Oleh : Erik Setiawan
Islam sebagai agama yang membawa pesan perdamaian, menyuguhkan berbagai pandangan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang merinci esensi perdamaian. Hadis-hadis ini menjadi pedoman bagi umat Islam untuk memahami, mengamalkan, dan menyebarkan nilai-nilai perdamaian dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hadis yang mencerminkan esensi perdamaian adalah pernyataan Nabi Muhammad SAW, “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian, sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Pesan ini menegaskan pentingnya cinta dan kasih sayang antar sesama sebagai landasan utama perdamaian. Dalam perspektif ini, perdamaian bukan hanya ketiadaan konflik, tetapi juga keberadaan hubungan harmonis dan penuh kasih sayang di antara individu.
Hadis-hadis lain menyoroti pentingnya menyelesaikan konflik dengan cara damai. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh melalui tindakan dan perkataannya dalam menyelesaikan perselisihan antara para sahabatnya. Hadis yang mengajarkan untuk menyelesaikan konflik melalui musyawarah dan dialog menjadi pedoman berharga bagi umat Islam. Ini menunjukkan bahwa pendekatan damai dan dialogis adalah kunci untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Pentingnya menjaga perkataan dan tindakan agar tidak merugikan orang lain juga disoroti dalam hadis-hadis Nabi. Dalam satu hadis, beliau bersabda,
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
[HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45]
Pesan ini menekankan bahwa kejujuran dan perilaku baik merupakan fondasi yang tak terpisahkan dari perdamaian.
Perdamaian dalam perspektif hadis juga mencakup aspek toleransi terhadap perbedaan. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh toleransi terhadap umat beragama lain melalui perjanjian dan kesepakatan yang dihormati. Hadis yang menyatakan,
“عَنْ عِدَّةٍ مِنْ أَبْنَاءِ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ آبَائِهِمْ دِنْيَةً عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا أَوْ انْتَقَصَهُ أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ فَأَنَا حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
dari [beberapa anak para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam], dari [bapak-bapak mereka] dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: “Ketahuilah bahwa orang yang menzhalimi orang kafir yang menjalin perjanjian dengan Islam atau mengurangi haknya atau membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil darinya sesuatu yang ia relakan maka aku adalah orang yang akan membelanya pada Hari Kiamat.”
[ HR. Abu Daud]
menggambarkan pentingnya melindungi hak dan kebebasan individu tanpa memandang agama mereka.
Dalam konteks perdamaian global, hadis-hadis Nabi juga mengajarkan umat Islam untuk berperan aktif dalam mempromosikan keadilan dan menghindari tindakan kekerasan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hadis yang menegaskan bahwaRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَحَبُّ الناسِ إلى اللهِ أنفعُهم للناسِ
Artinya:
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia”.(HR. Thabarani dalam Al Ausath Nomor : 6026) hadis ini menjadi dorongan untuk berkontribusi positif dalam membangun masyarakat yang damai dan berkeadilan.
Dengan demikian, perspektif perdamaian dalam hadis Nabi mencakup cinta kasih, penyelesaian konflik secara damai, toleransi terhadap perbedaan, kejujuran, dan peran aktif dalam mempromosikan keadilan. Sebagai panduan bagi umat Islam, hadis-hadis ini membentuk fondasi kokoh untuk menciptakan dunia yang penuh perdamaian dan harmoni. Melalui pemahaman dan praktik nilai-nilai ini, umat Islam diharapkan dapat menjadi agen perdamaian dalam setiap aspek kehidupan mereka.