Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 5 Sep 2023 18:10 WIB ·

Bangga Menjadi Santri


 Bangga Menjadi Santri Perbesar

Oleh : Muhammad Haris 

Menjadi santri saat ini merupakan sebuah kebanggan tersendiri, mungkin dahulu santri terkesan kolot dan kampungan dengan identitas khasnya yang bersarung dan berkopyah, berjilbab dan berhijab serta tidak mengikuti tren kekinian. Padahal dibalik kesederhanaan itu tertanam jiwa rendah diri, berwibawa dan bermuruah yang tinggi.

Dedikasi yang ditanamkan di pondok pesantren membuat jiwa para santri menjadi kuat dan siap menghadapi apa saja, berjuang dimana saja, berani hidup sederhana, sehingga menjadi pembeda dengan kalangan lainnya yang membuat mereka bangga dengan identitas kesantriannya.

Menjadi santri bukanlah hal yang mudah dan semua orang bisa, butuh niat dan tekad yang kuat serta kemampuan yang perlu dilatih dan dikembangkan bahkan dipaksakan.

Bermula dari perjuangannya yang harus ikhlas berhijrah meninggalkan rumah yang nyaman, keluarga yang penuh perhatian, teman yang penuh dengan kebersamaanya dan kehidupan nyaman lainnya menuju sebuah tempat yang didalamnya penuh kegiatan positif, penuh kesederehanaan, penuh pembelajaran, penuh dengan kemandirian dan aturan-aturan kehidupan sehari-hari yang mengikat.

Hal itu dilakukan tak lain untuk mengkader santri bagaimana bisa menjadi insan yang berkualitas dan bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa.

Menjadi santri saat ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena sejatinya didalam diri santri tertanam pondasi keilmuan dan tatakrama yang sangat tinggi serta berkualitas baik dari segi agama dan umum.

Sehingga benar dawuh yang disampaikan oleh Kiai As’ad Syamsul Arifin bahwasannya beliau mengininkan santrinya untuk bukan hanya mejadi cadangan ulama’ dan Kiyai saja, namun juga menjadi cadangan Pejuang serta pemimpin Bangsa dan Negeri.

Dalam artian beliau bukan hanya menginginkan santri paham ilmu agama saja, namun juga ilmu umum sebagai bekal berkehidupan berbangsa dan beragama.

Hal itu selaras dengan ajaran Pendidikan beberapa pesantren saat ini, yang mana didalamnya tidak hanya diajarkan ilmu keagamaan saja, namun juga di ajarkan ilmu umum seperti halnya ilmu astronomi, ilmu kebangsaan, ilmu ekonomi, ilmu sosial bahkan ilmu politik.

Sehingga perpaduan itu mampu membuat santri Ketika keluar dari pesantren menjadi sosok insan yang berkualitas melalui skil yang mereka miliki dengan cara yang baik dan benar serta sesuai dengan syariat islam yang ada.

Selain itu, santri juga dididik menjadi insan yang sopan, mandiri, pemberani, tawaduk dan sederhana, sehingga hal itu menjadi perhiasan yang sangat berharga pada dirinya dalam mengarungi kehidupan setiap hari.

Balutan kopyah, pakaian serta akhlaqnya yang begitu indah mampu membuat siapa saja yang melihat dan berada di sampingnya menjadi sejuk dan damai.

Hal inilah yang menjadikan santri beda dengan kalangan diluar sana. Santri mampu memadukan ilmu agama dan umum dengan hiasan akhlaq yang indah nan menyejukkan, sehingga dengan hal itu akan menjadikan sosok insan yang adem, adil, membawa kemaslahatan, perdamaian dan mampu bermanfaat serta membawa perubahan yang baik.

Kita ketahui bahwa ilmu agama merupakan salah satu pijakan bagi manusia dalam mengarungi kehidupan, dengan ilmu agama kita mampu mengetahui tindakan yang baik dan benar, mana keputusan yang baik dan buruk, sehingga dalam mengarungi kehidupan baik itu dunia politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya tidak merugikan orang lain.

Oleh karena itu kita harus bangga dengan identitas santri yang kita miliki, jangan minder tentunya dengan terus belajar dan memperbaiki diri .

*Duta Damai Santri Jawa Timur

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dekadensi Moral Santri Masa Kini

2 Juni 2024 - 09:54 WIB

Sayyidah Maryam: Jejak Kesucian dan Keteguhan Iman Sang Perawan Suci Ibunda Almasih

1 Juni 2024 - 21:16 WIB

Tafsir Tentang Hutang Piutang QS. Al-Baqarah 282

31 Mei 2024 - 23:18 WIB

Qurban dan Aqiqah: Antara Tuntutan Syariat dan Praktik Sosial

31 Mei 2024 - 18:54 WIB

Makna dan Hikmah Ibadah Haji dalam Islam: Refleksi dari Al-Baqarah/2:197 dan Ali ‘Imran/3:96-97

31 Mei 2024 - 18:49 WIB

Kecemasan di Era Digital: dari Fear of Missing Out sampai Cuberbullying

31 Mei 2024 - 18:06 WIB

Trending di Suara Santri