Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Damai Pedia · 30 Agu 2024 21:07 WIB ·

Produksi Olahan Ikan, KKN Universitas Annuqayah 2024 Gerakkan Ekonomi Kreatif Warga Pasongsongan Sumenep


 Mahasiswa KKN Universitas Annuqayah 2024 melaksanakan kegiatan mengolah ikan. Perbesar

Mahasiswa KKN Universitas Annuqayah 2024 melaksanakan kegiatan mengolah ikan.

Santrikeren.id– Mahasiswi yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Annuqayah 2024 di Desa Panaongan melaksanakan kegiatan mengolah ikan di kediaman Kepala Dusun Benteng Utara Desa Panaongan Kamis (29/08/24).

Dalam menjalankan program kerjanya, mahasiswa Universitas Annuqayah turun langsung ke masyarakat dan berpartisipasi dalam pengolahan ikan menjadi rengginang dan patthek ikan.

Kegiatan tersebut dimulai dengan memilah bahan yang akan diolah terlebih dahulu. Salah satunya menimbang beras ketan yang akan dijadikan rengginang. Seperti yang diiungkapkan Surauda, istri Kepala Dusun Benteng Utara Desa Panaongan saat mendampingi peserta KKN.

“Memang harus ditimbang lebih dulu agar takarannya pas” tuturnya

Setelah menimbang beras ketan, dilanjut pada pencucian dan direndam sekitar 30 menit agar beras menjadi lebih bersih lalu di kukus. Bersamaan dengan itu, bumbu halus berupa bawang merah, bawang putih, garam dan penyedap rasa dihaluskan.

Setelah proses pengukusan selesai, beras ketan yang sudah dikukus dicampur dengan bumbu halus dan air panas dari kukusan tadi kemudian dikukus kembali.

“Pengukusan kedua kalinya ini agar beras ketan tidak lembek dan mudah dibentuk” kata Perempuan asal Paiton ini.

Sembari menunggu beras ketan matang, peserta KKN diarahkan untuk membuat adonan patthek. Adonan ini sama seperti patthek pada umumnya yaitu, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, mentega, garam dan penyedap rasa, bedanya patthek khas Desa Panaongan ini dicampur dengan ikan yang dihaluskan.

Kegiatan dilanjut dengan mencetak rengginang dan menggoreng adonan patthek yang diiris tipis. Kegiatan mencetak rengginang memakan waktu sekitar dua jam menghasilkan empat sak-sak (tempat menata rengginag yang hendak dijemur) dengan jumlah 6 kg.

“Biasanya kalo sendirian, Ibu menghabiskan waktu tiga jam dengan adonan 5 kg” tambahnya.

Usaha pengolahan ikan menjadi rengginang dan patthek ikan ini bisa meningkatkan  ekonomi Masyarakat Desa Panaongan karena berbatasan langsung dengan laut yang banyak menghasilkan ikan. Bahan-bahan untuk pembuatan rengginang dan patthek ikan ini mudah didapatkan dan harganya lebih murah dari daerah selain pesisir.

“Kegiatan pengolahan ikan ini bisa meningkatkan ekonomi Masyarakat dan dikembangkan. Serta bisa dijadikan pekerjaan utama dan membuka lapangan pekerjaan,” tutur Mutma’innah, sekretaris KKN posko 15.

 

 

 

Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Lagi, Ponpes Annuqayah Lubangsa Putri Torehkan Juara Umum Sukarabic Fest VII UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

15 September 2024 - 21:39 WIB

BNPT RI Bentuk Duta Damai Bali, Deputi I: Generasi Muda Benteng Perdamaian di Pulau Dewata

13 September 2024 - 10:04 WIB

Simak Cara Buat Pembalut Kain Ramah Lingkungan ala KKN Universitas Annuqayah

8 September 2024 - 21:07 WIB

Lagi, Grup Hadrah Liwa’ul Muridat Ponpes Darussalam Sabet Juara 1 Festival Ekonomi Syariah Bank Indonesia Jember

6 September 2024 - 10:08 WIB

KKN Universitas Annuqayah Bantu Warga Olah Singkong Bernilai Ekonomi Kreatif

4 September 2024 - 10:58 WIB

KKN Universitas Annuqayah Jelajahi Inovasi Budidaya Udang Ramah Lingkungan di Sumenep

3 September 2024 - 11:52 WIB

Trending di Damai Pedia