Santrikeren.id– Peristiwa memilukan yang menimpa Bintang Balqis Maulana, yang meninggal dunia diduga akibat penganiayaan seorang santri senior di sebuah pesantren di Kediri pada 23 Februari 2024 ramai diperbincangkan.
KH. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, menyampaikan keprihatinan mendalam serta mengajak semua pihak untuk mengambil pelajaran dari kejadian tragis ini.
“Kita semua tentu sangat prihatin dengan peristiwa yang menimpa Bintang. Kita berdoa semoga yang terbaik untuk almarhumah. Semoga ini menjadi tragedi terakhir yang terjadi di lingkungan pesantren,” katanya.
Karena itu, Gus Kikin mengajak semua pihak untuk melakukan introspeksi dan evaluasi secara berkelanjutan. Ia menyadari bahwa perubahan perilaku remaja seringkali mengejutkan dan tidak terduga. Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari pola pengasuhan di keluarga.
“Banyak orang tua yang menggunakan gadget sebagai pengganti pengasuh bagi anak-anak mereka sejak usia dini. Akibatnya, tak sedikit yang meniru perilaku kekerasan dari apa yang mereka lihat di gadget tersebut,” katanya.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi pengurus dan pengasuh pesantren. Gus Kikin menekankan bahwa pengelola pesantren harus adaptif dan antisipatif terhadap perkembangan dan perubahan di masyarakat.
Namun demikian, nilai-nilai luhur pesantren harus tetap menjadi inspirasi dan pedoman dalam membimbing para santri sehari-hari.
Dalam situasi yang sulit seperti ini, Gus Kikin menekankan pentingnya solidaritas dan komitmen bersama untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Semua pihak, baik orang tua, pengasuh, maupun masyarakat luas, diharapkan dapat bersatu demi keamanan dan kesejahteraan anak-anak dan remaja, sebagai generasi penerus bangsa yang kita cintai.
“Semoga kejadian ini menjadi momentum bagi kita semua untuk memperbaiki pengasuhan anak-anak, memperkuat nilai-nilai kebaikan, dan menjaga keamanan di lingkungan pesantren maupun di masyarakat secara luas,”pungkasnya.