Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 18 Jul 2023 13:10 WIB ·

Cahaya Islam di Negeri Sekeping Surga


 Cahaya Islam di Negeri Sekeping Surga Perbesar

Oleh: Amrullah

Sulaiman merupakan seorang utusan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam rangka memimpin delegasi dakwah ke negeri-negeri timur. Melalui jalur laut, beberapa negri yang dikunjungi seperti, India, Cina, Sumatra dan Jawa. Hal tersebut bukan delegasi dakwah pertama yang dikirim oleh Khalifah Islam ke Cina.  Pelabuhan Guangzhou merupakan pelabuhan internasional yang banyak dikunjungi oleh kapal-kapal dari Arab, Asia Timur dan termasuk Nusantara. Dalam perjalanannya sang kapten (sulaiman) mengizinkan biksu menumpang dikapalnya karena satu arah.

Sesampainya di Kerajaan Sriwijaya Sulaiman bersiap menemui raja. diantar oleh Syahbandar Palembang menuju istana kerajaan untuk menyampaikan surat dan bingkisan dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz kepada Raja Sri Indrawarman. Karena hubungan persahabatannya sangat baik orang Islam dengan kerajaan Sriwijaya, sebulan pasca kedatangannya delegasi Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Dapunda Hyang Sri Indrawarman mengirimkan delegasi ke Arab, yang diutus delegasi tersebut merupakan putra mahkota yakni Yuvaraja Rudra Wikrama.

Sesampainya di Arab kemudian menemui Khalifah Umar bin Abdul Aziz untuk menyerahkan surat dari Raja Sriwijaya. Surat tersebut Raja Sriwijaya berharap mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran Islam dan hukum-hukumnya kepada dirinya. Kemudian Khalifah mengirim ulama-ulama untuk berdakwah diwilayah kerjaan Sriwijaya. Dalam keberhasilan dakwahnya kemudian melahirkan beberapa kerajaan besar seperti Peureulak, Samudra Pasai dan Aceh Darussalam yang kemudian menggantikan peran Sriwijaya sebagai penguasa selat Malaka.

Kemudian jejak cahaya Islam di Nusantara direkam oleh Ibnu Batutah, mendarat di pelabuhan Internasional Kerajaan Samudra Pasai. Setibanya di Samdura Pasai Ibnu Batutah sangat takjub dengan melihat keindahan bumi Nusantara. Pada hari jum’at, Menteri Luar Negeri Al-Isfahany mengajak Ibnu Batutah ke uala masjid untuk menemui sang Sultan Malik. Kemudian Ibnu Batutah mempekenalkan diri. Bahwa ia merupakan seorang musafir di bumi Allah, berasal dari Maroko yang kemudian impiannya terwujud singgah di negeri indah Samudra Pasai.

Selain Ibnu Batutah ada orang Islam lain yang berkunjung ke Nusantara karena terinspirasi oleh catatan Ibnu Batutah tentang negri timur yang mengahsilkan rempah-rempah merupakan komoditas termahal di dunia pada saat itu. Kenusantara Malik bersama dengan 42 orang rombongan lainnya. Dengan keahliannya dalam bidang kedokteran maka berdakwah sambil lalu memberi pengobatan kepada rakyat dan para pejabat istana.

Nama lengkap Malik adalah Maulana Malik Ibrahim. Memiliki keahlian khusus bidah pertanian Ketika terjadi pertikaian antara Raja Wikramawardhana dan Bhre Wirahbumi membuat Majapahit hancur penduduknya dilanda kelaparan. Karena melihat perang yang porak-poranda di Gresik mencabik-cabik Majapahit. Dengan keahlian bidang pertanian maka membantu rakyat majapahit dalam mengatasi kelaparan. Sehingga banyak rakyat majapahit masuk agama Islam. Karena keberhasilannya berkontribusi memperkenalkan system pertanian irigasi oleh Prabu Wikramawardhana diberkan pernghargaan dan hadian sebidang tanah yang kelak menjadi  pengembangan dakwah daerah Gresik. Kemuadian dikenal dengan Sunan Gresik.

Membaca buku ini menemukan banyak informasi peristiwa sejarah yang tidak banyak diketahui orang. Perjalanan dakwah tokoh Islam dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Dan tentu banyak kejutan dalam buku ini yang tidak banyak ditemukan di buku mana pun. Seperti kisah hidup Sunan Giri mirip mirip Nabi Musa, Qori’ yang meluluhkan padjajaran, pencarian Islam Walang Sungsang dan banyak sejarah menarik yang perlu diketahui.

Judul                : Menebar Cahaya di Negeri Sekeping Surga

Penulis             : Fatchuri Rosidin

Penerbit          : Republika

Cetakan           : 2022

Tebal               : 230 halaman

ISBN                : 978-623-279-149-7

*Amrullah, lahir di Dusun Polalang Desa Gapura Barat Gapura Sumenep Madura, Guru di SMP NU Sumenep.

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Santri Sebagai Pilar Perdamaian di Dunia Perpolitikan

21 November 2024 - 09:10 WIB

Bahaya Politik dan Pertumpahan Darah, Bagaimana Solusinya?

19 November 2024 - 11:42 WIB

macam-macam darah wanita

Peran Santri dalam Membangun Generasi Emas Indonesia

17 November 2024 - 12:42 WIB

Dari Keraguan ke Keyakinan: Menemukan 7 Rahasia Kekuatan Pribadi dalam Diri

16 November 2024 - 10:11 WIB

Menakar Efektivitas Pemberdayaan Sistem Koperasi dalam Program “Solusi Nelayan”

11 November 2024 - 14:43 WIB

Strategi dan Cara Menemukan Perubahan Positif dalam Diri

11 November 2024 - 14:23 WIB

Trending di Suara Santri