Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 7 Agu 2023 19:32 WIB ·

Gusdur dan Pluralisme


 Gusdur dan Pluralisme Perbesar

Oleh : Mutawakil

Gus Dur (Abdurrahman Wahid), adalah sosok yang dikenal sebagai presiden Indonesia keempat, tokoh Nahdlatul Ulama yang karismatik, serta seorang intelektual dan pemikir Islam yang progresif.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai salah satu pendukung dan pemimpin dalam memperjuangkan pluralisme di Indonesia. Artikel ini akan mengulas peran dan pandangan Gus Dur terhadap pluralisme serta bagaimana konsep tersebut berdampak pada pembangunan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Pluralisme merupakan gagasan tentang keragaman dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam agama, budaya, etnis, dan kepercayaan. Di Indonesia, dengan berbagai etnis, agama, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda, pemahaman tentang pluralisme menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang beragam tetapi tetap bersatu dan berdamai. Dalam konteks ini, Gus Dur memiliki pandangan dan pemahaman yang khas.

Gus Dur adalah sosok yang sangat menghargai keragaman dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia percaya bahwa keragaman adalah anugerah dan nikmat dari Tuhan yang harus dihargai dan dijaga dengan baik. Ia berpendapat bahwa pluralisme bukanlah ancaman, tetapi justru menjadi kekuatan untuk memperkaya kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam bukunya yang berjudul “Islamku, Islam Anda, Islam Kita” (2001), Gus Dur berbicara tentang bagaimana Islam Indonesia yang lebih inklusif dan toleran harus diterapkan di tengah-tengah masyarakat yang beragam. Ia mengutip ajaran-ajaran Islam yang menekankan pada toleransi, saling menghormati, dan keadilan sebagai fondasi dalam membangun pluralisme di Indonesia.
Selain itu, Gus Dur juga menjadi pendukung teguh Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia.

Pancasila merupakan landasan ideologis yang inklusif dan menghargai keberagaman agama, suku, dan budaya. Dalam pidatonya yang berjudul “Menghadapi Tantangan Dunia Baru”, ia menegaskan bahwa Pancasila adalah rumusan yang tepat untuk menjaga kerukunan dan keberagaman di Indonesia.

Namun, perjuangan Gus Dur dalam memperjuangkan pluralisme tidaklah mudah. Ia sering menghadapi kritik dan tantangan dari berbagai kalangan yang tidak sepaham dengan pandangan dan pemikirannya. Tetapi, beliau tidak pernah berhenti untuk terus mengajak masyarakat Indonesia untuk menghargai perbedaan dan memperkuat persatuan.
Konsep pluralisme yang diusung oleh Gus Dur memberikan pengaruh besar dalam pembangunan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ia menekankan pentingnya dialog antarumat beragama dan saling menghormati dalam menjaga kerukunan dan harmoni di masyarakat.
Dalam hal pemberdayaan perempuan, Gus Dur juga menjadi sosok yang mendukung kesetaraan gender. Ia mengangkat isu-isu tentang hak-hak perempuan dan pentingnya memberikan ruang dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Gus Dur juga dikenal sebagai pahlawan kebebasan berpendapat dan ekspresi. Ia selalu memberikan ruang bagi setiap orang untuk menyampaikan pendapat dan berbicara tanpa takut akan represi atau kekerasan. Ini mencerminkan komitmen Gus Dur terhadap nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berbicara sebagai landasan dalam menciptakan masyarakat pluralis yang inklusif.

Namun, dalam perjalanannya, Gus Dur juga menghadapi berbagai kontroversi dan kritik. Salah satunya adalah pada tahun 2001 ketika ia dituduh melecehkan ajaran Islam dan diberhentikan dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun begitu, pandangannya tentang pluralisme dan kerukunan tetap menjadi contoh yang menginspirasi banyak orang.
Ketika Gus Dur meninggal dunia pada tahun 2009, Indonesia kehilangan salah satu tokoh besar yang berjuang untuk kesetaraan dan persatuan.Namun, warisannya tentang pluralisme dan toleransi masih terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

Dalam konteks sekarang, konsep pluralisme yang diusung oleh Gus Dur tetap relevan dan penting untuk diterapkan dalam membangun bangsa yang lebih inklusif dan harmonis. Indonesia sebagai negara yang multikultural dan multiagama perlu menjaga kerukunan dan keragaman sebagai salah satu sumber kekuatan dalam memajukan negara.

Penghargaan terhadap keragaman agama dan budaya haruslah menjadi bagian dari identitas nasional. Melalui dialog dan toleransi, Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang lebih maju dan damai. Seperti yang diucapkan oleh Gus Dur, “Tidak ada kata takut dalam kamus kerukunan dan persaudaraan kita”.

Dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut, peran para pemimpin dan tokoh masyarakat seperti Gus Dur sangatlah penting. Semangat pluralisme yang diwarisi dari beliau harus terus dihidupkan dan diimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan bangsa. Dengan begitu, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain tentang pentingnya menghargai perbedaan dan membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Politik Damai: Jalan Menuju Kehidupan yang Harmonis

21 November 2024 - 08:56 WIB

Politik dan Kemanusiaan dalam Pilkada Serentak

19 November 2024 - 11:09 WIB

Membangun Kehidupan Berbangsa Melalui Toleransi dan Keadilan

30 Oktober 2024 - 06:13 WIB

Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional

30 Oktober 2024 - 05:55 WIB

Menilik Sejarah Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

26 Oktober 2024 - 05:18 WIB

Radikalisme dan Tantangan yang Dihadapi Negara

26 Oktober 2024 - 05:06 WIB

Trending di Kontra Narasi