Jawa Timur dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan Islam di Indonesia, khususnya melalui lembaga pesantren. Pesantren di Jawa Timur tidak hanya berperan dalam menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga dalam membentuk karakter kebangsaan dan menjaga keutuhan NKRI. Keberhasilan pesantren-pesantren ini tidak lepas dari peran para ulama dan tokoh-tokoh besar yang memimpin dan mengembangkan pendidikan di dalamnya. Beberapa tokoh pesantren di Jawa Timur telah mencatatkan sejarah sebagai pejuang agama, pendidik, serta tokoh bangsa yang kontribusinya terus dikenang hingga saat ini.
1. KH. Hasyim Asy’ari: Pendiri Nahdlatul Ulama dan Pesantren Tebuireng
Salah satu tokoh terkemuka yang tak dapat dipisahkan dari sejarah pesantren di Jawa Timur adalah KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng di Jombang. Pesantren ini didirikan pada tahun 1899 dan segera menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terbesar dan berpengaruh di Indonesia. KH. Hasyim Asy’ari tidak hanya dikenal sebagai ulama besar, tetapi juga sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926, organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berperan penting dalam menjaga tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
KH. Hasyim Asy’ari adalah sosok yang menggabungkan ketegasan dalam berpegang pada ajaran agama dengan kecintaan terhadap tanah air. Beliau sangat berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkannya pada tahun 1945, yang mendorong umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Melalui Pesantren Tebuireng, KH. Hasyim Asy’ari mendidik ribuan santri yang kemudian menjadi ulama, pemimpin masyarakat, dan pejuang bangsa.
2. KH. Wahab Hasbullah: Penggerak Nasionalisme dan Islam Moderat
KH. Abdul Wahab Hasbullah adalah ulama besar yang juga berasal dari Jombang, Jawa Timur. Beliau merupakan salah satu tokoh penting di balik berdirinya Nahdlatul Ulama bersama KH. Hasyim Asy’ari. Selain itu, KH. Wahab Hasbullah juga dikenal sebagai pendiri pesantren yang kini menjadi salah satu pesantren berpengaruh, yaitu Pesantren Tambakberas.
KH. Wahab Hasbullah memainkan peran penting dalam memadukan nilai-nilai keislaman dengan semangat kebangsaan. Beliau merupakan pionir dalam memperjuangkan pemikiran Islam moderat, yang menghargai pluralitas dan kebhinekaan Indonesia. Melalui pesantren dan kiprahnya di NU, KH. Wahab Hasbullah menanamkan pentingnya pendidikan Islam yang terbuka, toleran, serta mengedepankan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan).
3. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur): Pembaharu Islam dan Pemimpin Bangsa
KH. Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, adalah tokoh pesantren asal Jawa Timur yang namanya tidak hanya terkenal di kalangan santri, tetapi juga di kancah nasional dan internasional. Gus Dur adalah putra KH. Wahid Hasyim dan cucu KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Beliau memimpin NU sebagai Ketua Umum dari 1984 hingga 1999 dan kemudian menjadi Presiden ke-4 Republik Indonesia pada tahun 1999.
Sebagai seorang santri dan pemimpin, Gus Dur dikenal karena pemikirannya yang progresif, humanis, dan inklusif. Beliau adalah tokoh yang memperjuangkan demokrasi, pluralisme, dan hak asasi manusia di Indonesia. Gus Dur membawa pesan bahwa Islam harus dipahami sebagai agama yang menghormati perbedaan dan keadilan sosial. Ia juga menekankan pentingnya menjaga tradisi pesantren sambil membuka ruang bagi pembaruan dalam pendidikan Islam.
Gus Dur sering kali dianggap sebagai jembatan antara nilai-nilai Islam tradisional dan modernitas, serta antara pesantren dengan masyarakat umum. Kepemimpinan dan pemikirannya menginspirasi banyak kalangan, baik di dalam maupun luar negeri, dan hingga kini tetap dihormati sebagai salah satu ulama besar yang memperjuangkan Islam yang damai dan toleran.
4. KH. Ahmad Siddiq: Penggagas Ukhuwah Islamiyah di NU
KH. Ahmad Siddiq merupakan tokoh penting lainnya dari Jawa Timur, yang lahir di Jember. Beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki pemahaman mendalam tentang Islam moderat dan merupakan salah satu penggagas konsep “Ukhuwah Islamiyah” yang kemudian diresmikan oleh Nahdlatul Ulama sebagai landasan pemikiran organisasi.
KH. Ahmad Siddiq sangat berperan dalam menguatkan konsep bahwa Islam harus dipraktikkan dengan penuh cinta, toleransi, dan perdamaian. Dalam pandangannya, ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah adalah tiga pilar penting yang harus selalu dipegang oleh umat Islam, khususnya di Indonesia. Melalui pemikiran ini, beliau ikut menjaga harmoni di tengah keberagaman Indonesia dan memperkuat posisi NU sebagai organisasi yang mendorong Islam moderat.
5. KH. Bisri Syansuri: Ulama Fikih dan Pengasuh Pesantren Denanyar
KH. Bisri Syansuri adalah salah satu ulama besar yang berasal dari Denanyar, Jombang. Beliau adalah ahli fikih yang mendalam, dan menjadi salah satu kiai yang sangat dihormati di kalangan pesantren. KH. Bisri Syansuri juga terlibat aktif dalam pendirian Nahdlatul Ulama bersama KH. Hasyim Asy’ari, dan menjadi ulama rujukan dalam persoalan-persoalan fikih di kalangan NU.
KH. Bisri Syansuri mendirikan Pesantren Denanyar, yang hingga kini menjadi salah satu pusat pendidikan Islam di Jawa Timur. Sebagai ulama yang sangat berpegang teguh pada ajaran Islam, KH. Bisri Syansuri juga aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan berperan penting dalam berbagai diskusi kebangsaan yang melibatkan ulama pada masa awal kemerdekaan.
Tokoh-tokoh pesantren di Jawa Timur memiliki kontribusi yang luar biasa, tidak hanya dalam pengembangan pendidikan Islam tetapi juga dalam pembentukan karakter bangsa. Melalui pesantren, mereka mendidik generasi muda agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, berilmu, dan cinta tanah air. Pemikiran dan perjuangan mereka dalam memperjuangkan Islam moderat, toleransi, dan kebangsaan masih relevan hingga saat ini dan terus menginspirasi umat Islam di Indonesia. Pesantren di Jawa Timur, yang diasuh oleh para tokoh ini, akan terus menjadi benteng moral dan spiritual bagi bangsa Indonesia, sekaligus menjadi pusat pendidikan yang melahirkan ulama dan pemimpin yang cinta damai dan berkeadilan.