Santrikeren.id-Untuk terus membangun kesiapsiagaan nasional di tingkat kelurahan/desa, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan langkah-langkah strategis. Pada Jumat (07/06) BNPT menggelar Sosialisasi Buku Saku Deteksi dan Cegah Dini Potensi Radikal Terorisme di kelurahan/desa wilayah Semarang, Jawa Tengah.
Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Pol Wawan Ridwan menerangkan bahwa kegaitan Sosialisasi Buku Saku Deteksi dan Cegah Dini Potensi Radikal Terorisme ini bertujuan untuk membangun sistem deteksi dan cegah dini pada level terendah.
Dalam hal ini BNPT bermaksud untuk menigkatkan peran aktif Lurah/Kepala Desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas di tingkat terendah.
Hal itu disampaikannya di hadapan puluhan peserta yang terdiri dari perwakilan unsur Lurah/Kepala Desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas di Kota/Kabupaten Semarang. Hadir pula dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Polda Jawa Tengah, Kodam IV/Diponegoro, Bakesbangpol Provinsi Jateng, Polres Semarang, Kodim Semarang dan Salatiga, serta Bakesbangpol Kota/Kabupaten Semarang.
“Diharapkan dengan adanya buku ini, mereka dapat memiliki kebersamaan dalam bertindak mendeteksi dan mencegah potensi radikal terorisme di wilayah mereka,” kata dia, dalam keterangannya.
Wawan menambahkan dalam Buku Saku Deteksi dan Cegah Dini Potensi Radikal Terorisme ini, subtansi tugas pencegahan paham radikal terorisme diterjemahkan secara praktis dengan mencari titik tengah pada masing-masing kebijakan instansi yang saling beririsan.
“Tiga pilar ini memiliki tugas pokoknya sendiri-sendiri, namun dalam menangani ancaman radikal terorisme di Desa, mereka punya kebersamaan tindakan sebagaimana dijabarkan dalam pedoman buku ini,” ucapnya.
Wawan pun berharap para Lurah/Kepala Desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas dapat semakin baik dan menguasai teknik pencegahan paham radikal teorisme di wilayah kelurahan/desa. “Dengan adanya buku saku ini, unsur tiga pilar dapat lebih menguasai, mencegah, dan menangkal penyebaran paham radikal yang ada di masing-masing wilayahnya. Sehingga tugas pencegahan paham radikal terorisme dapat berjalan semakin baik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jateng, Haerudin setuju dengan upaya peningkatan kemampuan untuk mendeteksi dan melakukan cegah dini radikal teorisme. Apalagi sudah ada Buku Saku Deteksi dan Cegah Dini Potensi Radikal Terorisme yang dapat dipedomani para Lurah/Kepala Desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas tersebut.
Menurutnya, segala bentuk ancaman dan gangguan keamanan termasuk radikal-teorisme dapat dicegah sedini mungkin. Diharapkan ke depan aparatur di lingkup pemerintahan terkecil menjadi lebih peka dan waspada terhadap kondisi masyarakat di desa mereka.
“Kalau Lurah/Kepala Desa, RT/RW juga peka dengan kejadian yang terlihat aneh, kita bisa saja mendeteksi adanya pelaku terorisme. Karena rata-rata yang melakukan bukan warga asli desa tapi biasanya pendatang. Dan meskipun warga desa asli, tapi biasanya dia pernah keluar, karena alasan belajar dan sebagainya kemudian balik lagi ke desa tersebut. Ketika ada perubahan yang mencolok dari warga desa tersebut, ini yang harus jadi perhatian,” ucapnya.
Haerudin pun yakin apabila kelurahan/desa memiliki kondisi yang aman dari segala bentuk ancaman radikal terorisme, maka hal ini akan menjadi indikator penting terwujudnya negara yang nyaman dan aman pula. “Jika di desa aman dan nyaman sampai ketingkat pusat, negara seluruhnya juga aman dan nyaman,” pungkasnya.