Oleh : Anis Faikatul Jannah
Menikah adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap muslim, karena itu merupakan saat sakral yang mengikat dua orang muslim. Seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran, bahwa Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan agar manusia dapat mengingat kebesaran-Nya.
Orang biasanya memilih bulan yang dianggap baik untuk menikah, agar pernikahan mereka mendapat berkah dan jauh dari kesialan. Dalam ajaran Islam, ada bulan-bulan yang disarankan untuk menikah, salah satunya adalah bulan Syawal. Dahulu, di zaman jahiliyah, bulan ini dianggap sebagai bulan yang tidak baik untuk menikah. Orang-orang Arab jahiliyah melarang menikah di bulan Syawal karena mereka percaya bahwa itu akan mendatangkan kesialan dan tidak akan mendapat berkah.
Larangan ini kemudian menjadi tradisi di kalangan mereka. Namun, Rasulullah tidak membenarkan tradisi tersebut. Sebagai bentuk penolakan, beliau menikahi Sayyidah Aisyah pada bulan Syawal. Hal ini terdokumentasikan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah, di mana beliau menyatakan bahwa Rasulullah menikahinya pada bulan Syawal dan memulai kehidupan rumah tangga pada bulan tersebut. Beliau juga menyebutkan bahwa tidak ada istri Rasulullah yang lebih beruntung daripadanya.
Hadis tersebut menjadi bukti bahwa tradisi orang Arab jahiliyah tidak sesuai dengan ajaran Islam. Menikah di bulan Syawal justru merupakan Sunnah, yang bertujuan untuk menghapus kepercayaan negatif yang berkembang pada masa itu. Selain menikah di bulan Syawal, Sayyidah Aisyah juga senang menikahkan wanita lain pada bulan tersebut, dan berhubungan dengan Rasulullah pada bulan Syawal. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir jika ingin menikah, menikahkan orang lain, atau berhubungan di bulan Syawal.
Bagi para jomblo yang sudah memiliki calon, selain puasa enam hari di bulan Syawal, menikah, menikahkan orang lain, atau berhubungan di bulan Syawal juga disarankan. Namun, bagi yang belum memiliki calon, mereka masih bisa menikah di bulan lain.