Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rakyat Indonesia (RI) menggelar Dialog Kebangsaan dengan Duta Damai Jawa Timur serta Mahasiswa dan Komunitas di Kota Malang pada Senin, (17/03/2023). bertempat di gedung Rektorat lantai 8 Universitas Brawijaya Malang.
Kegiatan tersebut bertemakan ‘Deen Assalam’. yang memiliki arti Agama damai. Dalam arti lain, tema ini sebagai perwujudan perdamaian antar agama untuk mencegah terjadinya pemberontakan, kericuhan dan juga terorisme.
“Arti dari tema yang diangkat dalam dialog ini adalah ‘Agama Damai’, yang artinya semua agama itu sebenarnya membawa nilai-nilai perdamaian, jadi gak ada lagi alasan satu agama dengan agama lain bertengkar, saling ricuh, saling perang dan lain sebagainya,” jelas Prof. Dr. Irfan Idris., M.A selaku Direktur BNPT RI dalam sambutannya.
Adapun pemateri yang mengisi Dialog Kebangsaan ini ialah Drs. Sholehuddin Nasution., M.Si, KASUBDID Pencegahan dan Dr, Mohammad Anas, Dosen Filsafat Univesitas brawijaya Malang, dengan materi yang disampaikan yaitu Wawasan Kebangsaan.
Dalam penyampaiannya, Drs. Sholehuddin menjelaskan bahwa Negara Indonesia bukanlah negara Agama, Namun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ada dasar Negaranya.
Ia juga mengajak para pemuda untuk hadir dan memberikan edukasi perdamain khususnya di dunia maya .
“Mari para pemuda sebagai Agen Off Change hadir untuk memberikan edukasi perdamain dengan cara banyak hal, salah satunya dengan cara mengangkat Local Wusdom daerah kita masing-masing dengan berbentuk Video pendek, konten foto grafis atau lain sebagainya yang menarik dan enak di tonton di dunia maya,” jelasnya.
Sementara Dr. Mohammad Anas, menjelaskan tentang pengertian Toleransi Beragama serta peran pemuda saat ini dalam mengawal toleransi kedepannya.
“Peran pemuda saat ini sangat kita harapkan, karena pemuda saat ini merupakan penerus bangsa di masa yang akan datang,” jelasnya.
Pada Dialog Keabangsaan ini, Duta Damai Santri Jawa Timur hadir dengan mendelegasikan tiga anggotanya, yaitu Ahmad Fuadi Akbar, Moh. Faiq dan Mohammad Haris.
Di sesi dialog dan tanya jawab, Moh. Faiq menyampaikan terkait beberapa kasus intoleransi di negara ini yang masih sering terjadi dan harus segera diselesaika bersama secepatnya.
“Ada beberapa kasus intoleransi yang terjadi dalam rentan waktu yang berdekatan, yaitu kasus penutupan patung Bunda Maria di Kulon Ponorogo, kasus pemecatan anggota DPM di Kampus Uno Aceh dan kasus penyegelan Gereja di Purwakarta, ini bukti masih maraknya kasus intoleransi, tugas BNPT dan kita Bersama bagaimana kasus-kasus seperti ini harus segera di tangani agar tidak lagi terjadi lebih banyak kasus yang lainnya,” jelas Faiq.