Oleh: Abdul Warits
Subhanallah, maha kuasa engkau atas segala sesuatu
yang menciptakan surga dunia di negeriku
bagi wisatawan yang merindukan kebebasan
dalam menghilangkan segala kepenatan, kebosanan
berlibur dari kerja kantoran paling menyesakkan
gunung-gunung senantiasa berkidung
menyembulkan kirana dari ketabahannya
sebagai pasak bagi bumi yang mulai kehilangan kendali
menggagalkan segala kebinalan tangan-tangan manusia
Ijen, aku ingin sekali mengelilingimu lebih lama lagi
sesekali mencium semerbak aroma bunga edelwis
harum dalam rapal doa-doaku sepanjang waktu
diatas tanahmu yang menyimpan pesona
kusaksikan penambang belerang tradisional
dalam gigih juga letih
menjelma kerja paling khusuk
bagi orang-orang yang bertahan dari hiruk pikuk dunia
Ijen, pada gigil yang bersemayam sepanjang kelam malam
aku ingin meletuskan syukur dari segala rasa
lembahmu berkuasa atas batinku
yang seringkali diburu resah
bara api birumu kini membakar sorot mataku
yang alpa pada kesunyian
Ijen, malam-malam aku berlari dari ramai dunia
biarlah, kutenggelamkan segenap doa dan syukurku
pada kawahmu yang memancar ketenangan jiwa
Lantaran, kawahmu kuanggap kakbah di negeriku
tempat mengarahkan ibadah pada tuhanku