Oleh: Mutawakkil
Surah Al-Mumtahanah ayat 8 menjadi bukti nyata toleransi Rasulullah SAW yang tertanam dalam kehidupan pribadi. Ayat ini menceritakan kisah Asma binti Abu Bakar yang menolak hadiah dari ibunya, Qutailah, yang beragama non-Muslim.
Rasulullah SAW dengan penuh kasih sayang memerintahkan Asma untuk menerima hadiah tersebut dan mempersilakan ibunya untuk masuk ke rumah. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Islam tidak melarang umat Muslim untuk menjalin hubungan baik dan saling menghormati dengan orang tua, meskipun berbeda keyakinan.
Kisah Asma binti Abu Bakar dan ibunya ini menjadi contoh nyata bagaimana Nabi Muhammad SAW mengamalkan nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menunjukkan bahwa toleransi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, bahkan dengan mereka yang berbeda keyakinan.
Lebih dari itu, contoh ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya mengatur hubungan antarumat Islam, tetapi juga memberikan panduan tentang bagaimana berinteraksi dengan orang-orang non-Muslim. Hal ini penting untuk diingat dalam konteks masyarakat majemuk seperti Indonesia, di mana terdapat berbagai macam agama dan keyakinan.
Toleransi Rasulullah SAW menjadi pedoman penting bagi umat Islam dalam membangun hubungan harmonis dengan sesama. Dengan meneladani sikap beliau, kita dapat mewujudkan kehidupan yang damai dan penuh toleransi di tengah keberagaman.