Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 26 Feb 2024 11:39 WIB ·

Teori Ilmiah Popper; Menuju Pengetahuan Empiris


 Teori Ilmiah Popper; Menuju Pengetahuan Empiris Perbesar

Oleh: Abd. Gafur Sajjad Alfarisi

Ketika bayi lahir dan membuka mata, hal pertama yang akan ia lakukan adalah menangis. Meskipun menangis menyimpan dua makna dilematis yang mempunyai substansinya masing-masing tergantung objeknya. Menangis bahagia misalnya, objek yang mempengaruhi prilaku tersebut adalah sesuatu yang berhasil menyentuh sesuatu dalam dadanya, sehingga timbul rasa “haru” yang menjadi faktor “menangis bahagia” itu timbul.

Sedangkan menangis ketakutan, adalah ketika objek yang mempengaruhi perilaku tersebut tampak sebagai sesuatu yang mengancam dan terdapat perubahan realitas sebelum objek itu ada dan sesudah objek itu ada. Sehingga “menangis ketakutan” itu terwujud dari hasil perubahan realitas tersebut. Dalam konteks ini, yang terakhir merupakan realitas yang linear dalam menggambarkan penafsiran terhadap kelahiran bayi dari kehidupan kandungan menuju kehidupan dunia. karena perubahan keadaan tersebut menyebabkan bayi menangis ketika pertamakali melihat dunianya yang baru.

Dari kenyataan itu kemudian tampak, bahwa kehidupan kita di dunia adalah kehidupan yang dipenuhi masalah. Manusia bernafas di dunia selalu beriringan dengan masalah. Alih-alih melepaskannya, ia malah berbaur dengan masalah, melakukan masalah, menghindari masalah, hingga menemukan masalah lain. Sehingga kemudian, yang dinamakan makhluk hidup adalah makhluk yang ketika bernafas sekalipun selalu dihinggapi masalah. Meskipun masalah tampil dalam wujud yang bermacam-macam, ia akan tetap merepotkan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Dan manusia akan selalu mencari solusi untuk mengatasinya. Walaupun pada akhirnya apa yang ia lakukan sebenarnya mengundang masalah baru.

Buku Karl R. Popper ini, yang dalam bahasa ingrisnya berjudul All Life is Problem Solving berusaha menguraikan secara sistematik berbagai solusi yang diambil dalam menyikapi hidup dan masalahnya dengan rinci dan jelas. Selain menggunakan metodenya, Popper juga menggunakan model pendekatan yang sangat menekankan proses pengenalan terhadap masalah secara aktif melalui pendekatan historis. Dari dua pendekatan yang digunakan Popper dalam menguraikan masalah, ini kemudian yang menjadi ke-khas-an Popper dalam mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang ada.

Pertama, melalui metodenya, Popper menggiring kita untuk sampai pada Trial and Error. Di mana metode ini mengasusimkan bahwa kita bekerja dengan sejumlah solusi eksperimen. Sehingga kemudian, satu demi satu solusi di uji dan dihilangkan. Metode Trial and Error ini terdiri dari tiga tahap: The Problem (masalah), The attempted solutions (mencari solusi), dan The elimination (eliminasi) (hlm.9). Tahap petama dalam metode tiga tahap ini adalah masalahnya (the problem).

Tahap kedua yakni solusi yang di coba (the attempted solutions), dengan menguji gerakan masalah dan menyesuaikan solusi yang di coba. Sehinnga kemudian tunduk pada tahap ketiga, yakni eliminasi solusi yang gagal (the elimination). Penghapusan pada tahap tiga ini adalah penghapusan kesalahan. Ketika solusi yang salah arah itu dihilangkan, maka akan muncul solusi baru. Namun jika solusi baru masih kurang meyakinkan, maka dilakukan pengeliminasian ulang hingga sampai pada solusi yang tepat. Apa kemudian yang akan dilakukan jika menemukan solusi yang tepat? maka solusi tersebut akan dipelajari dengan baik. Metode Popper ini yang dapat kita ambil sebagai jalan menuju kehidupan yang selalu diperbaiki secara teratur.

