Oleh: Aira
Hi, selamat pagi dimana pun kalian berada yang sedang membaca ini semoga hari kalian menyenangkan. Mentari telihat begitu cerah menyapa kita namun tak berlaku untuk saat ini. Musim dingin yang berkepanjangan, seluruhnya tertutup oleh hamparan putih dari salju yang turun. Keadaan seperti ini tidak akan menghentikan kita untuk terus beraktivitas.
Jangan lupa berpakaianlah yang hangat dan hati-hati ketika berjalan, jangan lupa untuk merasakan kehangatan dalam dirimu dan berhati-hatilah dalam menjalani kehidupan. Tidak peduli seberapa banyak mereka memberi dukungan, motivasi atau bantuan, mereka tetap tidak akan berarti jika dirimu sendiri tak menginginkannya. Apa yang harus aku lakukan? Sebenarnya hari ini adalah awal libur di penghujung semester, kebetulan hari ini pun sedang libur kerja.
TING TONG!! Aku membuka pintu utama setelah mendengar bel.
“Sejak kapan kamu kemari membunyikan bel? Biasanya juga langsung masuk” ucapku.
“Kamu gak lihat tanganku penuh dengan bawaan pesenanmu.”
“Aku? Aku tak pernah memintamu untuk membawa semua ini”
“Oooo tidak pernah? Oke, aku akan menaruhnya kembali di mobil” hendak berjalan keluar.
“Eeeiii,, iya iya aku yang pesan. Ayo, taruh semuanya di ruang tengah, aku akan mengambil minuman di kulkas.”
“Anya, jangan lupa bir”
“Bir? Ini masih pagi, kamu mau minum bir?” tanyaku memastikan.
“Iyaa”
“Ambil sendiri”
“Heiii! Ayolah Anyaa!”
“GAK DENGERR!” teriakku sambil berjalan ke dapur.
Anya An adalah namaku, aku tinggal seorang diri ditanah perantauan. Kebetulan bertemu kawan yang baik dan menjadi sahabatku selama ini, Arunika namanya. Dia mengelola sebuah toko roti di pusat kota, tokonya besar dan terkenal. Dia sering main dan menginap dirumahku, jika tahu aku sedang libur maka dia akan ‘mengganggu’ sepanjang hari. Aku kembali ke ruang tengah dengan membawa beberapa botol minuman dan bir.
“Nika, kamu gak nyiapin buat pembukaan cabang baru?” tanyaku.
“Hmm..biar diurus asistenku.”
“Woahh, lihatlah bos muda ini suka sekali bermalas-malasan”
“Aku bermalas-malasan saat kamu libur, kamu tau sendiri aku sudah pernah mengalami kegagalan dan sekarang adalah puncak kesuksesanku”
“Kegagalan awal mula dari kesuksesan? Haha omong kosong.”
“Hei Anya, ubahlah pola pikir mu itu. Contoh sederhananya, sekarang kamu carilah pacar dan nikmati kehidupan cintamu.”
“Huffttt..”
Aku terdiam dan mulai menyalakan tv, memilih saluran yang ingin kami tonton dan mencari posisi yang nyaman.
“Anya…” panggilnya.
“Hmm” aku tetap fokus memilih saluran.
“Anya, tatap aku. Tatap aku sekarang!”
“Apa Nika? Apa?”
“Aku tau hidupmu seperti musim gugur, tak ada yang berarti semuanya selalu pergi. Mungkin suatu saat aku pun akan pergi. Tapi sesepi dan sesering apapun kamu ditinggalkan, jauh dilubuk hatimu tertaman bunga yang indah dan langka. Hanya orang terpilih yang dapat menemukan dan menyadari bunga di musim gugur dalam kehidupanmu, tapi kamu pun jangan terlalu melindungi bunga itu dan biarkan ia menghirup udara di musim gugur karena bunga itu takkan pernah gugur. Kamu pasti paham maksudku.”
“Hmm, aku paham. Tapi aku terlalu muak dengan kehidupan ini dan bertemu dengan setiap orang rasanya seperti sebuah pekerjaan yang mengharuskanku untuk melakukannya.”
“Aku tau Anya dan kamu bisa bertahan sejauh ini karena bunga itu tumbuh indah dilubuk hatimu”
“Cukup. Jika kamu meneruskannya maka akan merusak hari liburku Nika.”
“Makanya berpacaranlah atau aku kenalkan dengan seseorang?”
“NIKAA!”
“Baiklah, baiklah. Kita akan nonton apa hari ini?”
“Kalau ini saja bagaimana?”
“Oke”