Oleh : Erik Setiawan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang memiliki peran signifikan dalam pembentukan karakter santri. Salah satu nilai utama yang diajarkan di pesantren adalah *self-discipline*atau kedisiplinan diri. Kedisiplinan ini bukan hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga mencakup aspek spiritual dan sosial.
Pentingnya Self-Discipline di Pesantren
Self-discipline dalam konteks pesantren adalah kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal ini meliputi kedisiplinan dalam ibadah, belajar, berinteraksi dengan orang lain, dan menjaga etika dalam setiap tindakan.
1. Ibadah sebagai Pilar Utama
Di pesantren, kegiatan ibadah menjadi aktivitas utama yang dilakukan sehari-hari. Santri dilatih untuk disiplin dalam menjalankan ibadah wajib, seperti salat lima waktu, dan ibadah sunnah lainnya. Waktu-waktu ibadah yang teratur mengajarkan santri untuk menghargai waktu dan mengatur aktivitasnya dengan baik. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari,
Dari Abdullah bin Mas’ud RA,
سَأَلْتُ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللَّهِ ؟ قَالَ : الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا . قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ , قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ , قَالَ : حَدَّثَنِي بِهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَلَوْ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
Artinya: “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ‘Amalan apakah yang paling dicintai Allâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku (Abdullah bin Mas’ud) mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Berbakti kepada dua orang tua.” Aku bertanya lagi, ‘Lalu apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allâh.” (HR Bukhari)
2. Kedisiplinan dalam Belajar
Pesantren memiliki jadwal belajar yang ketat dan terstruktur. Santri diharapkan untuk disiplin dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, menghafal Al-Qur’an, dan mempelajari kitab-kitab klasik. Kedisiplinan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membentuk mental yang tangguh dan ulet.
3. Pengendalian Diri dan Akhlak
Salah satu tujuan utama pendidikan pesantren adalah membentuk akhlak yang mulia. Santri diajarkan untuk mengendalikan emosi, bersikap sabar, dan menghormati orang lain. Dalam hal ini, self-discipline berperan penting dalam membentuk karakter yang berlandaskan akhlakul karimah.
Metode Penerapan Self-Discipline di Pesantren
1. Penerapan Jadwal Harian yang Ketat
Pesantren menerapkan jadwal harian yang terstruktur dari bangun pagi hingga tidur malam. Kegiatan ini meliputi salat berjamaah, belajar, kerja bakti, dan istirahat. Dengan mengikuti jadwal ini, santri terbiasa mengatur waktu dan bertanggung jawab atas tugas-tugasnya.
2. Keteladanan dan Bimbingan Guru
Para ustaz dan ustazah di pesantren memberikan teladan yang baik dalam hal kedisiplinan. Mereka tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menunjukkan praktik nyata dari nilai-nilai disiplin. Santri diajak untuk belajar langsung dari contoh perilaku guru mereka.
3.Kegiatan Ekstrakurikuler dan Kebersamaan
Pesantren juga menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendorong santri untuk bekerja sama dan saling mendukung. Kegiatan seperti pramuka, olahraga, dan seni menumbuhkan rasa disiplin dalam kerjasama tim dan tanggung jawab sosial.
Manfaat Self-Discipline di Pesantren
Kedisiplinan diri yang diajarkan di pesantren memberikan manfaat jangka panjang bagi santri. Mereka menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik. Selain itu, self-discipline membantu santri dalam mengembangkan potensi diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi.
Di tengah perkembangan zaman yang semakin kompleks, nilai-nilai self-discipline yang ditanamkan di pesantren menjadi modal berharga bagi santri untuk menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat. Dengan disiplin diri yang kuat, santri mampu menjaga integritas dan menjadi teladan bagi orang lain.
Self-discipline di pesantren bukan sekadar aturan yang harus diikuti, tetapi merupakan bagian integral dari pembentukan karakter santri. Melalui kedisiplinan dalam ibadah, belajar, dan kehidupan sehari-hari, santri dibimbing untuk menjadi pribadi yang unggul dan berakhlak mulia. Pesantren, dengan segala tradisi dan nilai-nilai luhur yang diajarkannya, menjadi tempat yang ideal untuk menumbuhkan self-discipline yang kokoh dan berkelanjutan.