslim sebagai atau pelaku sejarah (syuhada ‘ala al-nas), selain hadir sebagai umat moderat (ummatan wasathan) dalam kehidupan (QS. Al-Baqarah: 143). Umat Islam diharuskena menjadi golongan terbaik yang unggul atau khayra ummah (QS. Ali Imran: 110), sehingga dapat menjadi rahmatan lil-‘alamin atau rahmat bagi semesta alam (QS. Al-Anbiya: 107).

Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah. Kemajuan dalam pandangan Islam bersifat multi aspek baik dalam kehidupan keagamaan maupun dalam seluruh dimensi kehidupan, yang melahirkan peradaban utama sebagai bentuk peradaban alternatif yang unggul secara lahiriah dan ruhaniah.

Adapun da’wah Islam sebagai upaya mewujudkan Islam dalam sendi kehidupan, diproyeksikan sebagai jalan perubahan (transformasi) ke arah terciptanya kemajuan, kebaikan, keadilan, kemakmuran, dan kemaslahatan hidup umat manusia tanpa membeda-bedakan ras, suku, golongan, agama, dan sekat-sekat sosial lainnya

Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi.

Islam yang mengelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.

Tonton juga: RESOLUSI JIHAD BELUM USAI || shoot movie duta damai santri jawa timur

Muhammadiyyah dalam Mencerahkan Peradaban Islam

Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912. Pandangan Islam yang berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah telah melahirkan ideologi kemajuan yang dikenal luas sebagai ideologi reformisme dan modernisme Islam, yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan.

Pencerahan (tanwir) sendiri merupakan jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan ketidakadilan hidup umat manusia.

Dengan pandangan Islam yang berkemajuan dan menyebarluaskan pencerahan, maka Muhammadiyah tidak hanya berhasil melakukan peneguhan dan pengayaan makna tentang ajaran akidah, ibadah, dan akhlak kaum Muslimin, tetapi sekaligus melakukan pembaruan dalam mu’amalat duniawiyah yang membawa perkembangan hidup sepanjang kemajuan ajaran Islam.

Paham Islam yang berkemajuan semakin meneguhkan perspektif tentang tajdid yang mengandung makna pemurnian (purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi) dalam gerakan Muhammadiyah, yang seluruhnya berpangkal dari gerakan kembali kepada al-Qur’an dan sunah (al-ruju’ ila al-Quran wa al-Sunnah) untuk menghadapi perkembangan zaman. Termasuk kehidupan umat Islam Indonesia memasuki abad ke-21.

Menurut Muhammadiyah, umat Islam di mana pun berada, termasuk di Indonesia, tidak mungkin tampil sebagai Islam rahmatan lil-‘alamin jika dirinya tertinggal dan tidak berkemajuan. Islam rahmatan lil-‘alamin harus berkemajuan. Islam berkemajuan ingin mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan melalui transformasi sosial yang bersifat emansipasi, humanisasi, liberasi, dan transendensi (QS. Ali Imran: 104, 110).

Adapun da’wah dan tajdid bagi Muhammadiyah merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman. Islam moderat di Indonesia tidak mungkin menjadi kekuatan yang berdaya saing tinggi dan dapat mempengaruhi kehidupan kebangsaan dan kemanusiaan universal di abad ke-21 jika dirinya lemah dan tidak maju.

Islam moderat dalam dinamika mutakhir di Indonesia akan berhadapan dengam beragam paham dan realitas kehidupan yang kompleks. Proses globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi, perubahan geopolotik, perubahan sosial, dan modernisasi abad ke-21 akan memberi pengaruh terhadap karakter umat beragama apa pun dan di mana pun, termasuk di dalamnya umat Islam.

Demikian pula dalam menghadapi berbagai paham Islam; baik yang cenderung radikal dan konservatif maupun liberal dan sekuler. Dalam konteks tersebut Islam Indonesia harus berwajah moderat sekaligus berkemajuan.

Wajah Islam Indonesia hari ini dan ke depan memerlukan kesinambungan, selain tetap mempertahankan karakternya yang moderat, sekaligus berkemajuan agar mampu berkompetisi dengan umat dan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia baru di abad modern yang sangat dinamis dan kompleks.

Islam tengahan (wasithiyah, moderat) yang berwajah lembut, damai, teduh, toleran, dan harmoni berintegrasi dengan Islam berkemajuan mampu menampilkan kesadaran rasionalitas, objektivitas, ilmu pengetahuan, teknologi, kerja keras, disiplin, mandiri, profesionalitas, dan nilai-nilai kemajuan lainnya, sehingga umat Islam hadir sebagai kekuatan unggul.

Umat Islam harus tampil sebagai bangsa modern dan memiliki pusat-pusat keunggulan sebagaimana ciri masyarakat maju. Umat Islam Indonesia akan tampil sebagai penyebar rahmatan lil-‘alamin manakala dirinya memiliki keunggulan untuk diberikan kepada bangsanya dan masyarakat dunia.

Kesimpulannya, Umat Islam Indonesia tidak cukup hanya berkarakter moderat, tetapi juga harus maju (berkemajuan), yakni unggul dalam segala bidang kehidupan, sehingga kehadirannya sebagai pembawa misi rahmat bagi semesta alam benar-benar terwujud dalam kehidupan nyata di muka bumi ini. Di sinilah pentingnya posisi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang menghadirkan peran Islam berkemajuan di Indonesia dalam memasuki abad ke-21.

Baca juga: Gerakan Islam Nusantara

Gerakan Islam Berkemajuan

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

Telaah Isu Terorisme di Indonesia pada Era Orde Baru (1966-1998)

29 Agustus 2024 - 22:52 WIB

Telaah Isu Terorisme di Indonesia pada Era Pasca Kemerdekaan (1945-1965)

29 Agustus 2024 - 22:49 WIB

Bahaya Intoleransi dan Pentingnya Nilai nilai Kebhinekaan di Indonesia

29 Agustus 2024 - 22:45 WIB

Telaah Isu Terorisme di Indonesia: Dari Masa ke Masa

29 Agustus 2024 - 22:41 WIB

Kampanye Perdamaian: Memperkuat Fondasi NKRI

29 Agustus 2024 - 22:35 WIB

6 Nilai Utama Karakter Santri dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

12 Agustus 2024 - 23:03 WIB

Trending di Kontra Narasi