Kehilangan Keduanya
Kita pernah amat dekat
Bahkan tanpa sekat
Seolah dunia hanya berputar pada kita
Mengukir segala kisah cinta asmara
Namun hanya dalam setahun kau berubah
Menjemput seorang gadis yang ternyata sahabatku
Membawanya tepat di depan mataku
Menggenggam tangannya seolah kau sangat bangga
Padahal kau tak lebih dari sekedar lelaki sampah
Ulahmu merusak pertemananku dengannya
Kehilanganmu dan juga sahabatku
Tak apa, sungguh
Sudahlah! Kau harus lebih bahagia
Medan 2023
Mendua
Janjimu untuk tetap menemani
Tetapi bukti bahwa kau mendua, tak bisa dipungkiri
Aku tersenyum bodoh
Menggeleng tak percaya, tapi nyata
Gadis jangkung berambut panjang, berkaki jenjang
Mampu merebutmu dariku, yang berkaki pendek
Sungguh lelucon hidup
Tak dapat ditebak
Di sebuah kamar
Dalam dekap tangis pilu membara
Aku menuangkan segala amarah, tapi
Akan ku pastikan ini tangisku yang terakhir untukmu!
Medan 2023
Indah tapi luka
Berada dirumah yang tak seperti rumah
Pulang tetapi tidak juga
Hampa menguasai kalbu
Lara menjadi satu
Kepingan masa lalu membekas di ingatan
Membabat habis harapan
Sebab semua kebahagiaan tak lagi bertandang
Medan 2023
Surat perpisahan
Birunya langit memancar
Putihnya awan berkilau
Menulis surat perpisahan
Serupa kamatian yang digariskan
Air mata mengalir di pipiku
Menetas menetes membasahi lembar demi lembar surat itu
Setelah gagal menangkal gigil di tubuku
Kini rasa itu akan menenggelamkanku pada jurang kepedihan
Mengusut tuntas segala harapan yang lama mendekam
Serta menghidangkan perih yang akan kurawat berbulan-bulan.
Medan 2023
*Mahasiswa Unisersitas Negeri Medan, ia mengambil jurusan sastra indonesia, beberapa tulisannya pernah dibukukan dalam ajang lomba cipta puisi tingkat nasional.