Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Ruang Tokoh · 28 Agu 2024 14:32 WIB ·

Biografi Syekh Mahfudz At-Tarmasi


 Biografi Syekh Mahfudz At-Tarmasi Perbesar

Oleh: Tsabit Habibi

Syekh Mahfudz at-Tarmasi memiliki nama lengkap Muhammad Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Manan bin Dipomenggolo al-Tarmasi al-Jawi. Ia lahir di Tremas, Kecamatan Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, pada tanggal 12 Jumadil Awal 1285 H / 31 Agustus 1842 M. Ia meninggal di Makkah pada malam Senin di awal bulan Rajab 1338 H, saat berusia 53 tahun, serta dimakamkan di Maqbarah al-Ma’la.

Dikutip dari NU Online, Penisbatan ‘at-Tarmasi’ dalam namanya menunjukkan asal kelahirannya, yakni Desa Tremas, Pacitan. Sebagian kalangan lainnya justru lebih mengenal dengan nama Syekh Mahfudz Tremas. Ia lahir dari kalangan pesantren dan pengetahuan agama yang kuat. Keluarganya berasal dari keturunan Pondok Tremas Pacitan yang didirikan oleh KH Abdul Manan (kakek Syeikh Mahfudz Tremas).

Pada tahun 1872 M/1291 H, saat Syekh Mahfudz Tremas berusia 6 tahun, ayahnya membawanya ke Makkah untuk tinggal di sana. Selama sekitar 6 tahun di Makkah pasti memengaruhi perkembangan intelektualnya. Kehidupan sehari-hari di pesantren, yang dipenuhi dengan suasana keilmuan, juga sangat memengaruhi minatnya dalam ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama.

Melihat bakat yang dimiliki, ayahnya memutuskan untuk menitipkannya di pesantren KH Shaleh Darat (1820-1903 M) di Semarang. Pesantren ini termasuk pesantren yang besar dengan jumlah santri mencapai ratusan, dan beberapa tokoh ternama pernah menimba ilmu di sana, seperti Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, KH Moenawir Krapyak, KH Dalhar Watucongol, KH Asnawi Kudus, dan sejumlah ulama lainnya.   Di pesantren asuhan KH Shaleh Darat, Syekh Mahfudz mempelajari beberapa kitab, seperti Tafsir Jalalain, Syarh Syarqawi ‘ala al-Hikam, Wasilah al-Thullab, hingga Syarh al-Mardini li al-Falaq.

Selepas menuntut ilmu di pesantren KH Sholeh Darat ia merasakan kerinduan suasana di Makkah dan ingin kembali kesana. Pada akhirnya ke Makkah untuk yang kedua kalinya di tahun 1308 H. Suasana religius yang ia pernah rasakan ketika masa kecilnya menghadirkan semangat baru untuk mendalami ilmu agama.

Belajar Di Mekkah

Selama berada di Makkah, Syeikh Mahfudz sering menghadiri berbagai majelis ilmu untuk mendalami pengetahuan agama. Di sana ia belajar di bawah bimbingan Muhammad Syatha al-Makki, seorang guru yang terkemuka pada masa itu. Bahkan ia dianggap sebagai bagian dari keluarga guru tersebut dan diberi kesempatan untuk mengajar di Masjidil Haram. Kesempatan ini tidaklah mudah saat itu, karena tidak semua orang bisa mendapatkan izin untuk mengajar di sana.

Menurut penuturan Syeikh Yusin al-Fadani, Syeikh Mahfudz Tremas memperoleh gelar al-Allamah (sangat alim), al-Muhaddits (ahli hadis), al-Musnid (mata rantai sanad hadis), al-Faqih (ahli fiqih), dan al-Muqri’ (ahli qira’at). Ia merupakan salah satu ulama Nusantara yang telah menuliskan karya-karyanya dalam bahasa Arab.

Ragam Karyanya

Syeikh Mahfudz Tremas telah menghasilkan banyak karya tentang berbagai aspek ilmu keislaman, semuanya dalam bahasa Arab. Kecepatannya dalam menulis bisa dikatakan sangat luar biasa, seperti ketika ia menyelesaikan kitab Manhaj Dzawi al-Nadhar hanya dalam waktu 4 bulan 14 hari.

Kitab tersebut di dalamnya berbicara tentang ilmu mustolahul hadits yang merupakan syarah atas karangan al-Suyuthi sebagai syarah yang terbaik dalam memahami pikiran-pikiran al-Suyuthi. Secara keseluruhan ia tulis di Makkah dan diselesaikan pada Jumat, 14 Robiul Awal 1329 H.

Bidang Fiqih dan Ushul Fiqih: Al-Siqayah al-Mardiyah fi Asma al-Kutb al-Fiqhiyyah al-Syafi’iyyah, Nail al-Ma’mul bi Hasyiyah Ghayah al-Wusul fi Ilm al-Usul, Al-Is’af al-Matholi bi Syarh Badr al-Lami’ Nadham Jam’ al-Jawami, Hasiyah Takmilah al-Manhaj al-Qawim ila Faraid, Mauhibbah Zi al-Fadl ‘Ala Syarh Muqaddimah bi al-Fadl, Tahyi’at al-Fikr bi Syarh Alfiyah al-Syair.

Bidang Hadis dan Ulumul Hadis: Manhaj Dzawi al-Nadhar Syarh Mandhumah al-Asar, Al-Khil’ah al- Fikriyyah bi Syarh al-Minhah al-Khairiyyah, Al-Minhah al-Khairiyyah fi Arba’in Hadisan Min Ahadis Khair al-Bariyyah, Shulashiat al-Bukhari, Inayah al-Muftaqir fima Yata’allaq bi Sayyidina al-Khidr, Bughyah al-Adzkiya’ fi al-Bahs ‘an Karamah al-Auliya’.

Bidang Qira’at: Insyirah al-Fuadi fi Qira’at al-Imam Hamzah, Ta’mim al-Manafi fi Qiraat al-Imam Nafi’, Tanwir al-Shadr fi Qira’at al-Imam Abi Amru, Al-Badr al-Munir fi Qira’at al-Imam Ibn Katsir, Al-Risalah al-Tarmasiyyah fi Asanid al-Qira’at al-Asyriyyah, Ghunyah al-Thalabah bi Syarh Badr al-Lami’ Nazm Jam’ al-Jawa .

Bidang Tafsir, yaitu kitab Fath al-Khabir bi Syarh Miftah al-Tafsir.

Bidang Sanad, yaitu kitab Kifayah al-Mustafid fima ‘Ala Min al-Sanid.

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ini Daftar 17 Pahlawan Indonesia asal Jawa Timur

29 Agustus 2024 - 23:06 WIB

Istimewa! Berikut Daftar 22 Ulama Nusantara yang Dimakamkan di Jannatul Ma’la

28 Agustus 2024 - 15:11 WIB

Nasionalisme Syekh Nawawi Al-Bantani dan Pengabdiannya di Masjidil Haram

28 Agustus 2024 - 13:19 WIB

Mengenal Syekh Nawawi Al-Bantani, Ulama Indonesia yang Mendunia

27 Agustus 2024 - 20:13 WIB

Ini 12 Pahlawan Nasional dari Tokoh NU

25 Agustus 2024 - 09:51 WIB

Berikut 6 Peran Fatmawati dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

16 Agustus 2024 - 08:03 WIB

Trending di Ruang Tokoh