Santrikeren.id-Memasuki tahun politik 2024, masyarakat Indonesia akan menghadapi tantangan yang cukup pelik. Salah satunya dalam persoalan Radikal Politik.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Prof Dr. Irfan Idris, M.A Direktur Pencegahan BNPT RI saat Rakornas Duta Damai Indonesia dan Duta Damai Santri di Hotel Royal Senyiur, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Ahad, 8 Oktober 2023.
“Menjelang tahun politik, nanti akan ada Radikal Politik. Tahun politik banyak sekali disintegrasi bangsa. Radikal politik ujungnya akan menggantikan negara bangsa menjadi negara agama. Duta damai dan duta damai santri yang harus membangun narasi. Karena banyak tokoh tokoh kita opininya tenggelam di masyarakat,” ungkapnya.
Di hadapan puluhan perwakilan Duta Damai dari berbagai Provinsi di seluruh Indonesia, ia menegaskan agar duta damai ini terus membanjiri media sosial sehingga bisa tersentuh kepada generasi milenial.
“Kami siap jika Duta damai atau duta damai santri live iG atau TIktok. Nanti kita siap untuk mengisi. Jadi generasi muda ini harus sudah menggenggam dunia. Dunia tanpa batas waktu dan tempat. Ini yang harus dipatahkan oleh media damai,” tegasnya.
Dengan adanya narasi perdamaian, maka diharapkan bisa menyelamatkan masyarakat yang sudah terpapar doktrin radikalisme.
“Kita harus membanjiri media sosial untuk kontra narasi dan narasi perdamaian. Maka kita harus meningkatkan legasi, memenangkan hati dan pikiran. Sama sama penghuni surga. Narasi seperti ini yang harus diviralkan,” katanya.
Menurutnya, menjelang tahun politik 2024, politik identitas itu perlu tapi yang tidak boleh itu adalah politik identitas yang intoleran. Karena kita bukan negara agama, tapi masyarakatnya sudah memeluk beragam agama.
“Hari ini yang menjadi sasaran yang dibidik oleh kelompok Radikal dan terorisme adalah kelompok anak, perempuan dan remaja,” pungkasnya. (Wrs)