Santrikeren.id- Duta Damai Jawa Timur berkolaborasi dengan Duta Damai Santri BNPT RI menggelar acara “Petualangan Perdamaian: Napak Tilas Jejak Keberagaman Indonesia” yang mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Surabaya, seperti Pura Agung Jagat Karana, Klenteng Hong Tiek Hian, Makam Sunan Ampel, GPIB Immanuel Surabaya, dan Hotel Majapahit Surabaya Senin (20/11/2023).
Selain itu, kegiatan itu juga diisi dengan audiensi. Salah satunya mereka melakukan audiensi ke Bakesbangpol Jatim. Sebanyak sekitar 35 peserta dari berbagai komunitas, organisasi, dan mahasiswa di Jawa Timur turut serta dalam perjalanan sejarah ini.
Cepi Sukur Laksana, sebagai perwakilan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL) Jatim, dalam pembukaan acara ini, menyoroti pentingnya persatuan dalam keberagaman sebagai solusi untuk memastikan kedamaian dan keamanan Indonesia.
Ia menegaskan bahwa keberagaman di Indonesia dapat dipertahankan melalui prinsip-prinsip Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta semangat Bhinneka Tunggal Ika.
“Di Indonesia, kita memiliki lebih dari 1340 suku dengan beragam budaya yang kita cintai. Kunci dari perbedaan ini adalah prinsip-prinsip Pancasila, Undang-Undang Dasar 45, NKRI, dan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Cepi di kantor BAKESBANGPOL Jatim.
Dalam konteks ini, Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik menambahkan bahwa tidak semua negara memiliki landasan yang kuat untuk menjaga kedamaian dan keamanan dari keberagaman. Nilai-nilai toleransi dianggap sebagai fondasi paling penting dalam menjaga harmoni di Indonesia yang memiliki keberagaman.
“Di negara-negara lain, seperti di Myanmar dengan kasus Rohingya atau di Xinjiang dengan kasus Uighur, kita melihat bagaimana agama atau suku tertindas. Berbeda dengan Indonesia yang memiliki nilai toleransi sebagai perekat yang kuat,” tambahnya saat berbicara kepada peserta “Petualangan Perdamaian: Napak Tilas Jejak Keberagaman Indonesia.”
Cepi Sukur Laksana juga menegaskan kepada peserta, khususnya kepada sebelas delegasi, bahwa dalam Islam, toleransi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama.
Toleransi di dalam Islam, seperti yang tertera dalam Surat Al-Kafirun, telah ada sejak lama. Ia berharap agar nilai-nilai toleransi dalam agama dan bersama-sama dijalankan demi menjaga persatuan, guna memastikan kedamaian dan keamanan di masa depan, terutama kepada peserta yang merupakan generasi penerus. (Anis)