Santrikeren.id-Menghafalkan AlQuran bukan hanya dengan lisan dan huruf semata, akan tetapi harus bisa mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh KH. Abdurrahman Al Kausar bin Nurul Huda Djazuli atau Gus Kautsar di kegiatan Haflatul Hidzaq Pondok Pesantren Alkarimiyah Putri Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Kamis (25/08/2023) malam di halaman pesantren setempat.
“Qur’an itu menghafalkannya bukan hanya sekedar menghafal huruf tetapi bagaimana kita mampu memahami, menghafalkan, hukum hukum, aturan aturan dawuh dawuh, nasihat nasihat yang ada di dalam Alquran,” katanya mengutip perkataan Abdullah Bin Mas’ud.
Lebih lanjut Gus Kautsar mengatakan bahwa hafal Alquran itu masih jauh. Tapi bukan berarti tidak layak untuk disyukuri dan diselamati atau dirayakan.
Ia mengatakan prinsip ketika ada seseorang yang sudah ditakdirkan untuk belajar Alquran itu sangat luar biasa sekali. Karena ketika seseorang sedang menyeriusi Al Qur’an sama seperti berdagang dengan Allah dan tidak akan pernah rugi.
Meski begitu, menurutnya seseorang tersebut juga harus melaksanakan shalat, infaq dan berprilaku baik dengan orang lain.
“Artinya kalau hanya hafal Alquran saja dan tidak baik dengan orang lain ya bahaya. Tidak cukup itu semua, ” ungkapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri ini menambahkan bahwa keistimewaan orang yang tidak hafal Alquran juga mendapatkan keberkahan dari orang yang hafal Alquran seperti orang tua yang memiliki anak seorang penghafal Qur’an.
Ia juga mendoakan semoga bernilai barokah dan bermanfaat kepada para penghafal Al Qur’an di Pondok Pesantren Al Karimiyah Beraji.
“Meski jarang ngaji, ketika kita dekat dengan kiai dan para ulama, maka akan ada serapan cahaya ilahi yang akan kita dapatkan, makanya kepada para wali atau orang Tua jangan lelah lelah sampeyan menitipkan, memasrahkan putra putri panjenengan ke kiai,” ungkapnya.
Ia melanjutkan dan menyarankan agar memondokkan seorang anak kepada kiai yang jelas sanad keilmuannya.
“Semoga kita dijadikan orang orang yang suka ngaji, bisa ngaji, dan dijadikan orang yang bermanfaat karena ngaji,” jelasnya.
Saat penyampaian akhir, Gus Kausar memberikan kesan bahwa apresiasi orang Madura terhadap kiai, dan keturunanan Rasulullah sangat luar biasa.
“Tidak ada orang mencintai ulama dan kiai dan keturunan Nabi Muhammad sehebat dan semendarah daging orang orang Madura,” pungkasnya.