Oleh : Mohammad Haris – Duta Damai Santri Jatim
Pesantren, sebagai salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia, telah lama memainkan peran penting dalam membentuk karakter generasi Muslim di Tanah Air. Selain mendidik santri tentang agama dan moralitas, pesantren juga memiliki tanggung jawab dalam menanamkan nilai-nilai toleransi, terutama di tengah masyarakat yang multikultural dan multiagama seperti Indonesia.
Pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai benteng yang mengajarkan pentingnya hidup berdampingan dengan sesama dalam suasana saling menghargai dan menghormati.
Ajaran di pesantren tentang Toleransi Islam mengajarkan bahwa manusia harus hidup dengan sikap saling menghargai, tidak hanya kepada sesama Muslim, tetapi juga kepada pemeluk agama lain. Konsep rahmatan lil ‘alamin atau “Islam sebagai rahmat bagi semesta alam” adalah pondasi penting yang diajarkan di pesantren.
Pesantren mendidik santri untuk menghormati perbedaan dan memahami bahwa Islam mengajarkan kedamaian, persatuan, dan kasih sayang kepada semua makhluk.
Pembentukan Akhlak yang Toleran juga salah satu fokus pendidikan pesantren dalam membentuk akhlak yang baik. Akhlak mulia ini mencakup sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Pesantren menanamkan sikap menghargai perbedaan, menghindari kekerasan, dan mengedepankan dialog atau musyawarah. Santri diajarkan untuk menyelesaikan perbedaan dengan cara yang damai dan saling memahami, baik dalam konteks agama, budaya, maupun pandangan hidup.
Lingkungan yang multikultural Pesantren sering kali menjadi tempat bertemunya santri dari berbagai latar belakang budaya, bahasa, dan suku. Dalam kehidupan sehari-hari, para santri berinteraksi satu sama lain dalam suasana yang penuh kebersamaan.
Pengalaman hidup di lingkungan yang multikultural ini membantu mereka memahami nilai-nilai toleransi secara langsung, karena mereka belajar bagaimana menghormati keragaman yang ada di antara mereka.
Selain didalam lingkungan pesantren, pesantren juga berperan sebagai agen sosial di masyarakat, sering terlibat dalam kegiatan sosial seperti bakti sosial, pemberdayaan ekonomi, dan bantuan kemanusiaan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Kegiatan ini memperkuat hubungan sosial antar umat beragama dan membangun rasa saling menghormati di kalangan masyarakat yang lebih luas. Selain itu banyak pesantren yang aktif berpartisipasi dalam dialog antar agama, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Melalui dialog, pesantren mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya hidup dalam harmoni di tengah perbedaan.
Dialog ini membantu mengurangi prasangka negatif antar agama dan membuka ruang bagi kerjasama sosial dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif.
Pesantren juga menyebarkan Nilai-Nilai Toleransi Lewat Dakwah Para lulusan atau alumninya, ketika kembali ke masyarakat para alumni berperan penting sebagai pendakwah. Mereka tidak hanya menyampaikan ajaran agama, tetapi juga menekankan pentingnya toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Dakwah yang mengedepankan nilai-nilai damai dan toleran membantu mencegah konflik sosial yang disebabkan oleh perbedaan pandangan agama atau kebudayaan.
Dapat kita simpulkan bahwa Pesantren memiliki peran vital dalam menanamkan dan mempromosikan nilai-nilai toleransi di Indonesia. Melalui pendidikan agama yang moderat, pembentukan akhlak mulia, dan peran sosial yang aktif, pesantren tidak hanya membentuk individu yang religius tetapi juga yang toleran dan mampu hidup berdampingan dengan damai di tengah keberagaman.
Di masa depan, pesantren akan terus menjadi pelopor dalam menumbuhkan sikap toleransi dan menjembatani perbedaan untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif.