Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Ruang Tokoh · 30 Okt 2024 06:26 WIB ·

Biografi KH. Wahid Hasyim: Tokoh Pemuda Inspiratif dari Jawa Timur


 Biografi KH. Wahid Hasyim: Tokoh Pemuda Inspiratif dari Jawa Timur Perbesar

Oleh: Abdul Warits

Kiai Haji Wahid Hasyim adalah salah satu tokoh pemuda yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Terlahir dari keluarga ulama besar di Jombang, ia bukan hanya menjadi seorang tokoh agama yang disegani tetapi juga aktif dalam perjuangan politik untuk kemerdekaan Indonesia.

Kontribusinya dalam pembentukan dasar-dasar negara Indonesia hingga pengembangan pendidikan Islam telah menjadikan KH. Wahid Hasyim sosok yang sangat dihormati dan dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional.

Latar Belakang dan Pendidikan

KH. Wahid Hasyim lahir pada 1 Juni 1914 di Desa Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Ia adalah putra dari KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sebagai putra ulama besar, Wahid Hasyim dibesarkan dalam lingkungan yang kental dengan nilai-nilai keagamaan dan pendidikan.

Namun, berbeda dengan kebanyakan santri pada zamannya, ia memiliki pemikiran terbuka dan ketertarikan pada ilmu-ilmu modern, yang mendorongnya untuk menuntut ilmu tidak hanya di pesantren tetapi juga secara mandiri mempelajari bahasa Arab, Inggris, dan Belanda.

Setelah belajar di pesantren Tebuireng yang didirikan ayahnya, Wahid Hasyim melanjutkan pendidikannya ke berbagai pesantren lain di Jawa, seperti Pesantren Buntet di Cirebon. Semasa muda, ia dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berpikiran progresif. Ia mengintegrasikan pengetahuan agama dengan pemahaman modern, yang membuatnya memiliki pandangan luas mengenai keagamaan, pendidikan, dan pergerakan nasional. Pendidikan yang mendalam serta lingkungan pesantren yang kuat membentuk Wahid Hasyim menjadi tokoh yang tidak hanya religius tetapi juga sangat peduli terhadap kemajuan bangsa.

Peran dalam Nahdlatul Ulama dan Pembaruan Pendidikan

Pada usia yang relatif muda, Wahid Hasyim sudah aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan menjadi salah satu pemimpin muda di organisasi tersebut. Pada tahun 1938, ia diangkat menjadi ketua Lembaga Pendidikan Nahdlatul Ulama, di mana ia merancang kurikulum baru yang menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum. Upaya ini adalah bagian dari visinya untuk memajukan pendidikan Islam di Indonesia agar mampu bersaing dan relevan dengan perkembangan zaman.

Wahid Hasyim juga memelopori pembentukan madrasah sebagai sistem pendidikan yang lebih terstruktur bagi umat Islam Indonesia. Di masa itu, banyak pesantren masih menggunakan metode tradisional yang hanya mengajarkan ilmu agama. Dengan sistem madrasah, Wahid Hasyim memasukkan pelajaran umum seperti matematika, sejarah, dan bahasa asing, yang membuat pesantren lebih terbuka dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Perjuangan dalam Kemerdekaan Indonesia

Selain kiprahnya di NU, Wahid Hasyim juga terlibat dalam perjuangan politik untuk kemerdekaan Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang, ia aktif dalam organisasi pemuda Islam dan berupaya mempertahankan eksistensi pendidikan Islam di tengah tekanan yang berat dari pemerintah pendudukan.

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 1945, Wahid Hasyim semakin aktif dalam politik nasional. Ia bergabung dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang saat itu berfungsi sebagai parlemen sementara.

Pada tahun 1949, Wahid Hasyim diangkat menjadi Menteri Agama Republik Indonesia dalam kabinet Hatta.

Sebagai Menteri Agama, ia banyak melakukan reformasi di bidang keagamaan, salah satunya adalah mempermudah umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji, yang pada masa itu sangat sulit dilakukan.

Ia juga mendorong pengembangan pendidikan Islam melalui madrasah dan memperjuangkan agar pendidikan agama diajarkan di sekolah-sekolah umum.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pandangan dan Pemikiran KH Wahid Hasyim

30 Oktober 2024 - 06:31 WIB

5 Tokoh Pesantren di Jawa Timur: Pilar Pendidikan dan Dakwah Islam

14 Oktober 2024 - 15:31 WIB

Biografi Kiai Pesantren di Jawa Timur: Penggerak Pendidikan Islam dan Pembangunan Sosial

29 September 2024 - 20:56 WIB

Gagasan Gus Dur dan Relevansinya dengan Pesantren

29 September 2024 - 20:46 WIB

Ini Daftar 17 Pahlawan Indonesia asal Jawa Timur

29 Agustus 2024 - 23:06 WIB

Istimewa! Berikut Daftar 22 Ulama Nusantara yang Dimakamkan di Jannatul Ma’la

28 Agustus 2024 - 15:11 WIB

Trending di Ruang Tokoh