Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 29 Jul 2024 14:57 WIB ·

6 Konsep Slow Living Menurut Dr. Fahruddin Faiz


 6 Konsep Slow Living Menurut Dr. Fahruddin Faiz Perbesar

Oleh: Erik Setiawan

Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan penuh tekanan, muncul gerakan slow living yang menawarkan cara hidup lebih tenang dan berkesadaran. Dr. Fahruddin Faiz, seorang cendekiawan Muslim dan dosen filsafat, menguraikan konsep slow living sebagai sebuah pendekatan hidup yang mengedepankan kualitas, kesadaran, dan kebermaknaan dalam setiap aspek kehidupan.
Berikut adalah enam konsep slow living menurut Dr. Fahruddin Faiz.

1. Kesadaran Penuh (Mindfulness)

Dr. Fahruddin Faiz menekankan pentingnya hidup dengan kesadaran penuh. Ini berarti selalu hadir di setiap momen yang kita jalani, tanpa terburu-buru atau terlalu fokus pada masa depan. Kesadaran penuh memungkinkan kita untuk menghargai setiap detik yang berlalu dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Dalam konteks Islam, ini selaras dengan konsep muraqabah, yaitu kesadaran akan pengawasan Allah SWT dalam setiap tindakan.

2. Memilih Prioritas

Slow living mengajak kita untuk menata ulang prioritas dalam hidup. Dr. Fahruddin Faiz mengingatkan bahwa tidak semua yang kita kejar membawa manfaat jangka panjang. Penting untuk mengevaluasi tujuan hidup dan memastikan bahwa apa yang kita lakukan sejalan dengan nilai dan prinsip yang diyakini. Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti berani mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak penting dan lebih fokus pada hal-hal yang mendatangkan kedamaian dan kebahagiaan.
3. Menghargai Proses

Dalam era yang serba instan, Dr. Fahruddin Faiz mengajak kita untuk kembali menghargai proses. Slow living mengajarkan bahwa setiap pencapaian memerlukan waktu dan usaha. Kesabaran dan ketekunan adalah kunci untuk menikmati perjalanan hidup, bukan hanya hasil akhirnya. Dalam ajaran Islam, ini tercermin dalam konsep sabar, di mana umat diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian dan tantangan.

4. Mengurangi Konsumsi Berlebihan

Salah satu aspek penting dari slow living adalah mengurangi konsumsi berlebihan. Dr. Fahruddin Faiz menyoroti bahwa hidup sederhana dan hemat adalah jalan menuju kebahagiaan sejati. Mengurangi konsumsi tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga membantu kita fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Islam mengajarkan zuhud, yaitu hidup sederhana dan tidak terikat oleh kesenangan duniawi yang berlebihan.

5. Koneksi dengan Alam

Dr. Fahruddin Faiz juga menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam. Slow living mengajak kita untuk lebih banyak menghabiskan waktu di alam, menghargai keindahan ciptaan Allah SWT, dan bertanggung jawab menjaga lingkungan. Ini sejalan dengan konsep khalifah fil ardh dalam Islam, yang menempatkan manusia sebagai penjaga dan pelindung bumi.

6. Membangun Hubungan Berkualitas

Terakhir, slow living menekankan pentingnya membangun hubungan yang berkualitas dengan orang lain. Dr. Fahruddin Faiz mengingatkan bahwa dalam kehidupan yang penuh kesibukan, kita sering kali mengabaikan pentingnya komunikasi dan interaksi yang bermakna. Islam menekankan silaturahim, yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama, sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial.
Konsep slow living yang ditawarkan oleh Dr Fahrudin Faiz adalah sebuah pendekatan hidup yang seimbang dan penuh kesadaran.

Ada Quotes menarik dari beliau bahwa ” Hidup ini secara natural sudah pas, jika ada yang tidak pas berarti kamu sendiri yang merusak ritmenya”. Dengan mengutamakan kualitas daripada kuantitas, kita diajak untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan harmonis. Dalam Islam, banyak nilai slow living yang sejalan dengan ajaran agama, seperti kesederhanaan, kesabaran, dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan sejati dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel ini telah dibaca 109 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mewujudkan Demokrasi Sehat Melalui Pilkada Serentak

23 November 2024 - 08:59 WIB

Santri Sebagai Pilar Perdamaian di Dunia Perpolitikan

21 November 2024 - 09:10 WIB

Bahaya Politik dan Pertumpahan Darah, Bagaimana Solusinya?

19 November 2024 - 11:42 WIB

macam-macam darah wanita

Peran Santri dalam Membangun Generasi Emas Indonesia

17 November 2024 - 12:42 WIB

Dari Keraguan ke Keyakinan: Menemukan 7 Rahasia Kekuatan Pribadi dalam Diri

16 November 2024 - 10:11 WIB

Menakar Efektivitas Pemberdayaan Sistem Koperasi dalam Program “Solusi Nelayan”

11 November 2024 - 14:43 WIB

Trending di Suara Santri