Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 14 Apr 2024 17:00 WIB ·

Menebar Kedamaian di Bulan Suci, Toleransi Selama Ramadhan 1445 H


 Menebar Kedamaian di Bulan Suci, Toleransi Selama Ramadhan 1445 H Perbesar

Oleh: Mutawakkil

Bulan Ramadhan 1445 H yang baru saja berlalu meninggalkan kenangan indah tentang momen penuh makna dan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Semangat saling menghormati dan menghargai perbedaan terpancar begitu jelas di tengah masyarakat yang beragam.

Di berbagai daerah, aksi sosial dan kemanusiaan juga marak dilakukan, seperti berbagi takjil dan makanan berbuka puasa. Hal ini menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian antar sesama masih tertanam kuat di masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama. Pemerintah dan tokoh agama pun turut aktif dalam menggaungkan pesan toleransi. Berbagai kegiatan dan dialog antarumat beragama diadakan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Media massa pun tak mau ketinggalan, dengan gencar memberitakan kisah-kisah inspiratif tentang toleransi dan kerukunan selama Ramadhan.

Meskipun masih ada beberapa kasus intoleransi yang terjadi, namun secara keseluruhan, Ramadhan 1445 H menjadi momen yang indah bagi bangsa Indonesia. Semangat toleransi yang ditunjukkan oleh masyarakat menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah hal yang harus dipertentangkan, melainkan kekayaan yang patut disyukuri.

Berikut beberapa poin penting yang dapat dipetik dari toleransi selama Ramadhan 1445 H:

  1. Ramadhan disambut dengan hari raya nyepi.

Ada suasana baru nih ketika Ramadhan kemarin, dimana sabat kita umat hindu merayakan hari raya nyepi pada permulaan Ramadhan, dimana umat muslim di bali bertoleransi dengan melaksanakan salat tarawih pada malam pertama Ramadhan, dengan tidak menyalakan toa keluar dari area masjid, serta menghidupkan lampu hanya diarea masjid tidak sampai ke bahu jalan. Sungguh bentuk toleransi yang telah mengakar kuat.

  1. Ramadhan dan hari raya paskah

Rasa toleransi ini ditampilkan dengan baik, misalnya, oleh masyarakat Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sejumlah pemuda di Kelurahan Fatufeto, Kecamatan Alak, Kota Kupang, membuat salib serta beduk berdampingan. Pemuda Kristen Feri La’a mengatakan, dua patung replika ini dibangun di satu lokasi ini untuk merayakan Paskah bagi umat Katolik serta Ramadhan dan Idul Fitri bagi umat Islam di Kota Kupang. Feri menyebut, alasan pemuda rayon dua jemaat Gereja Masehi Injili di Timor GMIT Kota Kupang membuat salib dan beduk karena saat ini ada dua perayaan besar keagamaan yang berjalan bersamaan.

  1. War takjil

Memasuki pertengahan Ramadan 2024, media sosial, khususnya TikTok, diwarnai tren unik yang disebut “war takjil”. Berbagai kelakuan lucu dan kocak terkait perburuan takjil ini menjadi viral. Bahkan, kemunculan meme war takjil yang menghibur semakin memperkuat fenomena ini.

Menariknya, Ramadan tahun ini diwarnai fenomena baru: war takjil lintas agama. Tradisi berburu takjil tak lagi diwarnai hanya oleh umat Muslim yang berpuasa, tetapi juga diikuti oleh mereka yang berbeda agama. Fenomena ini menunjukkan semangat toleransi dan persatuan yang indah, sekaligus meruntuhkan batasan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di tengah masyarakat.

  1. Non Muslim menyiapkan kebutuhan selama Ramadhan

Ramadan tahun ini menjadi momen indah bagi bangsa Indonesia, di mana toleransi dan persaudaraan antar umat beragama terjalin erat. Salah satu contohnya adalah di kota Solo dan beberapa daerah lain, di mana umat Kristiani dan Muslim saling bahu membahu dalam menyambut bulan suci. Saat umat Islam menjalankan puasa, umat Kristiani dengan penuh kasih menyiapkan kolak sebagai menu berbuka puasa dan mengantarkannya ke rumah-rumah tetangga Muslim.

Di Jakarta, Vihara Dharma Bakti juga menunjukkan solidaritasnya dengan menyediakan 450 porsi takjil bagi umat Muslim di sekitar vihara. Kebaikan ini menjadi bukti nyata bahwa perbedaan agama tidak menjadi penghalang untuk saling berbagi dan menjalin persaudaraan. Semangat toleransi dan gotong royong yang terpancar di bulan Ramadhan ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga keharmonisan dan kedamaian bangsa.Ramadhan 1445 H telah usai, namun semangat toleransi dan kerukunan harus terus dijaga dan dilestarikan. Mari jadikan momen indah ini sebagai refleksi diri untuk terus membangun Indonesia yang damai dan sejahtera bagi semua.

Ramadhan 1445 H telah usai, namun semangat toleransi dan kerukunan harus terus dijaga dan dilestarikan. Mari jadikan momen indah ini sebagai refleksi diri untuk terus membangun Indonesia yang damai dan sejahtera bagi semua.

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Politik Damai: Jalan Menuju Kehidupan yang Harmonis

21 November 2024 - 08:56 WIB

Politik dan Kemanusiaan dalam Pilkada Serentak

19 November 2024 - 11:09 WIB

Membangun Kehidupan Berbangsa Melalui Toleransi dan Keadilan

30 Oktober 2024 - 06:13 WIB

Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional

30 Oktober 2024 - 05:55 WIB

Menilik Sejarah Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

26 Oktober 2024 - 05:18 WIB

Radikalisme dan Tantangan yang Dihadapi Negara

26 Oktober 2024 - 05:06 WIB

Trending di Kontra Narasi