Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 4 Agu 2023 23:19 WIB ·

Mempertahankan Dakwah dengan Kebudayaan dan Kesenian


 Mempertahankan Dakwah dengan Kebudayaan dan Kesenian Perbesar

Oleh : Moh. Faiq*

Ada banyak cara untuk memperkenalkan ajaran dan pengetahuan tentang agama kepada semua orang. Salah satunya menggunakan metode pendekatan kesenian dan kebudayaan. Yakni, memasukkan nilai-nilai agama dalam kesenian yang telah berkembang di masyarakat. Sehingga dengan hal ini, masyarakat dapat menerima ajaran yang akan kita sampaikan.

Seperti yang telah diajarkan oleh Sunan Kalijaga dalam mendakwahkan agama Islam di pulau Jawa. Beliau menggunakan wayang kulit sebagai jalan dakwah untuk memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat saat itu. Terbukti banyak masyarakat yang menerima dan sedikit yang memberontak terhadap ajarannya.

Hal ini dikarenakan, Sunan Kalijaga saat itu, datang di tengah-tengah masyarakat tidak langsung menyalahkan budaya dan kesenian yang telah berkembang di masyarakat. Namun, ia memanfaatkan apa yang telah menjadi kekayaan lokal tradisi sebagai jalan dakwah dirinya. Sehingga masyarakat dengan mudah menerima keberadaan dirinya dengan ajaran yang ia bawa.

Apabila ajakan atau seruan agama menggunakan cara-cara gertakan dan sikap emosional yakni memaksakan kehendak dan menghapus apa yang telah berkembang dan menjadi kekayaan lokal tradisi masyarakat, maka kemungkinan besar akan banyak yang melakukan penolakan. Sehingga hal tersebut bukanlah suatu cara untuk merubah persepsi seseorang agar dalam satu pemahaman.

Karena mengajak orang lain agar sepemahaman tidaklah harus dengan gertakan atau cara-cara kekerasan. Mudah menyalahkan dan mencaci apa yang telah menjadi tradisi. Sebab, bergerak pelan-pelan bahkan nyaris tak terlihatpun bisa jadi jalan untuk menyampaikan ajaran. Dakwah kesenian dan kebudayaan, melebur di dalamnya tapi ada nilai agama yang disampaikan kepada mereka.

Pegiat Seni Nasional Tony Broef mengungkapkan, bahwa seni dapat dijadikan sebuah jalan untuk penyadaran. Karena hal itu, lanjut dirinya, esensi dari seni sendiri merupakan penyadaran kepada semua orang.

“Artinya adalah jalan kebaikan. Apabila seni ingin dijadikan sebagai jalan dakwah, maka perlu adaptif dan aplikatif,” Tony Broef, Komite Teater Lesbumi Jawa Barat.

Karena, sambung Tony dalam satu kesempatan Kongkow Kebudayaan, masyarakat memiliki kekayaan tradisi dan kebudayaan yang tetap mengakar hingga saat ini.

“Kebudayaan tersebut harus tetap hidup, dakwah jangan sampai menghapus kearifan lokal tradisi masyarakat. Seperti apa yang telah diajarkan oleh Sunan Kalijaga dalam berdakwah melalui pertunjukan wayang kulit,” katanya.

Sehingga dari hal ini, penulis dapat menyarankan kesenian yang telah mengakar di masyarakat harus dapat dijaga sebaik mungkin. Selain dapat dijadikan jalan dakwah bagi agama Islam. Kesenian tersebut, juga aset kekayaan masyarakat Nusantara yang perlu dilestarikan sebaik mungkin. Tak perlu menyalahkan, guna menjaga persatuan.

*Duta Damai Santri Jawa Timur

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Politik Damai: Jalan Menuju Kehidupan yang Harmonis

21 November 2024 - 08:56 WIB

Politik dan Kemanusiaan dalam Pilkada Serentak

19 November 2024 - 11:09 WIB

Membangun Kehidupan Berbangsa Melalui Toleransi dan Keadilan

30 Oktober 2024 - 06:13 WIB

Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional

30 Oktober 2024 - 05:55 WIB

Menilik Sejarah Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

26 Oktober 2024 - 05:18 WIB

Radikalisme dan Tantangan yang Dihadapi Negara

26 Oktober 2024 - 05:06 WIB

Trending di Kontra Narasi