Oleh: Erik Setiawan
Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan penuh tekanan, muncul gerakan slow living yang menawarkan cara hidup lebih tenang dan berkesadaran. Dr. Fahruddin Faiz, seorang cendekiawan Muslim dan dosen filsafat, menguraikan konsep slow living sebagai sebuah pendekatan hidup yang mengedepankan kualitas, kesadaran, dan kebermaknaan dalam setiap aspek kehidupan.
Berikut adalah enam konsep slow living menurut Dr. Fahruddin Faiz.
1. Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Dr. Fahruddin Faiz menekankan pentingnya hidup dengan kesadaran penuh. Ini berarti selalu hadir di setiap momen yang kita jalani, tanpa terburu-buru atau terlalu fokus pada masa depan. Kesadaran penuh memungkinkan kita untuk menghargai setiap detik yang berlalu dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Dalam konteks Islam, ini selaras dengan konsep muraqabah, yaitu kesadaran akan pengawasan Allah SWT dalam setiap tindakan.
2. Memilih Prioritas
Slow living mengajak kita untuk menata ulang prioritas dalam hidup. Dr. Fahruddin Faiz mengingatkan bahwa tidak semua yang kita kejar membawa manfaat jangka panjang. Penting untuk mengevaluasi tujuan hidup dan memastikan bahwa apa yang kita lakukan sejalan dengan nilai dan prinsip yang diyakini. Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti berani mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak penting dan lebih fokus pada hal-hal yang mendatangkan kedamaian dan kebahagiaan.
3. Menghargai Proses
Dalam era yang serba instan, Dr. Fahruddin Faiz mengajak kita untuk kembali menghargai proses. Slow living mengajarkan bahwa setiap pencapaian memerlukan waktu dan usaha. Kesabaran dan ketekunan adalah kunci untuk menikmati perjalanan hidup, bukan hanya hasil akhirnya. Dalam ajaran Islam, ini tercermin dalam konsep sabar, di mana umat diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian dan tantangan.
4. Mengurangi Konsumsi Berlebihan
Salah satu aspek penting dari slow living adalah mengurangi konsumsi berlebihan. Dr. Fahruddin Faiz menyoroti bahwa hidup sederhana dan hemat adalah jalan menuju kebahagiaan sejati. Mengurangi konsumsi tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga membantu kita fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Islam mengajarkan zuhud, yaitu hidup sederhana dan tidak terikat oleh kesenangan duniawi yang berlebihan.
5. Koneksi dengan Alam
Dr. Fahruddin Faiz juga menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam. Slow living mengajak kita untuk lebih banyak menghabiskan waktu di alam, menghargai keindahan ciptaan Allah SWT, dan bertanggung jawab menjaga lingkungan. Ini sejalan dengan konsep khalifah fil ardh dalam Islam, yang menempatkan manusia sebagai penjaga dan pelindung bumi.
6. Membangun Hubungan Berkualitas
Terakhir, slow living menekankan pentingnya membangun hubungan yang berkualitas dengan orang lain. Dr. Fahruddin Faiz mengingatkan bahwa dalam kehidupan yang penuh kesibukan, kita sering kali mengabaikan pentingnya komunikasi dan interaksi yang bermakna. Islam menekankan silaturahim, yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama, sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial.
Konsep slow living yang ditawarkan oleh Dr Fahrudin Faiz adalah sebuah pendekatan hidup yang seimbang dan penuh kesadaran.
Ada Quotes menarik dari beliau bahwa ” Hidup ini secara natural sudah pas, jika ada yang tidak pas berarti kamu sendiri yang merusak ritmenya”. Dengan mengutamakan kualitas daripada kuantitas, kita diajak untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan harmonis. Dalam Islam, banyak nilai slow living yang sejalan dengan ajaran agama, seperti kesederhanaan, kesabaran, dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan sejati dalam kehidupan sehari-hari.