Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 20 Jul 2023 14:56 WIB ·

Ilmu Parenting  Ala Rasulullah SAW


 Ilmu Parenting  Ala Rasulullah SAW Perbesar

Oleh: Anis Faikatul Jannah

Agama Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan Allah (Hablumminallah), hubungan manusia dengan manusia lainnya (Hablum minannas) maupun hubungan manusia dengan dirinya sendiri (Hablum minannafs).

Ilmu Parenting di dalam Islam mengajarkan cara pola asuh orang tua terhadap anaknya, dimana orang tua mendidik anaknya agar memiliki akhlak yang baik berdasarkan ajaran yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist untuk terbentuknya generasi yang shalih shalihah.

Hal ini sudah di singgung dalam ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan membentuk akhlak yang baik. Artinya; “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya memperseutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)

Untuk itu, sebagai orang tua / masih calon orang tua ataupun seorang pendidik patutlah kita contoh perilaku Beliau. Berikut saya akan menuliskan beberapa atau metode-metode Parenting Ala Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam. Yaitu sebagai berikut:

1. Menjadi teladan yang baik

Orang tua adalah panutan, bahkan ada yang mengatakan bahwa, pendidikan anak akan di katakana  berhasil apabila pola dalam mengasuh dan mendidik anak benar. Ibarat pepatah mengataan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya (jika pendidik atau pengasuh anak itu baik, maka akan baik pula jadinya anak tersebut), dalam bahasa inggris Like Parents Like Son.

Tumbuh kembang seorang anak akan banyak meneladani karakter orang tuanya. Seperti hadist yang berbunyi, “Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi” .

Dari hadits di atas, sudah gamblang bahwasannya seorang anak akan lebih banyak meneladani orang tuanya, Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam sangatlah mendorong bagi para orang tua agar menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya terutama dalam hal akhlak kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Jika anak-anak itu mendapati orang tuanya berlaku dan berkata jujur, maka anak-anak itu akan hidup dan tumbuh di atas kejujuran, namun begitupun sebaliknya. 

2. Memilih waktu yang tepat untuk memberikan bimbingan. 

Dlam melakukan parenting sebagai orang tua, kita haruslah pintar dan cermat dalam memilih waktu untuk memberikan anak bimbingan, agar apa yang kita berikan membuahkan hasil bagi si anak. Ada 3 waktu yang tepat yang di anjurkan Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam untuk para orang dalam memberikan nasihat dan bimbingan bagi anak-anaknya.

a. Saat berwisata

Saat berwisata adalah waktu yang pas untuk memberikan anak sebuah nasihat dan bimbingan. Karena pada saat itu anak sedang bersenang-senang dan pada waktu itu juga anak merasa sangat dekat dengan orang tuanya, karena seharian mereka menemaninya. 

b. Saat makan

Waktu ini sangatlah rawan, saat anak-anak tak berdaya menahan keinginanya untuk makan. Saat seperti inilah anak biasanya mempunyai perangai yang buruk. Jika kita sebagai orang tua tidak mengetahui hal ini, maka akan sangat bersifat fatal bagi anak, sebagai orang tua kita hendaknya menemani anak jika perlu pangku mereka saat ia makan. Saat itulah anak akan merasa nyaman dengan orang tua dan akan mulai tertarik dengan apa-apa yang dikatakan dan diberikan orang tua. Seperti yang dilakukan Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam dalam sebuah kisah ketika umar bin abi salamah kecil, beliau saat makan berada dipangkuan Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam, saat umar bin abi salamah hendak menyentuh piring makannya, Rasulullah bersabda kepada umar “nak, sebutlah dulu nama Allah Subhanahuwata’ala(membaca basmalah) lalu makanlah dengan tangan kananmu dan ambillah makanan yang terdekat darimu” . Dari kisah di atas, Rasulullah memperlihatkan bahwa, saat makan Beliau memberikan bimbingan kepada umar tentang bagaimana adab yang baik saat makan. 

c. Saat anak sedang sakit

Ketika sedang sakit, orang yang paling sangarpun bisa lembut hatinya, apalagi anak usia dini yang sejatinya lemah dan lembut. Jadi ketika anak sakit memiliki 2 kelembutan hati, yaitu kelembutan hati karena fitrahnya anak dan kelembutan hati yang tercipta karena sedang sakit. Nah saat inilah waktu yang sangat berharga untuk para orang tua membimbing dan mengarahkan serta memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuay oleh anak. Insya Allah anak akan mampu menerimanya dengan baik. 

3. Bersikap adil kepada anak-anak

Bersikap adil terhadap anak anak merupakan hal penting untuk para orang tua ketahui, bukan hanya diketahui, namun dikerjakan dengan baik dan benar. Ketika orang tua terutama ibu dan ayah telah mampu bersikap adil terhadap anak anaknya, Maka orang tua terbsebut telah mampu menjadi orang tua yang bijaksana. Jika orang tua tidak menerapkan keadilan kepada anak anaknya, maka kedepannya anak anaknya akan tumbuh menjadi orang yang iri dan dengki terhadap saudara saudarinya. Ingatkah kisah Nabi Yusuf yang dibuang kesumur oleh saudara saudaranya? Mengapa hal demikian dialami oleh yusuf, karena ayah beliau tidak adil dalam memperlakukan anak anaknya, ayahnya lebih condong memperhatikan nabi yusuf. Nah dari kisah ini, saudara saudara nabi yusuf menyalahkan ayahnya yang kurang memberikan sikap adil kepada anak anaknya

4. Konsisten dalam mendidik anak

Seorang anak memiliki memori yang sangat mudah untuk mengingat apa yang pernah di ungkapkan oleh orang tuanya, ketika orang tua mengatakan A maka anak akan selalu mengingat A. sehingga anak akan membawa kata A yang pernah di sampaikan oleh orang tuanya sampai ia dewasa. Akan tetapi, jika orang tua mengatakan A lalu berubah menjadi B/C, maka seorang anak akan menganggap bahwa apa yang dikatakan orang tuanya itu bisa berubah, lalu seorang anak akan mempermudah/ menggampangkan sikapnya.

5. Mendoakan anak

Orang tua mana yang tidak ingin melihat anaknya baik? Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya terjerumus kedalam keburukan.  Tidak ada pula orang tua yang mendoakan anaknya dengan keburukan. Jika kita telah berusaha, membimbing memberi contoh untuk anak anak kita, hal terakhir yang perlu orang tua lakukan adalah mendoakan anak kita. Semoga apa yang kita ajarkan dan tauladankan dapat memberika kebaikan bagi sang anak. Dan yang perlu orang tua ingat, apa yang keluar dari mulut orang tua merupakan sebuah do’a maka ucapkan kata atau kalimat yang baik agar anak-anak kita menjadi insan yang baik.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Santri dan Maulid Nabi

16 September 2024 - 11:22 WIB

Mengenal Tradisi Endog Endogan dalam Peringatan Maulid Nabi di Banyuwangi

15 September 2024 - 06:11 WIB

Asal Muasal Perayaan Maulid Nabi, Dirayakan Seorang Sultan

15 September 2024 - 06:07 WIB

Tiga Sikap dan Karakter Kiai Indonesia yang Perlu Diketahui

30 Agustus 2024 - 22:31 WIB

Esensi Makna Kiai

30 Agustus 2024 - 22:20 WIB

Anak Muda dalam Membangun Kehidupan yang Toleran: Studi Kasus di Madura

30 Agustus 2024 - 20:51 WIB

Trending di Suara Santri