Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Damai Pedia · 29 Mei 2023 21:03 WIB ·

Cara Pesantren Annuqayah Lubangsa Berikan Atensi Sadar Lingkungan, Sulap Sampah Jadi Berdaya Jual hingga Aksi 3 M


 Cara Pesantren Annuqayah Lubangsa Berikan Atensi Sadar Lingkungan, Sulap Sampah Jadi Berdaya Jual hingga Aksi 3 M Perbesar

Persoalan sampah dinilai dapat mencemari lingkungan, bahkan menjadi sarang penyakit. Tetapi, berbeda dengan yang digagas oleh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Guluk-Guluk, yang memberikan atensi penuh terhadap pengendalian sampah. Baik di lingkungan pesantren itu sendiri maupun di luar.

Bagi pesantren yang berdiri sejak 1887 ini, persoalan sampah sangat penting diperhatikan. Berbagai upaya pengendalian lewat pengolahan hingga daur ulang dilakukan. Sehingga sampah semula tak layak pakai, menjadi layak pakai. Bahkan hasil daur ulang sampahnya yang berupa paving blok dan kerajinan tangan memiliki daya jual.

Menurut Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, Guluk-guluk, Moh. Farid menceritakana proses yang dilakukan dalam memberdayakan sampah ialah melalui pemilahan sampah sesuai dengan jenis dan karakternya dimulai dari kamar santri yang sudah disediakan tempat sampah oleh pengurus kebersihan.

“Santri dibiasakan bertanggung jawab atas sampah yang dilakukan. Pemilahan sampah ini mempermudah melakukan prosesan pengelolaan sampah selanjutnya, seperti karbonasi,  komposter dan pengolahan menjadi paving. Kami sudah tidak lagi menyumbang sampah ke TPA, kami sudah melakukan pengelolaan yang mandiri, bertanggung jawab dan berkelanjutan, dari hasil sampah akhir sampah yang diolah ada yang bernilai ekonomi dan pupuk organic,” katanya saat dikonfirmasi.

Sementara itu, menurut data yang diungkapkan Ketua Pengurus Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri, Guluk-guluk Sumenep Faizatin, setiap harinya pesantren ini menghasilkan sampah sekitar 275,67 kilogram (kg). Dengan rincian sampah residu sebanyak 204,53 kg., sampah plastik daun 24,6 kg., sampah plastik keras: 15,27 kg., sampah kertas 24,12 kg., dan sampah organik 7,15 kg.

“Sampah yang tidak dikelola akan mencemari lingkungan dan akan berpengaruh terhadap kesehatan. Selain itu, semakin banyak sampah yang tidak terkelola tentunya lambat laun tempat pembuatan sampah yang ada akan overload,” ungkapnya, Senin, 29 Mei 2023.

Kondisi ini pun membuat Pesantren Annuqayah Lubangsa harus membiasakan pola hidup para santri minim sampah. Salah satunya dengan penggunaan wadah tidak sekali pakai untuk makan dan minum sehari-hari. Kemudian juga selalu mengampanyekan pentingnya pengendalian sampah di lingkungan pesantren maupun di luar.

“Kami meminimalisir penggunaan plastik daun, baik di dalam maupun di luar komplek dengan menggunakan wadah tidak sekali pakai dan mengkampanyekan pengendalian sampah di lingkungan pesantren maupun dj luar juga,” tambahnya.

Tidak cukup sampai di situ, Pesantren Annuqayah Lubangsa juga mengutus sejumlah santri untuk belajar pengolahan sampah di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Sepulang dari Sekolah Ekologi itu, kemudian dibentuklah Unit Pelaksana Tugas (UPT) Jatian yang fokus mengolah sampah pesantren.

“UPT Jatian ini dimaksudkan untuk mengolah sampah yang dihasilkan santri secara mandiri, bertanggungjawab dan berkelanjutan. Sebagaimana yang telah kami proyeksikan ke depan,” terang Faizatin.

“Bagi kami pengelolaan sampah  sangat penting dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi santri dalam belajar, kebersihan sebagai perwajahan dipesantren dan sebagai bentuk tanggung jawab santri terhadap sampahnya sendiri,” kata Haryadi, Ketua UPT Jatian.

Proses Pengolahan Sampah

Wakil Ketua (Waka) III Pengurus Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri, Eva Yuliana menyebutkan bahwa UPT Jatian ini dikelola oleh 20 orang santri. Terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Transporter, Unit Pilah, Unit Olah dan Unit Karbonasi untuk sampah residu.

“Pemilahan sampah ini dilakukan 2 kali dalam sehari. Pertama pukul 13.00-16.00 WIB dan malam hari dari pukul 21.00-22.30 WIB,” ungkap santriwati yang juga menjadi delegasi Sekolah Ekologi di Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta itu.

Pengurus Koordinator Kebersihan Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri, Siti Shafiyah mengatakan untuk tahap awal, pemilahan sampah dilakukan di masing-masing kamar santriwati berdasarkan jenisnya. Untuk sampah plastik keras disetorkan ke bank botol yang telah disediakan. Kemudian untuk sampah plastik daun ditusuk dan kemudian disetorkan ke pengurus ekologi.

“Adapun sampah plastik daun yang masih layak pakai, akan didaur ulang menjadi kreasi handcraft atau kerajinan tangan. Sementara yang tak layak pakai akan dibawa ke UPT Jatian untuk dikelola,” paparnya.

Untuk sampah residu dan sampah organik, secara rutin akan dijemput oleh transporter UPT Jatian ke pick up point yang telah disediakan setiap pagi dan sore hari. Sedangkan sampah yang belum terpilah dari beberapa sumber sampah lainnya, akan dipilah di papan pilah yang bertempat di UPT Jatian sesuai dengan klasifikasi jenis sampahnya.

Dijelaskan Siti, bahwa sampah residu yang dihasilkan oleh para santri nantinya dijadikan karbonasi. Sampah plastik daun dijadikan paving blok dan kerajinan. Hasil dari kreasi itu nantinya akan diperjualbelikan kepada khalayak sehingga menjadi sumber penghasilan tambahan.

“Dan untuk sampah organik, saat ini kami menjadikannya kompos. Sampah plastik keras kami jual kepada pengepul,” tandasnya.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Duta Damai Santri Jawa Timur Ajak Mahasiswa Unija Sumenep Tolak Paham Radikalisme Terorisme

2 Oktober 2024 - 18:20 WIB

Usai Serah Terima Jabatan, Kepala BNPT RI Komitmen Optimalkan Pencegahan

18 September 2024 - 21:15 WIB

Sejarah UU Pesantren yang Perlu Diketahui Santri

15 September 2024 - 23:05 WIB

Lagi, Ponpes Annuqayah Lubangsa Putri Torehkan Juara Umum Sukarabic Fest VII UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

15 September 2024 - 21:39 WIB

BNPT RI Bentuk Duta Damai Bali, Deputi I: Generasi Muda Benteng Perdamaian di Pulau Dewata

13 September 2024 - 10:04 WIB

Simak Cara Buat Pembalut Kain Ramah Lingkungan ala KKN Universitas Annuqayah

8 September 2024 - 21:07 WIB

Trending di Damai Pedia