Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Damai Pedia · 27 Jun 2024 10:11 WIB ·

Ada Peningkatan Tren Radikalisme di Kalangan Remaja, Kepala BNPT : Karena Diisi Pemikiran Intoleran


 Ada Peningkatan Tren Radikalisme di Kalangan Remaja, Kepala BNPT : Karena Diisi Pemikiran Intoleran Perbesar

Santrikeren.id-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan terjadi peningkatan tren radikalisme di kalangan remaja Indonesia sejak 2016.

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel menjelaskan telah lakukan penelitian kepada remaja SMA di kota-kota besar Indonesia sejak 2016. Hasilnya, remaja Indonesia dari tahun ke tahun semakin radikal karena diisi pemikiran intoleran.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2024).

“Terjadi peningkatan proses radikalisasi di kalangan remaja, anak-anak, dan perempuan. Meskipun peningkatan dari 2016 hingga saat ini hanya satu digit, tapi kalau satu digit dikalikan jumlah remaja kita, jumlahnya sangat besar,” jelas

Dia menyimpulkan, kelompok teroris memang sengaja mengubah pendekatannya. Dahulu, mereka melakukan serangan langsung seperti dengan bom bunuh diri.

Rycko meyakini, serangan langsung seperti itu memang tidak akan berhasil di Indonesia karena masyarakat cenderung tidak suka kekerasan. Oleh sebab itu, kini kelompok teroris melakukan serangan tak langsung dengan meradikalisasi pemikiran generasi muda.

“Jika kita abai dan lengah saat ini menjaga generasi muda kita, sama dengan kita menyimpan bom waktu dan kehancuran Indonesia di masa depan, no more Indonesia, tidak ada lagi Indonesia,” katanya.

Oleh sebab itu, Rycko menyatakan fokus kerja BNPT tahun ini adalah untuk menanggulangi radikalisasi kalangan remaja Indonesia. Menurut penelitian, lanjutnya, radikalisasi terjadi karena kurangnya pengetahuan remaja Indonesia.

“Bahan baku dari ajaran terorisme adalah intoleran, tidak mengenal perbedaan. Ini baru lessons number one, lessons number berikutnya mengajarkan perbedaan, mengajarkan kebencian, mengajarkan dirinya paling benar dengan kelompoknya, orang lain salah, harus ikut, yang tidak mau ikut dianggap musuh, berhadapan, lawan, dikafirkan, bahkan dihalalkan darahnya,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, BNPT sudah berkoordinasi kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim agar memperbanyak pelajaran sejarah terbentuknya negara Indonesia, pelajaran Budi pekerti, dan wawasan kebangsaan kepada siswa sekolah.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Puluhan Santri Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Ikuti Wisuda Sekolah Media

25 November 2024 - 15:38 WIB

Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Annuqayah Studi Lapangan ke Rumah Sakit Jiwa, Dekan: Merawat Orang Lain Perbuatan Mulia

23 November 2024 - 10:03 WIB

Santriwati Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Raih 3 Kejuaraan Lomba di Event Pamekasan Bilingual Course

6 November 2024 - 12:42 WIB

Meriahkan Harlah Pesantren dan Hari Santri 2024, Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Gemakan Sholawat Bareng Nyai Nur Laila

4 November 2024 - 21:53 WIB

Usung Tema Nyambhung Sokma, Haul Akbar Masyayikh Annuqayah Diikuti Ribuan Alumni dan Masyarakat

3 November 2024 - 17:39 WIB

Jelang Pilkada 2024, Ribuan Warga NU Doakan Keselamatan dan Kedamaian Sumenep

31 Oktober 2024 - 21:12 WIB

Trending di Damai Pedia