Oleh: Abdul Warits
Moderasi beragama merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman agama, budaya, dan suku di Indonesia.
Untuk memperkuat nilai-nilai moderasi tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia menginisiasi program “Kampung Moderasi” pada tahun 2025.
Program ini bertujuan menciptakan masyarakat yang inklusif, toleran, dan harmonis melalui pendekatan berbasis komunitas.
Pengertian Kampung Moderasi
Kampung Moderasi adalah wilayah komunitas berbasis desa atau kelurahan yang menjadi model dalam penerapan nilai-nilai moderasi beragama.
Kampung ini dirancang untuk menjadi pusat pengembangan dialog, kolaborasi, dan aksi nyata dalam memperkuat kerukunan antarumat beragama.
Program ini diimplementasikan dengan melibatkan masyarakat lokal, tokoh agama, pemerintah daerah, dan lembaga swadaya masyarakat.
Tujuan Kampung Moderasi
Program Kampung Moderasi memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya:
1. Meningkatkan Kesadaran Moderasi Beragama
Masyarakat diajak untuk memahami pentingnya sikap moderat dalam menjalankan agama, menghindari ekstremisme, dan menghormati perbedaan.
2. Membangun Harmoni Sosial
Kampung Moderasi menjadi ruang untuk memperkuat solidaritas dan kerukunan antarumat beragama.
3. Menangkal Radikalisme dan Intoleransi
Dengan membangun dialog dan edukasi, Kampung Moderasi diharapkan mampu mencegah penyebaran paham radikal di masyarakat.
4. Mendorong Pemberdayaan Komunitas
Program ini juga bertujuan memberdayakan masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya dengan berlandaskan nilai-nilai toleransi.
Prinsip Dasar Kampung Moderasi
Kampung Moderasi didasarkan pada empat prinsip utama moderasi beragama yang sering disampaikan oleh Kemenag, yaitu:
1. Keadilan: Mengutamakan keadilan dalam berinteraksi dengan sesama, baik dalam hubungan sosial maupun keagamaan.
2. Kesetaraan: Menghormati hak-hak setiap individu tanpa memandang latar belakang agama atau etnis.
3. Keseimbangan: Menghindari sikap ekstrem dalam praktik keagamaan.
4. Kebangsaan: Mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan semangat cinta tanah air dan komitmen pada Pancasila.
Implementasi Program Kampung Moderasi
Kampung Moderasi dirancang dengan beberapa program unggulan, seperti:
1. Pusat Pendidikan dan Dialog Keagamaan
Didirikan balai atau rumah moderasi yang berfungsi sebagai tempat diskusi, pelatihan, dan edukasi tentang moderasi beragama.
2. Festival Budaya dan Kerukunan
Diselenggarakan kegiatan budaya, seni, dan olahraga yang melibatkan semua elemen masyarakat untuk mempererat hubungan sosial.
3. Program Literasi Digital
Melatih masyarakat untuk menangkal hoaks dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah.
4. Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Komunitas
Memberdayakan masyarakat melalui pelatihan kewirausahaan dengan prinsip inklusif, sehingga semua kelompok masyarakat dapat berpartisipasi.
5. Pendampingan oleh Tokoh Agama dan Akademisi
Tokoh agama, guru, dan akademisi dilibatkan untuk memberikan wawasan tentang pentingnya moderasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak yang Diharapkan
Dengan adanya Kampung Moderasi, diharapkan beberapa dampak positif dapat dirasakan masyarakat, antara lain:
1. Terbentuknya Komunitas Harmonis
Masyarakat menjadi lebih terbuka dan menghargai perbedaan.
2. Penurunan Kasus Intoleransi
Kampung Moderasi menjadi benteng untuk mencegah konflik berbasis agama atau suku.
3. Penguatan Identitas Kebangsaan
Masyarakat semakin mencintai Pancasila sebagai dasar negara yang menjunjung tinggi keberagaman.
4. Peningkatan Kesejahteraan
Program pemberdayaan ekonomi membantu masyarakat menjadi lebih mandiri secara finansial.
Konsep Kampung Moderasi Kemenag 2025 adalah langkah strategis untuk mewujudkan masyarakat yang damai dan toleran di tengah keragaman Indonesia.
Dengan pendekatan berbasis komunitas, program ini mengedepankan nilai-nilai moderasi beragama sebagai fondasi untuk menciptakan harmoni sosial.
Kampung Moderasi tidak hanya menjadi model pembangunan sosial, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk hidup bersama dalam perdamaian, menghormati perbedaan, dan membangun masa depan bangsa yang lebih inklusif.