Oleh: M. Miftah KH
Demokrasi yang sehat adalah kunci bagi masyarakat yang berdaulat. Dalam konteks ini, partisipasi aktif semua elemen masyarakat, terutama santri dan generasi muda, sangat penting. Mereka memiliki potensi besar untuk membawa nilai-nilai moral dan keadilan dalam proses politik, menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua.
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh kaum muda, terutama santri, dan masyarakat secara umum. Pertama, pendidikan politik menjadi aspek krusial. Santri perlu memahami pentingnya pengetahuan tentang proses pemilihan, hak suara, dan dampak dari pemilihan yang cerdas. Hal ini agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif dan informatif.
Saat ini, kita juga menghadapi ancaman serius dari praktik kecurangan dan money politics. Masyarakat harus menolak segala bentuk kecurangan, baik dari penguasa incumben maupun pihak lainnya. Politik uang tidak hanya merusak tatanan demokrasi, tetapi juga menciptakan pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi ketimbang rakyat. Setiap suara yang diberikan harus dianggap sebagai investasi untuk masa depan, sehingga penting bagi masyarakat untuk memilih dengan hati nurani dan menolak iming-iming materi.
Di samping itu, politik identitas menjadi tantangan besar. Masyarakat perlu waspada terhadap narasi yang memecah belah berdasarkan perbedaan suku, agama, atau kelompok tertentu. Kaum muda harus mampu menolak politik identitas dan mendorong inklusivitas, merangkul semua elemen masyarakat.
Santri juga diharapkan untuk tidak hanya menjadi pemilih yang cerdas, tetapi juga calon pemimpin yang berani mengambil langkah dalam proses politik. Keterlibatan aktif mereka akan menghasilkan kebijakan pembangunan yang lebih inklusif dan berkeadilan. Kesadaran sosial yang tinggi terhadap isu-isu yang dihadapi daerah, seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan, sangat penting. Dengan memahami tantangan ini, mereka dapat memilih pemimpin yang memiliki visi dan komitmen untuk mengatasi masalah tersebut.
Kemandirian dan kreativitas juga harus didorong di kalangan generasi muda. Mereka perlu menciptakan solusi inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat, memperkuat posisi mereka dalam proses politik. Kemampuan untuk mengadvokasi dan berkomunikasi dengan efektif akan sangat membantu dalam menyampaikan aspirasi masyarakat.
Di era digital ini, media sosial berfungsi sebagai alat yang kuat. Kaum muda perlu memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi yang benar dan menanggapi isu-isu dengan bijaksana. Hal ini penting agar tidak terjebak dalam berita hoaks yang dapat merusak reputasi individu atau proses pemilihan.
Harapan untuk masa depan adalah lahirnya pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyat, mampu membawa perubahan nyata, dan mengutamakan kesejahteraan semua lapisan masyarakat. Masyarakat harus bijak dalam menentukan pilihan, menolak segala bentuk kecurangan dan praktik money politics dari penguasa incumben, serta berkomitmen untuk menciptakan demokrasi yang bersih dan sehat. Dengan keterlibatan aktif semua elemen masyarakat, terutama santri dan generasi muda, kita dapat membangun contoh daerah yang berhasil mempraktikkan demokrasi sehat dan meraih kemajuan yang berkeadilan. Salam Perubahan!
*Mahasiswa Santri Universitas Annuqayah Prodi Tasawuf, Psikoterapi Angkatan 2021.
