Oleh: Citra Sukma Ningsih*
Berbicara soal cinta, manusia dianugerahkan oleh Allah swt berupa perasaan cinta yang merupakan fitrah untuk ditempatkan sebagaimana mestinya, tentunya tidak keluar dari syariat islam.
Seperti halnya cinta kepada Nabi Muhammad sang revolusi dunia yang telah mengubah hidup kita dari alam yang penuh kegelapan menjadi alam yang banyak ilmu pengetahuan.
Tentu hal ini tidak luput dari perjuangan beliau yang rela nyawanya dipenggal musuh akan tetapi beliau dalam memperjuangkan islam tidaklah gentar, beliau tetap membela dan menyebarkan risalah islam sehingga sampai saat ini perjuangannya tetap terasa.
Perayaan Maulid Nabi
Dari hal di atas, maka timbullah rasa cinta umat muslim kepada Nabi Muhammad dengan cara merayakan bulan kelahirannya secara khidmat dan meriah yang dikonsep bermacam-macam namun yang paling banyak adalah dengan bersholawat bersama dan pengajian umum karena umat muslim sadar bahwa hal inilah yang bisa menumbuhkan cinta dan spiritualitas keagamaan juga semakin meningkat.
Biasanya di desa-desalah pengajian umum dan bersholawat bersama sudah menjadi tradisi dalam merayakan bulan kelahiran Nabi Muhammad karena selain menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad juga merupakan bentuk manifestasi rasa syukur karena telah menjadi umat Nabi yang paling mulia.
Tokoh pertama kali yang mengadakan maulid Nabi adalah Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri Gubernur Ibril di wilayah Irak ia berpendapat bahwa perayaan maulidur rasul adalah semata-mata mengharap syafaatnya dan mengingat perjuangan beliau demi agama Islam.
Peran Pemuda Islam Sebagai Garda Terdepan
Peran pemuda islam sangat penting dalam konstribusinya terhadap negara apalagi terhadap agama harus benar-benar menjadi garda terdepan dalam melestarikan tradisi-tradisi yang baik termasuk Perayaan Maulid Nabi, biasanya para pemuda memiliki organisasi tersendiri untuk merayakan maulid nabi seperti halnya IPNU,IPPNU, ANSOR dan lain sebagainya.
Organisasi ini merupakan ajang meneguhkan identitas keislaman dalam menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan dan kemasyarakatan.
Jika kita sebagai pemuda Indonesia hanya menjadi sapah peradaban dan tidak melakukan perubahan dan perluasan spiritualitas kegamaan maka alangkah rendahnya harga diri kita karena jika dilihat dalam segi sejarah Indonesia berdiri hasil dari perjuangan para Pahlawan yang rela gugur di medan perang demi memperjuangkan Indonesia.
Sedangkan Islam lahir dan jaya hasil dari perjuangan Nabi Muhammad yang mana perjuangan beliau tidaklah mudah, beliau diejek, disakiti bahkan hampir dibunuh oleh orang kafir hanya demi agama islam. Maka mau diletakkan di mana diri kita jika hanya berleha-leha dalam belajar dan meneruskan risalah islam.
Tantangan Pemuda Islam di era 4.0
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi maka semakin banyak pula tantangan pemuda yang harus dihadapi terutama di sosial media, karena tidak dapat dipungkiri bahwa sosial media sudah menjadi kehidupan tak kasat mata yang menjelma sebuah kebutuhan.
Oleh karena itu, sebagai pemuda islam kita harus memfilter terhadap hal-hal yang ada di sosial media karena tidak semuanya yang ditawarkan di dalamnya adalah hal baik akan tetapi dapat menjerumuskan jika dimanfaatkan secara salah.
Dengan adanya media sosial maka kita harus pandai-pandai memanfaatkannya seperti berdakwah di media sosial dan lain sebagainya karena dapat dilihat bahwa hari ini banyak orang lebih hadir di dunia maya daripada bertemu langsung sehingga kita harus masuk di tengah-tengah persoalan sekaligus peluang ini.
*Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah, Guluk guluk Sumenep Madura.