Oleh: Abdul Warits
Di Indonesia, peringatan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan berbagai tradisi keislaman. Umat Islam di berbagai daerah menggelar acara seperti tabligh akbar, memperbanyak bacaan sholawat, mengadakan perlombaan keagamaan, serta kegiatan positif lainnya. Tradisi ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga untuk meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah SAW.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk merenungkan dan mengingat kembali perjuangan serta keteladanan Nabi Muhammad SAW. Ini juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.
Pada dasarnya, Perayaan Maulid Nabi adalah bid’ah hasanah (baik) yang telah diajarkan turun-temurun oleh umat Islam. Apalagi, dalam peringatan Maulid Nabi pada umumnya juga diisi sengan ceramah dan pengajian yang bermanfaat bagi umat Muslim. Para ulama mengambil dalil bid’ah hasanah dari nasihat Sahabat Abdullah bin Mas’ud:
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik di sisi Allah, dan perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut buruk disisi Allah” (HR Ahmad).
Dengan perayaan Maulid Nabi, maka bisa dipastikan Umat Indonesia tidak terancam dari adanya disintegrasi bangsa melalui berbagai macam kelompok yang akan merongrong terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya, Indonesia merupakan negara yang multikultur yang terdiri dari beragam tradisi di dalamnya. Akan tetapi, pada momentum bulan Maulid menjadi satu kekuatan untuk memperteguh rasa kebangsaan melalui silaturrahim dan hidup dengan guyub berdampingan dengan masyarakat.
Salah satu contoh konkritnya adalah saat perayaan maulid Nabi, masyarakat Indonesia bisa menikmati rasa syukur makan bersama dengan berbagai elemen masyarakat. Ada ragam buah-buahan yang disajikan bahkan di beberapa daerah di Indonesia, perayaan maulid nabi dikemas dengan saling bertukar rasa makanan seperti perayaan maulid Nabi di Madura, mereka tidak segan segan membawa nasi ke masjid dan dibagikan kepada jemaahnya usai melantunkan sholawat nabi. Maka patut dikatakan perayaan maulid nabi adalah momentum untuk merekatkan kehidupan masyarakat dalam persatuan dan kebangsaan.