Oleh : Mutawakil
Dalam konteks bahasa Arab ,olahraga yaitu رياضة mengandung makna mendalam tentang aktifitas atau latihan untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu menjadi lebih baik.
Namun dalam bahasa Indonesia, olahraga terdiri dari dua kata, yaitu “olah” dan “raga”. “Olah” mengacu pada tindakan atau usaha untuk membuat sesuatu menjadi berbeda atau lebih baik. Sedangkan “raga” merujuk pada tubuh atau fisik manusia.
Dengan demikian, olahraga dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas gerak tubuh yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan memperkuat tubuh.
Di dalam ajaran Islam, olahraga dianggap sebagai bagian dari tugas seorang Muslim untuk menjaga (al-hifdz) dan merawat tubuh ( al-Inayah biljismi ) sebagai nikmat dari Allah SWT. Rasulullah SAW sendiri telah memberikan contoh yang baik tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh melalui berbagai aktivitas fisik.
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas).
Di dalam kitab Fathul Bari, Ibnul Jauzi, seorang ulama terkemuka, menyampaikan pesan yang menarik untuk menjadi renungan bagi kita semua. Beliau mengingatkan bahwa kadang-kadang manusia berada dalam kondisi yang sehat, namun karena kesibukan dengan urusan dunia, mereka tidak memiliki waktu luang. Sebaliknya, ada pula yang memiliki waktu luang, tetapi kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk beraktivitas.
Jika seseorang memiliki kedua hal ini secara bersamaan, yaitu waktu luang dan kesehatan, kita dapat lebih produktif dalam beribadah dan beraktifitas di dunia.
Sejak awal mula Islam berdiri, olahraga telah menjadi bagian dari aktivitas manusia yang memiliki manfaat besar dalam menyehatkan jasmani serta dalam mengembangkan keterampilan untuk berperang.
Selain itu, olahraga juga sering digunakan sebagai sarana untuk mengisi waktu luang. Namun, di era modern, konsep olahraga telah mengalami perubahan. Tidak lagi hanya sekadar aktivitas fisik semata, olahraga juga menjadi komoditas yang bisa dijual belikan.
Aktivitas berolahraga (al-anshat al-riyadiyah) secara rutin memiliki dampak positif bagi tubuh dan jiwa. Islam sendiri sangat menghargai kekuatan, baik itu kekuatan fisik maupun mental.
Rasulullah pernah menyatakan dalam hadis:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
”Mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan pentingnya kekuatan bagi seorang mukmin. Kekuatan yang dimaksud di sini bukan hanya sebatas kekuatan fisik semata, tetapi juga mencakup kekuatan mental dan spiritual.
Seorang mukmin yang kuat fisiknya dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik, sedangkan kekuatan mental dan spiritual akan memperkuat keteguhan hati dalam menghadapi ujian-ujian hidup.
Olahraga sebagai sarana untuk menyehatkan tubuh dan memperkuat diri memiliki makna yang lebih mendalam dalam pandangan Islam. Dalam ajaran Islam, tubuh yang sehat adalah anugerah dari Allah yang harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin.
Dengan tubuh yang sehat, seseorang akan mampu menjalankan ibadah dengan lebih optimal dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Islam juga mengajarkan untuk menjaga keseimbangan antara fisik dan spiritual. Rasulullah mengajarkan agar umatnya senantiasa berusaha untuk memperkuat diri dalam menjalani kehidupan ini, baik itu dalam hal beribadah, beraktifitas, maupun dalam melaksanakan tugas-tugas sehari-hari. Semua itu dapat dicapai dengan menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
Apakah Rasulullah Gemar Berolahraga? Olaharaga apasaja yang Rasulullah Lakukan ?
Rasulullah Muhammad SAW adalah panutan bagi seluruh umat Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk pola hidup sehat. Namun, Apakah Rasulullah gemar berolahraga? Pertanyaan ini telah menjadi perdebatan di kalangan para sejarawan dan ulama. Sebagai panutan bagi umat Islam, Rasulullah Muhammad SAW memiliki kehidupan yang mencakup berbagai aspek, termasuk pola hidup sehat dan aktivitas fisik.
Beberapa riwayat hadis dan catatan sejarah telah memberikan gambaran tentang aktivitas fisik yang beliau lakukan dalam kehidupannya.
Dalam sejarah perjalanan hidup Rasulullah, tidak ada catatan yang secara khusus menyatakan bahwa beliau gemar berolahraga seperti yang kita kenal dalam konsep modern. Namun, melalui riwayat hadis dan catatan sejarah, kita dapat melihat bahwa Rasulullah sering terlibat dalam berbagai aktivitas fisik yang mencerminkan kehidupan aktif dan sehat.
Berlari ( ar- rakad )
Romantisnya Rasulullah SAW dan Aisyah, Lomba Lari Berdua. Kedekatan dan hubungan romantis antara Rasulullah SAW dan istrinya, Aisyah RA, sering menjadi catatan dalam berbagai buku hadis dan sejarah.
Salah satu momen yang diabadikan adalah ketika Rasulullah ﷺ dan Aisyah RA berlomba lari saat sedang melakukan perjalanan bersama.
Dalam sebuah riwayat hadis yang diriwayatkan Abu Daud dan Nasa’i, Rasulullah pernah berlomba lari bersama istrinya, Aisyah RA. Dalam perlombaan tersebut, Rasulullah menyatakan bahwa dia memberikan kesempatan kepada Aisyah untuk menang pada pertama kali, namun pada kesempatan berikutnya, dia berhasil mengalahkan Aisyah.
Riwayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah terlibat dalam aktivitas fisik, seperti berlari, dan bahkan bersaing dengan istrinya dalam suatu perlombaan.
عن عائشةَ، رضيَ اللَّهُ عنها، أنَّها كانَت معَ النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ في سفَرٍ قالت: فسابقتُهُ فسبقتُهُ على رجليَّ، فلمَّا حَملتُ اللَّحمَ سابقتُهُ فسبقَني فقالَ: هذِهِ بتلكَ السَّبقةِ
Aisyah RA berkata, “Aku ikut bersama Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan. Pada saat itu tubuhku sudah berat (gemuk). Nabi SAW berkata kepadaku, “Mari kita lomba lari!” Ternyata Nabi SAW mengalahkan aku. Nabi bersabda sambil menepuk pundakku, “Kemenangan ini menutupi kekalahan yang dulu” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Kegiatan fisik seperti berlari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berlari dapat meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan kapasitas paru-paru, memperkuat otot-otot tubuh, dan membantu menjaga berat badan yang sehat. Selain itu, berlari juga dapat meningkatkan kesehatan jantung dan melatih keseimbangan serta koordinasi tubuh.
Selain manfaat fisiknya, berlari juga memiliki manfaat psikologis yang besar. Aktivitas fisik seperti berlari dapat mengurangi stres, meningkatkan mood, dan meningkatkan rasa bahagia. Berlari juga dapat menjadi sarana untuk melepaskan energi negatif dan meningkatkan rasa percaya diri.
Gulat (Mushara’ah)
Salah satu riwayat hadis mencatat tentang seorang pegulat jago dari suku Quraisy bernama Rukanah. Ia dikenal sebagai seorang pegulat yang tak pernah terkalahkan oleh siapa pun.
Suatu hari, Rukanah datang kepada Rasulullah dan memberikan syarat, jika Rasulullah bisa mengalahkannya dalam pertandingan gulat, maka ia akan masuk Islam. Pertandingan pun dimulai.
Namun, Rasulullah dengan rendah hati mengingatkan bahwa jika ia mengalahkan Rukanah, itu hanya akan terjadi atas izin Allah.
Dalam tiga babak pertandingan, Rasulullah mampu mengalahkan Rukanah berturut-turut. Momen tersebut menjadi momen bersejarah, karena Rukanah akhirnya bersyahadat dan memeluk agama Islam.
عَنْ أَبِى جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِىِّ بْنِ رُكَانَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رُكَانَةَ صَارَعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَصَرَعَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ رُكَانَةُ وَسَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فَرْقُ مَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْمُشْرِكِينَ الْعَمَائِمُ عَلَى الْقَلاَنِسِ ».
Al-Tirmidzi berkomentar dalam kitabnya bahwa hadis ini hasan meskipun gharib, sebab nama beberapa orang perawinya kurang familiar menurut al-Tirmidzi.
Meski demikian terdapat riwayat lain dengan sanad yang lebih baik diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas yang mengatakan bahwa Rukanah mengakui kehebatan Rasulullah Saw, dengan mengatakan.
“Wahai Muhammad! Tidak ada seorang pun yang membuatku marah selain engkau wahai Muhammad, engkau telah mengalahkanku dan sekarang aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa engkau adalah utusan Allah.”
Demikianlah kisah Rasulullah Saw yang bergulat dengan pegulat terhebat dari suku Quraisy. Dan perlu sahabat ketahui, bahwa beliau saat itu berumur 50 tahun.
Lempar (Rimayah)
Salah satu bentuk olahraga yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah olahraga lempar atau yang dalam bahasa Arab disebut “Rimayah.” Nabi memberikan pentingnya olahraga lempar dengan pesan yang mengajarkan nilai-nilai kekuatan dan ketangkasan.
Nabi bersabda, “Barang siapa yang belajar melempar, kemudian meningggalkannya, maka bukan golongan kita.” Olahraga lempar misalnya tolak peluru, lempar cakram, panahan, dan tombak. Suatu hari, Nabi berpidato membacakan sebuah ayat tentang kekuatan, kemudian menyusuli dengan kata-kata, “Ingatlah! Bahwa kekuatan ada pada lemparan. Ingatlah! Bahwa kekuatan ada pada lemparan.” (Tarikhul Islam, III, 461; Tafsir Ibnu Katsir, II, 307)
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Dalam ajaran Islam, olahraga dianggap sebagai bagian dari tugas seorang Muslim untuk menjaga dan merawat tubuh sebagai nikmat dari Allah SWT.
Rasulullah SAW sendiri telah memberikan contoh yang baik tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh melalui berbagai aktivitas fisik, seperti berlari, gulat, dan lempar. Beliau bersabda, “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berikut adalah beberapa tips untuk berolahraga:
1. Lakukan olahraga dengan niat untuk menjaga kesehatan dan memperkuat tubuh.
2. Lakukan olahraga secara rutin, setidaknya 3-5 kali seminggu.
3. Pilihlah olahraga yang sesuai dengan minat dan kemampuan Anda.
4. Olahragalah dengan aman dan nyaman.
5. Jangan memaksakan diri jika Anda merasa lelah atau sakit.
Mari kita berolahraga untuk menjaga kesehatan dan memperkuat tubuh agar kita dapat beribadah dengan lebih baik dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.