Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Damai Pedia · 2 Mar 2024 21:43 WIB ·

Gelar Musyawarah Ekopesantren se-Madura, Cara UPT Jatian Ponpes Annuqayah Lubangsa Ajak Kelola Sampah Lebih Massif


 Gelar Musyawarah Ekopesantren se-Madura, Cara UPT Jatian Ponpes Annuqayah Lubangsa Ajak Kelola Sampah Lebih Massif Perbesar

Santrikeren.id– Hingga hari ini, sampah terus menjadi permasalahan tak berkesudahan di berbagai belahan dunia, khususnya Indonesia. Bahkan, negara-negara maju yang sudah memiliki sistem pengelolaan sampah paling mutakhir , nyatanya belum mampu menyelesaikan persoalan sampahnya sendiri dan harus mengirimkan sampahnya ke negara-negara berkembang.

Hal ini bisa dilihat dari kasus sampah impor di Jawa Timur yang salah satu penyumbang terbesarnya berasal dari negara-negara maju di Eropa.

Melihat fenomena tersebut, UPT Jatian sebagai salah satu unit pelaksana teknis pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, Guluk-guluk, Sumenep terus berupaya melakukan gerakan massif dalam upaya pengelolaan sampah.

Laboratorium UPT Jatian yang diresmikan oleh Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin pada 09 Agustus 2023 lalu itu menggelar Musyawarah Ekopesantren bertema “Manajemen Pengelolaan Sampah di Pesantren” di Aula pesantren setempat, Sabtu, 2 Maret 2024.

Musyawarah yang dihadiri oleh perwakilan 50 pesantren se-Madura itu dimaksudkan untuk mengajak kalangan pesantren agar memiliki komitmen yang sama di dalam mengatasi permasalahan sampah yang telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan.

Bapak Wahyudi Anggoro Hadi, Kepala Desa Panggungharjo mengatakan kunci keberhasilan pengelolaan sampah adalah mengelola atau memilah sampah sejak dari sumber. Namun, yang perlu diingat adalah alat teknologi tidak akan berdampak jika tidak ada perubahan perilaku.

Musyawarah Ekopesantren se-Madura di Ponpes Annuqayah Lubangsa, Sabtu, 2 Maret 2024.

Musyawarah Ekopesantren se-Madura di Ponpes Annuqayah Lubangsa, Sabtu, 2 Maret 2024.

“Di Panggungharjo, kesadaran untuk mengelola sampah dimulai di setiap rumah. Bagaimana desa membuat kebijakan setiap rumah yang menghasilkan 1 kg sampah akan didenda 1.000 jika tidak dipilah,” katanya.

Gagasan pendiri pesantren Ekosistem Madani Atasi Sampah (EMAS) ini diikuti oleh 14 pesantren di Yogyakarta. Salah satunya di PP Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.

“Di Krapyak, pembuat kebijakan itu tegas dalam menerapkan aturan, contohnya Pengurus Kebersihan di Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta tidak akan mengangkut sampah yang diproduksi Pengasuh atau Kiai jika sampah tidak dipilah. Jadi, perlu adanya kebijakan yang diterapkan secara tegas, “ katanya.

Sementara itu, Kiai Musthafa mengatakan sebenarnya Pondok Pesantren Annuqayah sudah punya landasan atau prinsip kesadaran ekologis. Hanya saja butuh pemimpin yang konkrit bergerak dan perhatian pada sampah. Ada banyak pelatihan dan bank sampah yang sudah dibuat, tapi kurang pemimpin yang sadar akan hal itu.

“Makanya, Pengasuh PP Annuqayah Lubangsa KH. Moh. Shalahuddin A. Warits langsung mengirimkan santrinya untuk belajar ke desa Panggungharjo untuk belajar pengelolaan sampah. Jadi, kalau pemimpinnya sudah berkesadaran, maka perlu adanya eksekutor,” katanya.

Proses pemilahan sampah di UPT Jatian

Proses pemilahan sampah di UPT Jatian

Selain UPT Jatian, hingga kini Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa sudah memiliki komunitas pengelola sampah dibawah naungan UPT Jatian di antaranya Komunitas Pecinta Lingkungan, Tim Nafas Lubangsa, Rumah Pelangi bahkan UPT Jatian menerima berbagai kunjungan studi banding pengelolaan sampah dari berbagai instansi seperti Komunitas dan pesantren di Madura.

Hariyadi, Direktur UPT Jatian, pengelolaan sampah di unitnya menjadi istimewa karena tidak melibatkan teknologi tinggi apapun, melainkan sekadar penerapan teknologi sederhana yang sinergis dengan lingkungan sekitar.

“Ekonomi sirkular yang lahir dari sistem pengelolaan sampah di UPT Jatian pun mampu menghidupi operasional unit ini,” katanya.

Moh. Farid, Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa menambahkan hingga kini Pesantren Annuqayah terus merawat hubungan baik dengan pesantren dan Komunitas yang melakukan studi banding.

Diketahui, di samping mengikuti musyawarah pengelolaan sampah, para peserta mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi UPT Jatian guna melihat langsung proses pengelolaan sampah di Pesantren Annuqayah Lubangsa.

 

Artikel ini telah dibaca 142 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Usai Serah Terima Jabatan, Kepala BNPT RI Komitmen Optimalkan Pencegahan

18 September 2024 - 21:15 WIB

Lagi, Ponpes Annuqayah Lubangsa Putri Torehkan Juara Umum Sukarabic Fest VII UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

15 September 2024 - 21:39 WIB

BNPT RI Bentuk Duta Damai Bali, Deputi I: Generasi Muda Benteng Perdamaian di Pulau Dewata

13 September 2024 - 10:04 WIB

Simak Cara Buat Pembalut Kain Ramah Lingkungan ala KKN Universitas Annuqayah

8 September 2024 - 21:07 WIB

Lagi, Grup Hadrah Liwa’ul Muridat Ponpes Darussalam Sabet Juara 1 Festival Ekonomi Syariah Bank Indonesia Jember

6 September 2024 - 10:08 WIB

KKN Universitas Annuqayah Bantu Warga Olah Singkong Bernilai Ekonomi Kreatif

4 September 2024 - 10:58 WIB

Trending di Damai Pedia