Kedua, dengan metode pendekatan historis. Popper dalam melihat masalah mengajak kita untuk lebih aktif dalam mengamati sejarah (hlm. 206). Melalui sejarah Hilter, Stalin hingga Karl Marx dalam bagian kedua yang diuraikan Popper. Kita dituntut menganalisis bahwa apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu bukanlah nubuat niscaya untuk melukiskan masa depan. Karena sejarah hanya warna  sepia yang bisa kita raba-raba. Menurut Popper, sejarah berhenti hari ini, masa depan bukanlah perpanjangan dari masa lalu, masa depan belum ada. Dan itu merupakan tanggung jawab kita untuk menyambut masa depan yang baik dengan spirit kritis melalui analisis masalah-masalah yang telah terjadi.

Pada bagian pertama buku ini, digunakan Popper untuk menyampaikan teori-teorinya, yakni logika, evolusi pengetahuan teori ilmiah, masalah tubuh-pikiran, epistemologi evolusioner, hingga menuju teori pengetahuan evolusioner. Sedangkan di bagian kedua, Popper memanfaatkannya dengan memberi pencerahan mengenai kebenaran histioris, seperti kebebasan, teori demokrasi, interpretasi sinis sejarah, memahami masa lalu dan pengaruhnya pada masa depan, hingga masyarakat terbuka.

Dari dua bagian buku ini, yang menjadi batu sandungan bagi pembaca adalah cara Popper menyampaikannya dalam bentuk bahasa tulisan. Penyampaian Popper dalam buku ini agak tumpang tindih, seperti halnya Popper berbicara di depan umum, bukan semacam bahasa tulisan. Ini yang membuat pembaca harus mengulang dua kali untuk memahami apa yang disampaikan Popper. Namun, ini adalah sebuah kewajaran, mengingat buku ini merupakan terjemahan dari bahasa Ingris ke bahasa Indonesia.

Secara umum, Hidup adalah Solusi mengajak kita untuk melihat lebih mendasar realitas yang ada. Menurut Popper, hidup kita bekerja dengan sejumlah solusi eksperimen. Karena dunia kita adalah dunia indah, meskipun ada banyak hal buruk di dunia ini, setidaknya itu masih hal terbaik yang pernah ada dalam sejarah. Patut diingat, bahwa keampuhan buku ini terletak pada kemampuan Popper mensimplisitkan kenyataan dengan metodenya. Di mana penghapusan solusi yang dicoba akan menghantarkan kita pada integritas yang realistik. Dan ini merupakan penemuan empiris yang patut kita syukuri.

 

Judul buku     : Hidup Adalah Solusi
Pengarang      : Karl R. Popper
Penerjemah    : Wawan Kurniawan
Penerbit         : IRCiSoD
Tahun terbit   : September 2022
Kota penerbit : Yogyakarta
Halaman        : 254 hlmn

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mewujudkan Demokrasi Sehat Melalui Pilkada Serentak

23 November 2024 - 08:59 WIB

Santri Sebagai Pilar Perdamaian di Dunia Perpolitikan

21 November 2024 - 09:10 WIB

Bahaya Politik dan Pertumpahan Darah, Bagaimana Solusinya?

19 November 2024 - 11:42 WIB

macam-macam darah wanita

Peran Santri dalam Membangun Generasi Emas Indonesia

17 November 2024 - 12:42 WIB

Dari Keraguan ke Keyakinan: Menemukan 7 Rahasia Kekuatan Pribadi dalam Diri

16 November 2024 - 10:11 WIB

Menakar Efektivitas Pemberdayaan Sistem Koperasi dalam Program “Solusi Nelayan”

11 November 2024 - 14:43 WIB

Trending di Suara Santri