Kebodohan telah membuat kerusakan yang luar biasa nyata. Kebodohan tidak hanya membuat orang menutup diri untuk menerima perbedaan atau tranformasi ilmu yang akan membuat dirinya menjadi lebih baik. Kebodohan telah membuat pemiliknya untuk berbuat abnormal, maupun radikal. Terlebih kebodohan tentang agama. [1]
Akibat dari kebodohan tentang agama, orang dapat berperilaku radikal. Bahkan, kondisi orang tersebut sampai membuang taklid kepada empat Imam Madzhab. Mereka berpendapat bahwa kami adalah orang yang merdeka akal dan pikirannya, sehingga kami mampu untuk mencapai kesempurnaan ilmu dengan kuatnya gagasan.
Padahal, ungkapan ini adalah bentuk dari pembelaan yang sering digunakan oleh kelompok Khawariyyun untuk mengikuti hawa nafsu mereka.[2] Syekh ad-Dahlawi secara tegas mengatakan:
قَدْ أَجْمَعَتْ اَلْأُمَّةُ أَوْ مَنْ يَعْتَمِدُ بِهِ مِنْهَا عَلَى جَوَازِ تَقْلِيْدِهَا إِلَى يَوْمِنَا هَذَا وَفِي ذَلِكَ مِنَ الْمَصَالِحِ لَا يَخْفَى لَا سِيَمَا فِي هَذِهِ الْأَيَامِ اَلَّتِي قُصِرَتْ فِيْهَا اَلْهِمَمُ جِدًا وَأُشْرِبَتْ النُّفُوْسُ الْهَوَى وَأَعْجَبَ كُلُّ ذِيْ رَأْيٍ بِرَأْيِهِ
“Orang-orang yang terpercaya dari umat ini memperbolehkan untuk bertaklid kepada salah satu dari empat madzhab fikih hingga hari ini. Dalam hal demikian itu terdapat banyak kemaslahatan yang tidak samar. Lebih-lebih pada hari ini semangat teramat kurang, jiwa-jiwa manusia telah memperturutkan penguasaannya oleh hawa nafsu, dan setiap pemilik pendapat terkagum-kagum dengan pendapatnya sendiri.”[3]
Orang-orang yang tidak paham dengan agama, dan tidak mau untuk bertaqlid kepada imam madzhab jelas pendapatnya sesat dan menyesatkan. Karena jika melihat dari pendapatnya Syekh ad-Dahlawi, orang-orang sekarang lebih menuruti hawa nafsu mereka. Tidak atas dasar ilmu. Kebodohan tentang ilmu tersebut membuat pemiliknya terkagum-kagum atas pendapatnya. Padahal, pendapat tersebut tidaklah benar.
Allah berfirman dalam Alquran:
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Taha [20]: 124)
Sudah sangat jelas, balasan bagi orang-orang yang berpaling dari peringatan Allah. Maksud peringatan di sini adalah ketikasesuaian seseorang dalam beragama, dikarenakan tidak memiliki ilmu. Jika orang-orang seperti ini tetap untuk diikuti, maka tunggulah balasan di Hari Perhitungan kelak, di mana mereka akan dikumpulkan dalam satu tempat penyiksaan.
Baca juga: Suburnya Ideologi Radikal Karena Tidak Tegasnya Pemerintah dalam Mengatur Negara
Follow instagram kami: Duta Damai Santri Jatim
[1] Wahbah az-Zuhaili, Qadhaya al-Fiqh wa al-Fikr al-Mu’ashir (Damaskus: Dâr al-Qolam, 2001), 406.
الجهل الواضح بحقيقة وأبعاد أحكام الدين على من يتورط في أي عمل من أعمال التطرف أو الإرهاب أن يستشير غير قادته الذين زيَّنوا له سوء عمله، وزيفوا له الحقائق الدينية، وأغروه بما قد يجد عند الله تعالى من جنان ونعيم، لاستشهاده في سبيل الحق. وعليهم أيضاً أن يتفقهوا في شرع الله، فالعلم والتفقه كفيلان بالإقلاع عن أعمال التطرُّف أو العنف والإرهاب، وما نشاهده على الساحة المحلية من هذه الممارسات المستنكرة في بعض الدول العربية كالجزائر وتونس ومصر وسورية وغيرها
[2] Abdu Syakur as-Senori, Kawakib al-Lama’ah fi Tahqiq al-Musamma bi Ahli Sunnah wa al-Jama’ah (tk. _____, th.), 22.
[3] Al-Dahlawi, Hujjat Allah al-Balighah, __________, I/123.
Dampak dari Kebodohan Tentang Ilmu Agama
Dampak dari Kebodohan Tentang Ilmu Agama
