Menu

Mode Gelap
Sikap Toleransi Beragama bagi Seorang Muslim Pada Hari Raya Natal Mengenal Mahatma Gandhi, Tokoh Perdamaian idola Gusdur Gus Dur Pemimpin yang Membawa Perubahan di Indonesia Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital

Suara Santri · 27 Des 2024 18:16 WIB ·

Gadget di Pesantren: Antara Larangan dan Hikmah di Baliknya


 Gadget di Pesantren: Antara Larangan dan Hikmah di Baliknya Perbesar

Di sebagian besar pesantren di Indonesia, handphone (HP) atau gadget, baik yang canggih maupun sederhana, adalah barang terlarang. Kebijakan ini diberlakukan secara ketat, melarang santri untuk memilikinya selama berada di pesantren. Meski begitu, ada beberapa pesantren yang memberikan kelonggaran dengan mengizinkan penggunaan gadget dalam pengawasan tertentu.

Kebijakan pelarangan gadget di pesantren memiliki dasar yang kuat, salah satunya berdasarkan kaidah fikih:

إِذَا اجْتَمَعَ الْمَفَاسِدُ وَالْمَصَالِحُ قُدِمَ دَرْهُ الْمَفَاسِدِ
“Jika ada mafsadat (kerusakan) dan maslahat (kebaikan) secara bersamaan, maka diprioritaskan untuk menghilangkan mafsadat terlebih dahulu.”

Meski memperbolehkan gadget di pesantren memiliki sisi positif, seperti membantu santri menjadi lebih melek teknologi dan mendukung digitalisasi pendidikan, sisi negatifnya ternyata jauh lebih dominan. Kebijakan pelarangan tersebut terbukti lebih banyak memberikan dampak positif terhadap perkembangan belajar santri.

Dampak Negatif Penggunaan Gadget

Beberapa efek buruk yang ditimbulkan dari penggunaan gadget di pesantren, antara lain:

1. Gangguan Konsentrasi Belajar
Gadget dapat mengalihkan perhatian santri dari pelajaran, sehingga pembelajaran menjadi tidak maksimal.

2. Membuka Pintu Maksiat
Kehadiran gadget dapat menjadi jalan masuk bagi pengaruh buruk dari dunia maya yang sulit dikendalikan.

3. Eksposur pada Informasi Tidak Perlu
Santri bisa terpapar berbagai informasi dunia luar yang kurang relevan dengan kebutuhan mereka sebagai pelajar.

4. Potensi Ketergantungan
Gadget dapat memicu ketergantungan yang menghambat pengembangan diri dan disiplin santri.

Dalam konteks ini, santri sebagai pelajar harus diarahkan untuk fokus pada tujuan utama mereka, yaitu mendalami ilmu agama. Kaidah fikih lainnya menegaskan hal ini:

الْمَشْغُوْلُ لَا يُشْغَلُ
“Sesuatu yang sudah terikat dengan sebuah hal tidak boleh disibukkan dengan hal lain.”

Santri yang sedang menuntut ilmu harus memprioritaskan aktivitas belajar tanpa gangguan dari hal-hal lain, termasuk gadget. Imam Ghazali dalam kitab Mizan al-‘Amal juga menegaskan pentingnya kesungguhan dalam menuntut ilmu:

الْعِلْمُ لَا يُعْطِيكَ بَعْضَهُ حَتَّى تُعْطِيَهُ كُلَّكَ
“Ilmu tidak akan memberikan sebagian dirinya kepadamu hingga kau memberikan seluruh dirimu kepadanya.”

Kebijakan yang Tepat

Melarang penggunaan gadget di pesantren merupakan kebijakan yang tepat, terutama untuk menjaga fokus santri dalam belajar. Namun, penting juga untuk diingat bahwa tidak semua pesantren memberlakukan aturan yang sama. Pesantren yang mengizinkan penggunaan gadget tentunya memiliki pertimbangan tersendiri sesuai visi dan kondisi masing-masing.

Kebijakan ini tidak dimaksudkan untuk mengekang santri, melainkan untuk menjaga keseimbangan antara maslahat dan mafsadat yang ada. Fokus utama dari pendidikan di pesantren adalah mencetak generasi ulama yang mumpuni, yang membutuhkan konsentrasi penuh dan dedikasi dalam proses belajarnya. Dengan memahami kaidah fikih dan nilai-nilai yang mendasarinya, kebijakan ini menjadi relevan dan kontekstual.

Larangan penggunaan gadget di pesantren bukanlah bentuk pembatasan semata, melainkan langkah strategis untuk mendukung pembelajaran yang optimal. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip fikih dan hikmah yang ada, santri diharapkan mampu menuntut ilmu dengan maksimal, sehingga kelak menjadi generasi yang membawa manfaat bagi umat.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

Baca Lainnya

Masjid Sebagai Tempat Menimba Ilmu atau Hanya Menumpang Makan?

27 Desember 2024 - 08:14 WIB

Santri di Tahun Baru: Inspirasi Perdamaian dari Pesantren ke Dunia

26 Desember 2024 - 08:48 WIB

Menguatkan Peran Santri sebagai Duta Perdamaian di Tahun Baru

26 Desember 2024 - 08:41 WIB

Tips Liburan Akhir Tahun Tanpa Melupakan Ibadah

26 Desember 2024 - 08:01 WIB

Gus Dur dan Respons terhadap Tahun Baru: Perspektif Kemanusiaan dan Kebangsaan

25 Desember 2024 - 15:13 WIB

Mistisisme Telapak Kaki Ibu, Sebuah Simbol Kasih dan Pengorbanan

24 Desember 2024 - 12:55 WIB

Trending di Suara Santri