Oleh: Citra Sukma Ningsih
Monitoring kepada Seluruh Santri Lama dan Santri Baru
Melakukan monitoring atau pengawasan dan pengendalian kepada seluruh santri bisa dilakukan sejak awal masuk para santri. Hal ini sangat penting untuk dilakukan aga para santri dibekali apa yang dimaksud dengan bullying dan dampaknya terhadap psikologis, selain itu agar terjalinnya sebuah komunikasi dan sosialisasi yang baik antar santri, pengurus dan pihak pesantren yang bersangkutan.
Monitoring yang bisa dilakukan oleh pihak pesantren adalah dengan memberikan seminar-seminar pendidikan terkait bullying, agar santri juga merasa terlindungi dan diakui sebagai santri yang seutuhnya dan tidak ada senioritas di pesantren.
Peran Pengurus di Pondok Pesantren
Di sebuah pesantren, pasti memiliki sistem struktural terkait kepengurusan santri dan keberlangsungannya kegiatan dan kehidupan santri secara teratur maka dibentuklah pengurus atau yang biasa dikenal dengan “Ustad/Ustadzah”.
Ustaz atau ustadzah tidak hanya memberikan sebuah ilmu pengetahuan saja akan tetapi juga harus memberikan teladan yang baik kepada para santri, selain itu ustad/ustadzah juga harus mengayomi para santri khususnya santri yang memiliki tingkat keaktifan yang berlebih, hendaknya pengurus bersikap sabar dan tidak gegabah dalam menghukum santri.
Sebaiknya hukuman kepada santri yang melanggar adalah dengan pendidikan karakter bukan dengan hukuman yang bisa saja memalukan para santri. Karena hukuman yang membuat malu para santri adalah salah satu bentuk bullying. Oleh karena itu, ustad atau ustadzah harus menjadi garda terdepan dalam memutus mata rantai tindakan bullying agar pesantren jauh dari stigma negatif masyarakat terkait maraknya kasus bullying di pesantren.
Bullying merupakan perilaku agresif yang disengaja untuk menyebabkan ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain. Bullying adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan karena mengancam keamanan dan kenyaman seseorang.
Bullying di dunia pesantren sudah tidak asing didengar karena banyaknya kasus tersebut di pesantren bahkan sampai menewaskan korban akibat tindakan abnormal tersebut.
Dampak dari bullying di pesantren adalah adanya rasa trauma yang panjang yang dirasakan oleh korban karena merasa dirinya tidak dihargai, diolok-olok dan dipermalukan di depan umum sehingga berakibat terhadap proses belajarnya dan mengganggunya.
Adapun faktor-faktor yang muncul adanya bullying adalah adanya senioritas antar santri lama dan satri baru. Karena di dalam sebuah asrama pesantren santri baru dianggap tamu dan santri lama diangggap raja sehingga harus memenuhi keinginan sang raja, dan santri baru tidak bisa menolaknya karena tergolong orang baru dan takut akan ancamannya. Selain itu, adanya hukuman terhadap pelanggaran yang dilakukan santri juga bisa berakibat fatal karena menjadi pemicu tindakan bullying untuk direndahkan dan dianggap tidak menghargai aturan pesantren.
Oleh karena itu, tindakan pihak pesantren dalam menanggulangi bullying adalah dengan cara memonitoring seluruh santri dengan diadakannya seminar seminar pendidikan terkait bullying dan dampaknya, selain itu peran pengurus pesantren juga berpotensi menjadi koordinir dari tindakan bullying tersebut.