Menu

Mode Gelap
Sikap Toleransi Beragama bagi Seorang Muslim Pada Hari Raya Natal Mengenal Mahatma Gandhi, Tokoh Perdamaian idola Gusdur Gus Dur Pemimpin yang Membawa Perubahan di Indonesia Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital

Ruang Tokoh · 25 Des 2024 20:17 WIB ·

Mengenal Mahatma Gandhi, Tokoh Perdamaian idola Gusdur


 gambar: nu online Perbesar

gambar: nu online

Oleh: Afdol Singgih

Mahatma Gandhi, atau yang dikenal dengan nama lengkap Mohandas Karamchand Gandhi, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, India, Gandhi dikenal sebagai pemimpin gerakan kemerdekaan India dan seorang tokoh yang memperkenalkan prinsip ahimsa (tanpa kekerasan) sebagai cara utama untuk mencapai tujuan politik dan sosial.

Gandhi berasal dari keluarga yang cukup terpandang di India. Ia tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkan nilai-nilai moral, agama, dan sosial yang kuat. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di India, Gandhi melanjutkan studi hukum di London, Inggris. Setelah lulus, ia kembali ke India dan mulai bekerja sebagai pengacara. Meskipun karir hukum bukanlah jalan yang membawa perubahan besar, pengalaman hidup Gandhi di luar negeri memberinya perspektif yang lebih luas tentang ketidakadilan sosial dan diskriminasi.

Pada tahun 1893, Gandhi menerima tawaran untuk bekerja di Afrika Selatan sebagai seorang pengacara. Di sana, ia mulai menyaksikan diskriminasi rasial yang dialami oleh orang India yang tinggal di sana. Pengalaman ini mempengaruhi pandangan Gandhi tentang pentingnya perjuangan melawan ketidakadilan, dan di sinilah ia pertama kali memperkenalkan konsep satyagraha (perjuangan yang berlandaskan pada kebenaran dan keteguhan tanpa menggunakan kekerasan). Gandhi memimpin orang-orang India di Afrika Selatan untuk menentang kebijakan diskriminatif pemerintah melalui demonstrasi damai dan mogok makan, yang menjadi langkah awal dalam perjuangannya untuk keadilan sosial.

Setelah kembali ke India pada 1915, Gandhi segera menjadi salah satu pemimpin utama dalam gerakan kemerdekaan India. Ia memimpin perjuangan melawan penjajahan Inggris dengan cara yang sangat tidak konvensional—tanpa kekerasan. Gandhi percaya bahwa kekerasan hanya akan melahirkan lebih banyak kekerasan dan penderitaan. Prinsip ahimsa yang ia anut menekankan bahwa setiap orang harus berjuang untuk keadilan tanpa merusak atau menyakiti orang lain.

Salah satu tindakan terkenal Gandhi adalah Salt March pada tahun 1930, sebuah protes terhadap pajak garam yang dikenakan oleh pemerintah Inggris di India. Gandhi berjalan sejauh lebih dari 300 kilometer menuju Laut Arab untuk memproduksi garam sendiri, mengabaikan hukum Inggris yang melarangnya. Aksi ini menarik perhatian dunia dan memperlihatkan kepada masyarakat internasional bahwa perlawanan terhadap penjajahan bisa dilakukan dengan cara yang damai.

Gandhi juga sangat peduli dengan persatuan di India. Ia memimpin gerakan untuk menyatukan berbagai komunitas yang berbeda, termasuk Hindu, Muslim, dan kelompok minoritas lainnya. Meskipun India terdiri dari berbagai agama, budaya, dan bahasa, Gandhi memperjuangkan toleransi antar umat beragama dan berusaha menghindari pertikaian antar kelompok tersebut. Ia selalu menyerukan perdamaian dan harmoni di tengah keragaman.

Namun, perjuangan Gandhi untuk persatuan tidak mudah. Ketika India akhirnya memperoleh kemerdekaan pada tahun 1947, negara tersebut terpecah menjadi dua negara: India dan Pakistan. Pembagian ini menyebabkan kerusuhan besar-besaran antara umat Hindu dan Muslim. Gandhi sangat kecewa dengan kekerasan yang terjadi, dan ia berusaha untuk meredakan ketegangan ini dengan terus menyerukan perdamaian melalui puasa dan dialog antar komunitas.

Mahatma Gandhi meninggal pada 30 Januari 1948, setelah dibunuh oleh seorang ekstremis Hindu yang tidak setuju dengan upayanya untuk memperjuangkan persatuan antara Hindu dan Muslim. Meskipun kematiannya tragis, warisan yang ditinggalkan Gandhi terus hidup.

Dalam perjalanan hidupnya, Gandhi tidak hanya memimpin perjuangan India untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Inggris, tetapi juga menjadi simbol perdamaian, keadilan, dan toleransi di dunia.

Artikel ini telah dibaca 19 kali

Baca Lainnya

Teladan Gus Dur: Pelopor Harmonisasi Agama dan Bangsa Indonesia

6 Januari 2025 - 16:59 WIB

Mencari Tapak Jejak Gus Dur: Meneladani Sang Guru Bangsa

6 Januari 2025 - 13:59 WIB

5 Ulama Bicara Tantangan Radikalisme dan Terorisme di Indonesia Tahun 2025

6 Januari 2025 - 13:48 WIB

5 Tokoh Bicara Tantangan Radikalisme dan Terorisme di Indonesia Tahun 2025

6 Januari 2025 - 13:40 WIB

Asal-Usul Kalimah terkenal GusDur : Tuhan Tak Perlu Dibela

27 Desember 2024 - 18:56 WIB

GusDur Diadili Para Kiai : Kutipan Buku Kiai Menggugat Gus Dur Menjawab Sebuah Pergumulan Wacana dan Transformasi

26 Desember 2024 - 07:34 WIB

Trending di Ruang Tokoh