Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 3 Jun 2024 13:14 WIB ·

4 Langkah – Langkah Mencegah Kekerasan Generasi Muda di Sekolah, Komunikasi Baik Kuncinya


 4 Langkah – Langkah Mencegah Kekerasan Generasi Muda di Sekolah, Komunikasi Baik Kuncinya Perbesar

Oleh: Abdul Warits

Kekerasan di lingkungan sekolah menjadi sesuatu hal yang mengerikan di dalam dunia pendidikan. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kekerasan pada generasi remaja dan anak-anak yang ada di lingkungan sekolah. Karena tidak bisa dimungkiri, sekolah bisa menjadi tempat untuk menyemai generasi muda meski harus diwaspadai beberapa kekerasan yang ada di dalamnya seperti kekerasan fisik, pelecehan hingga mengakibatkan trauma terhadap psikologi bahkan bisa terjadi pelecehan seksual pada anak-anak.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 tips dalam mencegah kekerasan di kalangan generasi muda yang terjadi di sekolah.

  1. Berikan Pengetahuan Tentang Bagaimana Cara Melindungi Diri

Kejahatan fisik atau seksual kerap terjadi saat anak tidak dalam pengawasan orangtua. Oleh karena itu orangtua perlu mengajarkan terlebih dahulu bagaimana cara menghadapi situasi yang membuat anak tidak nyaman. Seperti anak dapat berteriak, lari meninggalkan tempat kejadian dan lain lain. Berikan juga pengertian kepada anak bahwa mereka harus menceritakan apa pun yang terjadi pada dirinya, bangun kedekatan antara orangtua dan anak.

  1. Pendidikan Budi Pekerti

Kekerasan pada anak dapat terjadi oleh siapa saja, termasuk teman sendiri. Tentu saja, untuk mencegah suatu kekerasan kita perlu memperbaiki dari akar permasalahannya. Kita harus memaksimalkan pendidikan budi pekerti baik di rumah maupun di sekolah, karena sampai saat ini masih banyak sekolah yang hanya fokus di bidang akademik tetapi mengesampingkan pendidikan moral.

  1. Maksimalkan Peran Sekolah

Sekolah harus memiliki fungsi kontrol sosial, yakni sekolah memiliki assessment (penilaian) terhadap perilaku anak. Sekolah juga harus menggagas aktivitas-aktivitas internal sekolah yang bersifat positif, memfasilitasi aktivitas orangtua siswa dan siswa minimal setahun sekali seperti yang diterapkan sekolah-sekolah di Jepang. Sekolah juga bisa membentuk petugas breaktime watch dari kalangan pengurus sekolah yang bertugas berkeliling dan memantau kegiatan siswa.

  1. Bangun komunikasi yang baik dengan anak

Banyak sekali contoh kasus saat anak mengalami kekerasan mereka malah menjadi tertutup den: an siapa pun, termasuk pada orangtuanya sendiri. Untuk itu, penting bagi orangtua membiasakan komunikasi yang baik dengan anak agar anak memiliki kepercayaan pada orangtua untuk menceritakan apa pun yang terjadi pada dirinya.

Bercerita adalah bekal penting bagi anak untuk belajar mengungkapkan perasaannya, dan itu harus dimulai dari keluarga. Biasakan untuk selalu bertanya kepada anak apa saja yang terjadi hari ini di sekolah atau siapa teman yang paling dekat dengannya. Tanyakan juga apabila Smart Parents mengamati perubahan perilaku yang aneh pada diri anak, dan dengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mengatasi Bullying di Lingkungan Pendidikan: Menciptakan Ruang Belajar yang Inklusif

30 Mei 2024 - 20:30 WIB

Nilai-nilai Kearifan Lokal Pesantren dan Tantang Moderasi Beragama di Era Global

30 Mei 2024 - 20:28 WIB

Melihat Keragaman Budaya Indonesia

30 Mei 2024 - 20:22 WIB

Biografi Imam Abu Hasan Al-Asyari

27 Mei 2024 - 22:39 WIB

Sejarah Perkembangan Asy’ariyah

26 Mei 2024 - 22:36 WIB

Pesantren dan Bullying dalam Kacamata Agama

26 Mei 2024 - 13:00 WIB

Trending di Kontra Narasi